Belajar Bijak Menyalurkan Emosi di Sosial Media. Stop Kebiasaan Nyinyir dan Hate Comment di Sana

Bijak salurkan emosi di sosial media

Zaman sekarang pengguna sosial media semakin bertebaran dimana-mana. Merupakan wajib hukumnya memiliki akun sosial media. Selain ingin dianggap kekinian, bisa update sesukanya, follow idola kesayangan, belanja online atau sekedar stalking hehehe. Kalau kita liat di tempat umum, di dalam transportasi publik, rumah, kampus, kantor dan lainnya, pasti semua mata dan tangan tidak lepas dari layar gadget di tangan. Bahkan di saat sedang berkumpul bersama pun masih aja pusat perhatian tertuju pada gadget ya, membuka sosmed dan meng-update-nya jika ada hal baru yang mau ditunjukkan kepada para followers.

Advertisement

Menurut saya sharing/update di sosial media itu sah-sah aja untuk dilakukan. Toh, memang di jaman serba digital dengan teknologi yang lebih maju ini sudah tidak nge-trend lagi berkirim surat/fax sebagai alat komunikasi. Sekarang kapanpun, di manapun kamu ingin menyapa teman atau teman lamamu yang sudah lama tak berjumpa, kamu tinggal pergi ke akun sosial medianya dan menyapa dia dari sana. Atau lewat WhatsApp, Telegram, dan lain-lainnya. Sesederhana itu.

Selain bisa update status, photo, location di sosial media ternyata sekarang banyak sekali orang-orang yang menggunakan sosial media sebagai sarana untuk meluapkan keluh kesah dan amarah. Pasti di antara kalian atau teman-teman kalian ada yang pernah marah-marah di sosmed? Menyindir atau saling sindir? Zaman sekarang sudah sangat berubah sehingga apapun dilakukan lewat sosmed, termasuk meluapkan amarah. Ada miskomunikasi dikit, update status. Ada opini yang berbeda denganmu, update status. Ada preferensi politik yang berbeda, update status. Ada yang ga puas dengan pelayanan suatu brand, update status. Ada yang sirik sama kebahagiaan orang lain, update status. Ada yang lagi galau, putus cinta, dikhianati teman, update status juga. 

Rasa-rasanya komunikasi verbal secara langsung mulai berkurang dikarenakan lebih gampang mengambil gadget lalu memposting keluh kesah mereka. Bagi sebagian orang terasa asik aja bisa meluapkan amarah di sosmed, “Biar semua orang tahu!” begitu katanya. Atau “Biar dia baca!” padahal seringkali orang yang disindir malah ga nyadar hahahaha. Sia-sia lah tulisan sindiranmu di sosmed, yang ada malah kamu malu sendiri update-an kemarahanmu diliatin banyak orang. 

Advertisement

Mereka akan berpikir kalau kamu itu gila, caper, cari simpati, bocah dan lain sebagainya. Sungguh kekanak-kanakan masih suka meng-update status/postingan penuh sindiran ketika hal yang seharusnya kamu lakukan ketika merasa kesal ataupun marah adalah letakkan gadget-mu dan ajaklah orang yang bersangkutan untuk bertemu dan berbicara dua arah sama dia. Atau kalau nggak berani ketemuan, bisa kok ngomong langsung lewat WhatsApp atau email. Yang penting lebih baik langsung japri aja, jangan di platform yang jelas-jelas semua orang bisa liat. Ini bisa melatih pola komunikasi kamu supaya bisa berkomunikasi dengan sehat.

Banyak alasan mengapa orang-orang suka menggunakan sosmed sebagai sarana penyaluran kekesalan/amarah. Selain biar dilihat banyak orang, untuk cari perhatian & simpati atau kepuasan sendiri bisa menyindir orang. Ada juga orang yang sangat pengecut/pecundang dan tidak suka konfrontasi di dunia nyata sehingga dia takut untuk mengkomunikasikan perasaannya secara langsung dan to the point, sehingga dia lebih memilih beralih ke sosmed untuk melepaskan uneg-unegnya. 

Advertisement

Alih-alih membantu menyelesaikan masalah, yang terjadi adalah jika orang yang disindir nyadar, biasanya akan terjadi saling balas sindir menyindir. Jika tipe orangnya to the point, mungkin dia akan langsung mengajakmu ketemu atau ngomong langsung. Ada kasus dimana terjadi baku hantam di dunia nyata hanya karena perkara update-an status.

Intinya komunikasi yang baik dan benar itu adalah ketika kamu bisa menyalurkan pendapat/opini, amarah/uneg-uneg secara gamblang, langsung to the point ke pihak yang bersangkutan. Itu juga menunjukkan seberapa dewasanya dan pemberaninya kamu dalam menyalurkan kemarahan, mengatasi dan menghadapi masalah. Dan juga yang paling penting seberapa bagusnya interpersonal skill kamu bisa diukur dari pola komunikasi kamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis jadi-jadian. Introvert. Burung hantu

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE