Ceritaku Mengenal Fakta Bahasa Bermula dari Perjumpaan dengan Teman Lama

Hidup ini terkadang selucu itu memang dan tak terprediksikan. Malah kadang banyak hal yg sepertinya mustahil dilakukan tapi menjadi kenyataan. Siapa yang mengira jika dari lika-liku ku berkutat dengan skripsi atau tugas akhir akhirnya banyak cerita yang tak terduga.

Advertisement

Bisa dibayangkan semester sembilan, saat sedang mengalami kebuntuan dalam menjalankan penelitian. Entah sekedar pelarian atau obat penawar dari kejenuhan, aku yang berada pada fase bimbang memutuskan untuk rehat sejenak dari rutinitas laboratorium. Kalau tidak salah ingat, hal ini terjadi di tahun 2011-2012.

Di suatu ketika saat sedang di persimpangan jalan, tiba-tiba saja aku bertemu dengan seorang teman lama. Setelah bertanya kabar padanya dan hendak pergi kemana, ia lalu bercerita tentang kesibukannya sekarang. Kebetulan kami kuliah di kampus yang sama, hanya berbeda tingkat dan fakultas saja.

Aku yang tadinya bermuram durja mendadak jadi termotivasi kembali begitu mendengar ceritanya. Selidik punya selidik rupanya ia sedang giat-giatnya mengikuti sebuah wadah yang mempertemukan anak muda yang hobi bercakap bahasa asing. Lalu dia mengajakku untuk melihat sendiri ke TKP dan pelan-pelan memperkenalkan seperti apa seluk beluk kegiatannya.

Advertisement

Tak butuh waktu yang lama meyakinkanku untuk ikut ajakannya, karena begitu mendengar kata bahasa saja aku langsung antusias. Karena sejujurnya sejak duduk di bangku sekolah, aku pun menyenangi betul pelajaran bahasa. Sebut saja nama perkumpulannya dengan komunitas Fakta Bahasa. Banyak bahasa yang bisa dipelajari di sana mulai dari bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Rusia, Spanyol, Arab, India, Mandarin dan Jepang. Bahkan yang masih awam di telinga bahasa Esperanto.

Sepintas lalu saat melihat sendiri bagaimana proses belajar mengajarnya pun tidak kaku dan seformal itu. Materi yang disampaikan tidak melulu tentang tata bahasa saja tapi juga kosakata yang diperkaya dan banyak cerita tentang kebudayaan di negaranya.

Advertisement

Tak disangka untuk lokasinya sendiri sudah tersebar di beberapa regional. Dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang hingga ke Bekasi. Padahal bukan lembaga kursus atau pelatihan berbayar tapi kegiatan ini banyak mendapat sambutan terutama anak-anak muda pada masing-masing area.

Pengajarnya sendiri berasal dari banyak latar belakang dan disiplin ilmu. Ada yang masih berkuliah dan telah lulus dari jurusan Sastra dan Hubungan Internasional, ada juga yang sudah mulai bekerja. Beberapa kebetulan pernah juga tinggal di negara-negara benua Asia, Eropa dan Amerika bersama dengan orang tuanya yang sedang bertugas di sana.

Mereka rela untuk tidak dibayar sepeser pun lho karena memang tujuannya semata-mata sukarela sebatas menjadi relawan saja. Asalkan modul yang dibahas dapat bermanfaat bagi para pesertanya mereka sudah bahagia. Justru dengan menjadi tutor atau mentor, kemahiran bahasa mereka bakal lebih baik lagi.

Sayangnya ketika itu belum berjumpa dengan Sobat IndiHome. Kalau saja sudah lebih dulu ada, pastilah sudah langsung ku daftarkan komunitas bercakap bahasa asing tersebut. Banyak kegiatan yang kami lakukan akan didukung sepenuhnya oleh SOBI, sapaan akrab sesama anggota. Terlebih dengan adanya fitur CMS. Banyak konten positif yang bisa disebarkan dan dapat diakses secara lebih luas. Agar banyak orang tahu, ternyata ada lho sekumpulan anak-anak muda yang punya inisiatif dengan modal dengkul dan power of mouth saja menciptakan sebuah kegiatan berfaedah.

Maklum saja pada era tersebut penggunaan sosial media belum sepopuler jaman now dan koneksi internet juga belumlah stabil seperti sekarang. Untuk urusan jaringan komunikasi (jarkom) masih sebatas via SMS dan WhatsApp saja. Belum lagi gawai yang kita miliki pun masih terbatas.

Setahun berselang, kegiatan ini pun akhirnya terpaksa dorman atau mati suri. Sebetulnya di beberapa regional masih aktif dijalankan namun di beberapa tempat terpaksa harus dihentikan karena terbentur lokasi mengajar, kurangnya sumber daya dan kesibukan para tutornya. Belum lagi tidak adanya regenerasi yang ingin merelakan waktunya untuk menjadi tutor.

Saat itu pun aku yang kebetulan sudah diultimatum oleh pihak pembimbing dan Ka Prodi mau tidak mau disibukkan dengan penelitian dan penyusunan skripsi. Akhirnya harus kembali ke kampus. Ketika ada rasa rindu yang tertaut, informasi dan berita terbaru mengenai Fakta Bahasa hanya bisa ku pantau melalui kanal Twitter saja.

Waktu cepat sekali berlalu. Hampir sewindu lamanya ku tak pernah menjumpai teman-teman peserta dan tutor dari FaBa (Fakta Bahasa). Jangankan bertatap muka, untuk saling sapa di sosial media sekalipun tidak. Itu artinya sudah sekian puluh purnama kita tidak bersua. Mungkin banyak di antara mereka yg sudah berkeluarga bahkan punya buntut dua. Dengan fokus berkarir hingga punya usaha.

Tapi entah memang sedang berjodoh atau mungkin sudah digariskan Yang Kuasa. Tanggal dan bulan sekian akan kembali dipertemukan. Beruntung kami akhirnya kembali terhubung. Satu per satu dengan mudahnya terjalin lewat situs pencari kerja sebut saja linkedin.

Dari satu, jadi dua bahkan lima. 5 kontak teman sudah ku dapatkan, dan tanpa perlu pikir panjang langsung ku hubungi mereka. Padahal hanya berawal dari keisengan semata. Langsung saja tanpa banyak prakata ku ajak mereka untuk menjadi keluarga SOBI mumpung sedang program akhir tahun. Tak perlu mengkhawatirkan biaya registrasi, cukup menjadi pengguna saja. Malahan kalau beruntung beroleh merchandise eksklusif secara cuma-cuma.

Barangkali setelah pandemi hengkang dari muka bumi, kami bisa kembali silaturahmi dan mengadakan reunian kecil-kecilan sambil piknik di kebun atau taman kota. Seru juga sepertinya jika berbincang santai sambil ngemil asik mengenang masa lalu yang kalau dipikir malah membuat gelak tawa. Dimana ketika itu masih banyak keinginan untuk mengejar impian dan cita-cita dengan semangat masa muda yang masih menyala-nyala. Toh dari sini banyak manfaat dan pengalaman yang bisa ku pelajari. Percayalah bahwa pengalaman adalah guru terbaik bagi semua orang.

Kendati apa yang kita inginkan saat itu belum bisa diwujudkan. Anggap saja cita-cita yang masih tertunda. Bermula dari angan berubah menjadi ingin. Yah semoga saja afirmasi ini akan Allah ridhoi dan segera terwujud suatu saat nanti. Amin

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis konten lepas, typist, bloger