Di dunia ini, setiap orang memiliki mimpi. Mimpi tidak hanya dimiliki oleh anak-anak maupun orang dewasa, mimpi dapat dimiliki oleh setiap orang dari kalangan manapun. Mimpi merupakan harapan dan keinginan di masa mendatang, namun, bukan berarti mimpi hanya berupa pekerjaan yang diinginkan. Mimpi juga dapat berupa pencapaian, relasi, atau benda yang diingini.
Berbicara soal mimpi, apa mimpimu saat masih duduk di bangku SD? Dan apakah kamu sudah berhasil mewujudkannya? Ataukah mimpimu sudah berubah seiring bertambahnya usia?
Ingatkah kamu akan akan temanmu atau bahkan dirimu yang dulu bermimpi menjadi dokter? Sebagian besar anak kecil bermimpi menjadi dokter. Sebenarnya menjadi dokter bukanlah mimpi yang buruk. Membantu sesama dengan menjadi dokter tentu merupakan perbuatan yang mulia bukan? Sebagian dari anak-anak itu pada akhirnya berhasil mewujudkan mimpi masa kecil mereka. Sebagiannya lagi mengubah mimpi mereka, sehingga pada akhirnya, mereka tidak mewujudkan mimpi masa kecil mereka, dan sebenarnya itu bukanlah sesuatu yang negatif.
Mimpi masa kecil memang akan cenderung berubah ketika usia bertambah karena kesadaran akan kemampuan yang dimiliki, dan kegemaran. Dan sebagian lagi, mengubah pilihan mereka karena tuntutan dari orang tua atau lingkungan.Â
Teman-teman, tentu saja kita semua tau bahwa orang tua menginginkan yang terbaik untuk kita. Tapi, seringkali yang terbaik untuk orang tua bukanlah yang terbaik untuk kita. Yang terbaik untuk orang tua terkadang membuat kita berhenti untuk bermimpi, dan berhenti untuk mewujudkan mimpi.Â
Saat masih kecil, dunia tari dan dunia seni selalu dapat menarik perhatianku. Maka dari itu, tidak heran aku bermimpi untuk menjadi penari. Selain penari, beberapa mimpi juga sering lalu lalang dalam masa pertumbuhanku. Penulis, model, aktris, pelukis, penyanyi, semua profesi itu pernah menjadi bagian dari mimpiku. Perasaan berada di atas panggung dan menunjukkan bakat yang kumiliki untuk menghibur para penonton selalu membuatku merasa bahagia.
Lantas, apakah mimpiku kini berubah? Jawabannya adalah ya dan tidak. Ya, diusiaku yang ke 17 tahun, ada beberapa mimpi yang berubah seiring bertambahnya usia karena kesadaran diri akan kemampuanku. Tapi, tidak, karena masih ada beberapa profesi yang menjadi mimpiku hingga sekarang. Menjadi penari dan aktris masih menjadi pekerjaan yang masih ingin kulakukan bahkan setelah lebih dari 10 tahun berlalu.
Memiliki pekerjaan di dunia hiburan bukan merupakan sesuatu yang orang tuaku ingini. Mereka berharap bahwa aku memiliki pekerjaan yang tetap di kemudian hari, dan aku dapat mengerti akan kekhawatiran mereka. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk mengikuti mimpi dan kegemaranku yang lain, yaitu psikologi.
Mempelajari segala sesuatu tentang pikiran manusia mulai menarik perhatianku di masa SMA, dan keinginanku untuk membantu orang lain dapat juga disalurkan dengan mempelajari psikologi, yaitu menjadi psikolog, konselor, atau terapis di kemudian hari.Â
Akan tetapi, apakah itu berarti aku akan melepaskan mimpiku untuk berada di atas panggung besar menjadi penari atau aktris? Tentu saja tidak. Meski memilih jalan yang berbeda nantinya, aku tetap dapat mengejar mimpiku yang lain. Hanya karena aku memilih untuk belajar tentang psikologi, bukan berarti aku tidak dapat mengikuti kursus dan komunitas, bukan?
Teman-teman, mimpi tidak dikejar dengan 1 cara, melainkan banyak cara. Hanya karena ada 1 penghalang di salah satu jalan, bukan berarti kalian tidak dapat melanjutkan perjalanan kalian mengejar mimpi di jalan yang lain. Selain itu, jangan jadikan orang disekitar kalian hambatan dalam mengejar mimpi.
Ini adalah hidup kalian, kalian tau apa yang terbaik untuk diri kalian, lakukan apa yang dapat membuat kalian bahagia. Tentu saja kalian juga harus mendengar pendapat orang lain, tapi pendapat mereka pun harus kalian saring dan pikirkan baik-baik. Ambil baiknya, buang buruknya.Â
Ingatlah untuk berani bermimpi, tapi yang lebih penting adalah #BeraniWujudkanMimpi.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”