E-Money, Tahapan Baru dalam Pembentukan Cashless Society

Apakah selama ini kita sering resah jika membawa uang tunai yang jumlahnya cukup besar

Apakah selama ini kita sering resah jika membawa uang tunai yang jumlahnya cukup besar jika pergi keluar? Apakah membawa tas yang ukurannya besar membuat kita seringkali kurang percaya diri akan penampilan? Apakah kalian seringkali merasa malas atau justru kurang waktu jika harus melakukan transaksi jual beli dengan cara konvensional? Jika iya, maka ketidakefektifan pembayaran tunai ini telah menjadi keresahan baru di kalangan masyarakat. Hal ini disebabkan karena masyarakat merasa kurang aman apabila harus tatap muka dalam melakukan transaksi jual beli. Adanya banyak kasus kriminalitas seperti begal, copet, serta hipnotis menjadikan masyarakat merasa kurang aman jika harus membawa uang cash dalam jumlah yang besar. Kemudian waktu yang terbatas, adanya tuntutan untuk tampil stylish dan simple, hingga keinginan untuk mendapat pengalaman melakukan transaksi yang cepat dan praktis menjadi awal munculnya ide pembuatan e-money.

Advertisement

Selain itu, kita dianjurkan untuk sebisa mungkin mengurangi interaksi dengan dunia luar di era pandemic covid-19 ini. Himbauan untuk di rumah saja, menjaga jarak, serta mengurangi interaksi yang bersifat tatap muka dengan orang luar menjadi masalah ketika kita harus melakukan transakti jual beli dengan orang lain. Adanya ketakutan ketika virus covid-19 dapat menyebar melalui transaksi menggunakan uang tunai juga menambah keruh permasalahan. Kita dituntut untuk memiliki ide dan solusi terkait permasalahan ini. Minimnya interaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli serta pengurangan penggunaan uang tunai yang dinilai mampu menyebarkan virus covid-19 menjadi fokus dalam pencarian solusi. Maka dari itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjawab semua keresahan itu dengan melahirkan uang elektronik(e-money) sebagai alat pembayaran. 

E-Money (Electronic Money)

E-money atau electronic money merupakan sistem pembayaran yang saat ini sedang marak digunakan. Dalam penggunaan e-money, masyarakat hanya perlu top-up sejumlah uang kemudian secara otomatis uang tersebut akan tersimpan pada perangkat elektronis. Setelah itu, pengguna bisa menggunakan uangnya kapanpun saat melakukan transaksi. Adanya aplikasi e-money membuat terbentuknya gaya hidup baru yaitu cashless society. Gaya hidup ini menjadikan masyarakat tidak perlu lagi khawatir ketika ingin membeli sesuatu namun tidak membawa uang cash.

Advertisement

Cashless society

Cashless society merupakan istilah yang merepresentasikan  masyarakat tanpa uang tunai. Dalam budaya cashless society ini, transaksi pembayaran antar penjual pembeli dilakukan tanpa menggunakan uang tunai. Hal ini sebenarnya telah menjadi pertimbangan Bank Indonesia sejak tahun 2010 dimana masyarakat diarahkan untuk melakukan transaksi elektronik dengan menggunakan kartu kredit, internet, kartu debit, atau layanan transaksi dengan telepon seluler seperti aplikasi. Tujuan dari Bank Indonesia melakukan transaksi elektronik salah satunya adalah dapat mengurangi beban bank sentral dalam mencetak uang dan mengendalikan peredaran uang tunai di masyarakat. Selai itu, penggunaan transaksi elektronik dinilai lebih mudah, praktis, dan menghemat waktu.

Advertisement

Munculnya Cashless Society Dalam Kehidupan Masyarakat

Internet memberikan akses kepada masyarakat untuk mengungkapkan dan mengutarakan kepentingan mereka. Perilaku masyarakat yang mulai terdigitalisasi menjadikan pemerintah melalui Bank Indonesia mulai mengerti arah sekaligus pola perilaku transaksi pada masyarakat Indonesia yang mulai mengalami modernisasi. Sebagai bentuk dukungan dari adanya fenomena tersebut, Bank Indonesia pada tahun 2014 secara resmi mencanangkan Gerakan Nasional Non Tunai yang kemudian menargetkan tahun 2020 sebagai tahap awal dalam cashless society.

Selain mengubah perilaku masyarakat menjadi terdigitalisasi, ada beberapa alasan mengapa budaya cashless society menjadi sebuah hal yang realistis bagi pemerintah dan otoritas moneter. Salah satunya adalah adanya cashless society menjadi sebuah indikator mengenai sebuah negara yang memiliki infrastruktur yang maju(Haryanto, 2019). Dengan adanya cashless society, segala macam bentuk transaksi bayar untuk layanan publik seperti pelayanan listrik, transportasi, ataupun kebutuhan rumah tangga bisa terjangkau dan terkoneksi secara menyeluruh. Kondisi ini akan memperlihatkan suatu negara dapat dikatakan sebagai negara yang berbasis pada teknologi karena setiap komponen kehidupan pada masyarakatnya bersingggungan dan digrakkan dengan teknologi.

Cashless society juga memberikan dampak besar  pada penghematan  bagi Bank Indonesia. Hal ini disebabkan karena BI bisa mengurangi proses pencetakan uang kartal yang berdampak pada anggaran pemerintah. Selain itu, budaya cashless society akan memudahkan BI dalam memantau berbagai macam transaksi gelap yang berbau pada tindak  korupsi maupun penggelapan dana untuk kejahatan yang berbau penghapusan etnik atau biasa dikenal dengan genosida. Namun, semakin tingginya penggunaan e-money memicu berkembangnya aksi cybercrime. Maka dari itu, pemerintah diharapkan ikut turun tangan dalam menangani masalah cybercrime ini untuk mewujudkan masyarakat yang modern serta aman dari kecaman kejahatan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE