Dance Cover dari Sudut Pandang Albert Bandura

Kpop, dance, dan Albert Bandura

Jaman sekarang modern dance sudah marak dimana-mana apalagi kalau berkaitan dengan dance K-Pop. Di reels Instagram, YouTube short hingga FYP TikTok kamu sering bertebaran konten-konten tentang dance cover K-Pop juga tidak?

Advertisement

Kalian sudah tahu juga kan dance cover K-Pop itu cara meniru gerakan pada suatu tarian yang berasal dari Korea Selatan. Bukan hanya itu, tapi juga meniru style rambut, make up, hingga outfit yang dikenakan oleh idol tersebut (Widakdo & Sekti, 2019). Berhubungan dengan dance cover, kita harus belajar untuk menghafal setiap gerakannya bukan? Sama seperti aktivitas sehari-hari lainnya, belajar dance juga ada kaitannya dengan psikologi.

Dance cover ini bisa menjadi salah satu penerapan Social Learning Theory dari salah satu tokoh Psikologi, yaitu Albert Bandura. Social Learning Theory adalah teori pembelajaran sosial atau pemikiran sosial dan self-efficacy yang menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain (Anwar, 2020). Dalam teori ini seseorang berperilaku akibat dari proses pengamatan dan peniruan atau modeling. Tidak hanya itu, seseorang juga tetap dapat mengatur dirinya sendiri sesuai pilihannya, lho!

Pada proses modeling, menurut Bandura terdapat empat tahap dasar kognitif dalam proses belajar (Ainiyah, 2017). Berikut penjelasannya:

Advertisement

1. Attention (perhatian)

Memperhatikan apa yang dimiliki oleh model seperti perilaku, nilai, harga diri, dan lainnya. Contohnya, ketika sedang berlatih dance cover maka seseorang akan memperhatikan setiap gerakan tangan dan kaki atau bisa juga cara berpakaiannya, style rambut hingga kepercayaan diri si model.

Advertisement

2. Retention (mengingat)

Setelah memperhatikan dan ingin menirunya, maka seseorang merekam perilaku atau peristiwa yang ingin ditiru dalam ingatannya. Contohnya, untuk bisa meng-cover suatu dance maka seseorang juga harus menghafal setiap gerakan dalam memorinya.

3. Reproduction (reproduksi gerak)

Seseorang akan menunjukkan kemampuan meniru setelah melalui proses mengingat. Contohnya, setelah mengingat setiap gerakan tangan dan kaki dari sang model, maka sekarang saatnya mempraktikkan hasil pengamatan dan menghafalnya. Dan kemudian dapat menimbulkan pertanyaan seperti Apakah saya sudah melakukannya dengan benar?

4. Motivation (motivasi)

Motivasi mempengaruhi pemodelan dari Bandura. Karena dengan motivasi seseorang memiliki rasa untuk melakukan sesuatu sehingga motivasi ini penting. Contohnya, untuk melakukan dance cover dibutuhkan motivasi untuk meniru setiap gerakan, outfit, style rambut, hingga make up dari sang model.

Pada penjelasan Social Learning Theory disebutkan bahwa self-efficacy itu salah satu dari pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Tapi kenapa self-efficacy itu penting?

Self-efficacy itu bagaimana seseorang menaruh kepercayaan dirinya untuk melakukan sesuatu (Santrock, 2019). Keyakinan dalam efikasi diri ini akan mendorong seseorang melakukan yang diinginkannya. Seperti saat melihat prestasi idola K-Pop, bisa membuat motivasi bangkit dan kamu menggunakannya sebagai role model sehingga kamu dapat dengan percaya diri untuk menari, bernyanyi, apapun yang ingin kamu lakukan.

Dengan teori ini, guru dance juga dapat mengambil pembelajaran bahwa mereka dapat menyadari kalau muridnya itu mengamati dan menirunya. Bahkan guru juga dapat menjadi role model bagi muridnya. Sehingga sebagai guru dance dapat membangkitkan semangat dan kepercayaan diri si murid.

Dari teori sosial kognitif Albert Bandura ini, dapat disimpulkan bahwa individu berperilaku dari lingkungan dan juga atas kendali dirinya sendiri dalam menentukan pilihan. Proses belajar melalui pengamatan dan peniruan ini dimulai dari perhatian, mengingat, reproduksi gerak, dan motivasi. Efikasi diri pun turut menjadi pengaruh penting seseorang berperilaku.

Sumber: Ainiyah, Q. (2017). Social learning theory dan perilaku agresif anak dalam keluarga. Al-Ahkam, 2(1), 96–97. Anwar, S. (2020). Sosial learning theory (Albert Badure). Http://Eprints.Binadarma.Ac.Id, 4. Santrock, J. W. (2019). Life-span development (17th ed.). McGraw-Hill Education. Widakdo, F. Y. T., & Sekti, R. P. (2019). Pembelajaran ekatrakulrikuler dance cover k-pop dengan metode tutor sebaya di SMA Negeri 1 Bojonegoro. Ejournal.Unesa.Ac.Id, 8, 3.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswa Psikologi Universitas Pembangunan Jaya

CLOSE