Selamat untuk Pernikahanmu. Semoga Dia Bisa Menggantikan Aku di Sisimu

cinta beda agama


Perkenalkan saya Dewi Afifah dan di sini saya akan menceritakan sedikit pengalaman cinta saya dengan si dia.


Advertisement

Di sini kami awalnya bertemu dengannya, sebut saja Adit namanya. Kamu bertemu karena tergabung dengan satu grup WhatsApp. Kami selalu aktif di grup dan selalu memberi informasi tentang pendaftaran TNI di sana.  Kami pun memiliki cita-cita yang sama ingin menjadi seorang abdi negara dan di situlah awal cerita ini dimulai. 

Beberapa hari kemudian, salah satu teman satu grup kami menjodoh-jodohkan saya dengannya. Awalnya kami hanya ketawa-tawa aja di grup dan kami hanya anggap itu sebagai bahan bercandaan. Selang satu hari kemudian Adit, mengirimi saya pesan pribadi. Pesannya kurang lebih hanya bertanya sedang apa dan lain sebagainya. Beberapa hari selanjutnya kami jarang bertukar pesan lagi, tetapi 3 hari kemudian dia kembali membuka pembicaraan.


"Hai, Afifah!"

"Hay, juga Adit, gimana ada apa dit tumben chatting lagi?"

Advertisement

"Gapap Fah, gimana kabar kamu?"


Tak terasa 5 bulan berlalu dan timbul rasa nyaman dan cinta dengan sendirinya. Saya dengan Adit sama-sama masih kuliah, hanya saja dia sudah masuk semester 7 sedangkan saya masih semester 2. Umur kami pun berbeda jauh. Namun kami saling melengkapi satu sama lain. Awalnya saya belum tahu bahwa Adit ternyata memiliki agama yang berbeda dengan saya. Adit Kristen, saya Islam.

Advertisement

Di situlah entah kenapa cinta kami semakin kuat dan walaupun kami berbeda agama dengan saya tetapi dia selalu mengingat saya untuk beribadah dan berpuasa serta tidak boleh meninggalkan ibadah. Saya pun juga kerap mengingatkannya agar nggak luipa untuk ke gereja. Kami selalu memberikan motivasi dan semangat dukungan untuk satu sama lain.

Di situlah cinta kami kuat dan yakin bawah kami berjodoh. Dan pernah kami sempat untuk menjalankan ke jenjang pernikahan dan dia mau ikut saya menjadi muslim. Namun takdir berkata lain. Kami harus berpisah. Adit bilang ia ingin fokus dulu ke kuliahnya karena sudah semester 7. Jadi kami memutuskan untuk fokus ke kuliah.

Beberapa hari kami kembali komunikasi, tetapi entah kenapa takdir itu datang lagi dengan cara yang sama. Beberapa bulan saya sempat berpikir positif karena dia sekarang jarang memberi kabar, tetapi saya tetap untuk saling jaga perasaannya.

Tetapi Allah berkehendak lain, dia memberi kabar bawah dia akan menikah di tahun 2022 dengan seorang muslim lain. Saya tidak menyangka bawah dia akan menikah secepat itu. Saya pikir dia akan selalu jaga hati dan saya tetapi Allah berkehendak lain. Di situlah saya hanya bisa berdiam dan berdoa kepada Allah. Dan hanya bisa berkata dengan dia


"Selamat ya semoga kalian berbahagia dan menjadi keluarga yang baik-baik"

 


Saya mulai situlah saya mencoba ikhlas dan menahan luka yang dia tinggalkan di saya dan akhirnya dia bahagia. Kini biarlah saya menahan luka dengan sendirinya. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE