Saat ini, baik generasi millennial maupun gen-Z sudah tidak asing lagi mendengar kata burnout. Bagaimana tidak? Istilah ini seringkali hadir di berbagai platform media sosial seperti Tiktok, Instagram, Youtube, dan lain sebagainya yang sudah menjadi asupan sehari-hari Generasi millennial dan Gen-Z.
Capek dikit, bilang burnout. Stres dikit, bilang burnout. Pengen healing, bilang burnout. Jadi, apasih itu burnout?
Burnout itu dapat dikatakan sebagai kondisi kelelahan secara emosional yang dapat terjadi secara berkepanjangan. Burnout juga bisa mengacu pada kondisi kelelahan aktivitas ditinjau secara fisik maupun mental. Burnout dapat terjadi ketika seseorang mengalami stres yang berkepanjangan terhadap sesuatu, seperti pekerjaan, tugas kuliah, ataupun belajar. Tak jarang, burnout ini juga bisa dikaitkan dengan perasaan seseorang saat FOMO (Fear of Missing Out). Sikap FOMO dari seseorang ini dapat menimbulkan perasaan burnout karena takut akan kehilangan sesuatu, ingin turut andil dalam setiap aktivitas, yang tentunya dapat menimbulkan lelah yang terus menerus. Terdapat beberapa gejala apabila seseorang sedang burnout, nih!
Gejala pada fisik seseorang merasa burnout antara lain, meningkatnya atau menurunnya nafsu makan secara drastis, tidur pada waktu yang tidak teratur, kondisi daya tahan tubuh melemah, tidak fokus, bahkan sering sakit kepala secara berlebihan. Selain itu juga terdapat gejala mental seseorang merasa burnout, seperti lebih sering menunda-nunda pekerjaan, mudah bosan, kehilangan motivasi, lelah secara emosional maupun spiritual, mood swing, mudah lupa, dan terlalu memikirkan pekerjaan secara terus-menerus. Apabila tidak ditanggulangi dengan serius, burnout dapat menyebabkan depresi
Tapi, perlu kalian ingat bahwa burnout itu berbeda dengan tiredness atau kelelahan yang biasanya terjadi. Biasanya burnout lebih bersifat emosional secara berkepanjangan, sedangkan kelelahan tidak separah burnout. Kelelahan dapat diatasi dengan waktu proses serta hasil yang lebih mudah daripada burnout. Seperti contoh, jika kita lelah bisa mengatasi nya dengan tidur siang, travelling, dan melakukan selfcare yang lainnya. Setelah melakukan hal tersebut, lelah kita menjadi hilang dan bisa kembali produktif. Apabila kita telah melakukan berbagai upaya untuk menghilangkan rasa lelah namun lelah tak kunjung hilang, itulah yang disebut burnout sehingga dapat termanifestasi negatif dan menimbulkan gejala fisik, kognitif, sosial, dan juga emosional.
Lalu bagaimana cara mengatasi burnout? Burnout bisa diatasi sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, seperti melakukan mental rest, emotional rest, physical rest, spiritual rest, social rest, dan lain sebagainya disesuaikan dengan area kelelahan yang sedang di alami.
Jadi, kamu sedang burnout atau hanya lelah nih?
Untuk para readers yang sedang mengalami burnout, cobalah istirahatkan diri dari hiruk-pikuk yang ada di dunia, serta bebaskan diri kalian dari beban yang membelenggu, sayangi diri kalian dengan selalu membuatnya damai, dan tetap semangat !
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”