#BeraniWujudkanMimpi-Kegagalan Bukan Berarti Kalah dan Terganti Bukan Berarti Berhenti.

Saya bernama Selvia biasa dipanggil Via, berasal dari salah satu ibukota di Kalimantan Selatan yaitu Banjarmasin. seorang perempuan yang dibesarkan dari kerasnya kehidupan semenjak kecil. Terbentur dengan kerasnya ekonomi dan lingkungan bukan lagi hal yang asing. Berdagang sejak kecil sudah saya jalani, dituntut oleh keadaan yang menyadarkan bahwa hidup adalah perjuangan hebat. Di-bully karena kekurangan fisik dan ekonomi sudah saya telan pahit dalam hidup saya, saya perempuan yang bersikeras ketika memiliki impian sesulit apapun untuk mendapatkan.

Pada Tahun 2018 bulan mei saya dinyatakan lulus SMA di salah satu SMA favorit di Kota Banjarmasin, dengan nilai yang dibilang tidak cukup baik. saya punya impian yang sangat besar dalam hidup saya yaitu berkuliah di salah satu Universitas Ternama di salah satu Universitas di Pulau Jawa, pada saat itu saya berkeinginan bisa berkuliah di Universitas Padjajaran di salah satu jurusan favorit dan banyak peminatnya, yaitu Ilmu Kelautan dan Ilmu Pemerintahan.

Hari itu setelah kelulusan selang berapa hari saya mendaftar SBMPTN, saya memilih Universitas yang saya impikan pada pilihan pertama dan kedua, namun saya masuk di salah satu Universitas di Banjarmasin pada pilihan ketiga yaitu jurusan Hukum. Saya tetep bersikeras agar bisa kuliah di salah satu Universitas di pulau Jawa, dan saya berkeputusan tidak menerima pilihan itu. Walaupun saya sudah membuat satu bangku impian orang di luar sana.

Air mata jatuh dan saya berdoa pada Tuhan agar diberikan jalan yang terbaik. Beberapa hari kemudian saya membulatkan tekad saya dengan izin orang tua dan sendirian pergi ke Kota besar di salah satu pulau Jawa yaitu Bandung dengan hasil tabungan saya selama sekolah. Tanpa ada ketakutan sedikitpun dalam diri saya menginjakkan kaki di salah satu Kota besar tersebut, tanpa ada keluarga maupun teman dan merupakan pengalaman pertama kali saya menaiki pesawat terbang. Yul #BeraniWujudkanMimpi.

Pada saat itu yang ada di pikiran saya hanya bisa berkuliah dan mewujudkan mimpi besar saya. Setibanya di Bandung saya menaiki ojek dan menuju kos-kos terdekat di Universitas Padjajaran Jatinangor. Dengan uang seadanya untuk makan bahkan sering uang saya hanya sedikit untuk makan saya menyisakan makanan siang juga untuk malam, sampai akhirnya pada 2019 saya terkena asam lambung.

Selama di Bandung saya belajar dengan keras untuk bisa diterima di jalur Mandiri Universitas Padjajaran. Hari itu tiba tepatnya pada bulan Juli saya mengikuti Mandiri Universitas Padjajaran sampai akhirnya pengumuman pun tiba Saya harus menelan lagi pahitnya kegagalan. Saya sudah menyerah saat itu dan pulang kembali pada bulan Agustus ke Kota Banjarmasin dengan membawa kegagalan, Orang tua saya selalu menguatkan saya agar terus berjuang.

Selama pulang ke Kota Banjarmasin saya memutuskan untuk bekerja dan menabung agar bisa pergi ke Bandung untuk kedua kalinya, saya tetap bertekad agar bisa kuliah di salah satu Universitas di Pulau Jawa dan tepat pada bulan september saya pergi ke Bandung lagi dengan hasil kerja saya selama satu bulan di Kota Banjarmasin dan uang tambahan dari Orang Tua.

Untuk kedua kalinya saya pergi sendiri namun tidak langsung pergi ke kota Bandung karena pada saat itu Tiket pesawat untuk langsung menuju Bandung mahal, saya memutuskan untuk ke Jakarta karena pada saat itu tiket ke Kota Jakarta 500ribu dan saya menaiki kereta agar bisa sampai ke Bandung,  sebelumnya saya tidak pernah sama sekali pergi ke Kota besar Jakarta hanya dengan tekad tanpa ada rasa takut. Setibanya di Bandung saya mencari Kos di sekitar salah satu Universitas Pasundan, tepatnya di dekat Taman sari.

Hari menjelang senja saya pun hanya membawa uang 900 ribu. Satu persatu kos saya datangi namun mereka meminta satu tahun sewa, dan harga paling murah 900 ribu bahkan satu juta. Sayapun duduk di tangga berpikir kenapa saya selalu gagal dan terus gagal sampai saya meneteskan air mata dengan keadaan yang harus membuat saya memperjuangkan mimpi besar saya. Setelah berjalan kaki cukup jauh saya mendapatkan kos dengan harga 750 ribu dan tempatnya tidak terlalu besar.

Setelah beberapa hari tiba di Bandung, Saya mencari kerja di salah satu pasar di Kota Bandung namun tidak ada yang menerima saya. Pada saat tes pun tiba , tes dan wawancara. Hari itu saya sangat gugup sekali karena saya tahu yang diterima nantinya hanya 40 orang dari ratusan peserta yang melalui jalur beasiswa.

Hari pengumuman pun tiba, saya harus menerima kegagalan untuk berkali-kalinya dan saya pun pergi ke taman Asia Afrika di Bandung tepat di atas penyebrangan jalan yang sering disebut JPO saya pun menangis. Namun saya tidak menyerah saya tetap memutuskan untuk mendaftar di Telkom University Bandung, serta Universitas dengan jurusan Manajemen Transportasi dan Rekrutmen BUMN namun lagi-lagi saya gagal.

Saya pun pulang ke Kota Banjarmasin sudah banyak kegagalan yang saya dapatkan dan menjadi sebuah pengalaman. Saya tidak mengubur mimpi saya hanya tertunda, saya percaya dengan rencana Tuhan yang jauh lebih Indah. Saya belajar dengan sungguh-sungguh agar bisa lulus di tahun 2019.

Pada tahun 2019 saya pun tidak lagi mengambil Universitas di Pulau Jawa, Saya   mengambil Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Administrasi Publik di Universitas Lambung Mangkurat, melalui jalur SBMPTN dan untuk kesekian kalinya saya harus gagal. Saya tidak pantang menyerah agar bisa berkuliah, Saya mendaftar lagi namun melalui jalur mandiri ditemani orang tua yang selalu mendukung saya. Pengumuman pun tiba dan saya diterima di Universitas Lambung Mangkurat Jurusan Ilmu Pemerintahan dengan Beasiswa.

Walaupun saya tidak dapat berkuliah di Universitas Pulau Jawa namun ini rencana indah Tuhan dan suatu saat saya bisa berkuliah S2 di Universitas ternama di Pulau Jawa atau mungkin di Luar Negeri Eropa yaitu Prancis.