Rasanya Berada di Ujung Penantian. Semoga Kisah Ini Berakhir Sesuai Harapan

menanti tanpa kepastian

Lagi-lagi kamu tak datang hari ini. Jangankan wujudmu, bayangmu pun tak hadir di depanku. Dering dan pesan singkatmu juga begitu, tak hadir di ponsel yang selalu dalam genggamanku.

Advertisement

Apa kamu lupa dengan pesanmu saat itu?


tunggu aku ya, jangan pernah ragukan cintaku


Ini kata-kata terakhir yang kamu ucapkan dulu padaku. Berpegang dengan ini, aku percaya bahwa kamu pasti datang untukku.

Advertisement

Tahukah kamu, kalau sampai saat ini aku masih menunggumu. Akhir tahun dua ribu sebelas lalu menjadi titik awal aku menunggu dan belum juga berakhir hingga detik ini. Jika dihitung, hampir delapan tahun sudah waktu berlalu. "Wajarkah ini?" Entahlah! Tahu tidak bagaimana rasanya jadi aku? Berjalan sendiri ditengah badai yang tak kunjung henti. Angin segar datangnya hanya sekali-sekali, mungkin tujuannya untuk menghibur dan menguatkanku.

Jujur saja, sebenarnya aku sudah sangat lelah berada dalam penantian yang panjang ini, terasa sangat berat untuk ku jalani sendiri. Bukan hal yang mudah menunggu tanpa adanya kepastian yang datang darimu.

Advertisement

Mengapa kamu tega lakukan ini padaku?

Tak peduli lagi kah kamu padaku?

Kemana hatimu yang dulu selalu untukku?

Aku harus bagaimana sekarang?

Banyak yang bilang padaku "bodoh sekali kamu ini, menunggu seseorang yang tak pasti kapan datangnya?" Tapi mau bagaimana lagi, rasaku begitu besar untukmu. Pikirianku selalu tertuju padamu, dan hatiku masih berhenti padamu. Kamu membawaku tersesat begitu jauh, sampai-sampai aku lupa arah untuk kembali.

Aku akui, kamu sangat hebat untuk urusan hati. Begitu banyak kenangan manis yang kamu beri lalu hampir semuanya kamu titipkan padaku yang sampai saat ini masih tertinggal di benakku dengan sempurna. Ini membuatku gila. Aku tak pernah peduli apa yang orang katakan tentangmu di luar sana karena bagiku kamu tetaplah laki-laki pujaanku.

Lihatlah, kulitku sekarang tak kencang lagi seperti dulu, terlebih di jari dan punggung tanganku. Sudah terlihat kerutan, bahkan uratnya nampak jelas dan terasa saat di sentuh. Dan sebentar lagi, aku temui angka depan yang berbeda di usiaku. Aku sudah menua sekarang, tapi belum ada perubahan besar yang terjadi dalam hidupku.

Terjebak dalam penantian, terpenjara dalam sepi dan kesendirian. Habis sudah waktuku untuk menunggu. Aku tak tahu, kelak masih adakah laki-laki yang mau menerimaku jika nanti aku menyerah dengan keadaan ini.

Waktuku sudah tak banyak lagi, aku sangat berharap ini semua berakhir dengan happy ending. Penantianku terbalaskan dengan kebahagiaan yang datang menjemputku dan itu kamu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belajar menulis, karena lewat tulisan aku bisa ungkapkan rasa.

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE