Waktu Bukan Penyembuh Luka, Hanya Membuat Kita Terbiasa

Tiba juga kita di pengujung tahun. Waktu berjalan begitu cepat. Rasanya baru kemarin kita menikmati kembang api bersama. Melakukan bakar-bakar menikmati detik-detik pergantian tahun. Merenungi apa saja yang telah terlewatkan sepanjang tahun ini…dan luka yang masih saja belum kering.

Banyak orang mengatakan waktu adalah obat terbaik dalam menyembuhkan luka. Lantas, bagaimana dengan anak kecil yang baru saja terjatuh kemudian dapat bermain kembali? Seolah-olah ia baik-baik saja padahal lukanya masih belum kering. Melupakan rasa sakit yang baru saja ia alami.

Menurut penulis waktu bukanlah penyembuh luka. Bukan juga obat penghilang rasa sakit. Waktu hanya sebuah wadah agar manusia yang merasa sakit terbiasa akan rasa sakit yang ia rasakan. Belajar, terlatih, dan akhirnya tahu apakah yang membuat manusia terbiasa menghadapi rasa sakit dengan baik.

Dulu, ada seorang perempuan pernah merasakan sakit yang membuatnya takut untuk melakukan hal yang sama. Takut akan terluka dan harus menyembuhkan lukanya kembali. Padahal tanpa sadar waktu yang membuat dia mengenal luka lebih banyak. Waktu juga yang membimbing dia lebih kuat menerima luka. 

Hingga beberapa tahun kemudian perempuan tersebut tersadar dan paham bahwa luka bukan untuk ditakuti. Luka bukan juga sesuatu yang selalu berdampak buruk bagi dirinya ataupun orang lain. Waktu mengajarkan ia bahwa luka dan rasa sakit adalah sesuatu yang harus ia hadapi, lalu ia akan mulai terlatih dan terbiasa akan rasa sakit dan kemudian ia akan tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengurangi rasa sakit tersebut.

Yang dirasakan oleh anak kecil pada masa pertumbuhannya pun sama. Dia akan terbiasa merasakan luka untuk memenuhi ingin rasa tahunya. Sekali dua kali menangis, mengadu kepada orang tua adalah hal biasa. Lazim-lazim saja hal ini dialami oleh anak-anak dalam masa perkembangan.

Yang menjadi poinnya adalah dari sana ia belajar bahwa akibat luka yang ia rasakan, ia dapat melakukan hal baru yang membuat rasa ingin tahunya terpenuhi. Pengetahuan dan pembelajaran yang ia dapatkan akan lebih banyak. Hingga rasa sakit itu tertutupi oleh rasa bahagia yang baru ia dapatkan.

Banyak hal di dunia ini yang tidak bisa kita kendalikan. Semakin bertambah dewasa, rasa sakit juga akan terus berdatangan. Ibarat kertas yang telah tercoret tinta. Kita tidak bisa memaksanya untuk benar-benar hilang karena hanya akan merusak kertas tersebut. Maka bukalah lembaran baru dengan versi terbarumu. Karena waktu telah mengajarkanmu bahwa luka tidak akan sembuh tanpa bekas, tetapi menjadi versi lebih baik dari versi baik sebelumnya. 

Selamat tinggal tahun yang penuh suka duka dan selamat datang tahun yang penuh perjuangan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini