Melihat Tren Green Building dari Sisi Ekonomi. Bisakah Penggunaannya Ditingkatkan Lagi?

green building di Indonesia

Seperti yang kita ketahui, sektor industri konstruksi sedang berkembang pesat di dunia dan terkhusus di Indonesia belakangan ini. Menurut data yang diberikan oleh Kementrian Perindustrian, pada triwulan ke-3 tahun 2019, sektor industri konstruksi di Indonesia sendiri berhasil menyumbang 10,60% dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. Dengan cepatnya perkembangan tersebut, tentunya banyak sekali inovasi-inovasi terbaru dalam bidang konstruksi yang diharapkan dapat mengubah wajah industri konstruksi kedepannya. Sejalan dengan hal tersebut, beberapa tahun kebelakang sudah terjadi pergeseran tren yang terjadi dalam dunia konstruksi.

Advertisement

Salah satu tren yang sedang menjadi pusat perhatian dalam dunia konstruksi itu sendiri adalah penerapan konsep green building atau yang dapat dikenal juga sebagai prinsip bangunan gedung hijau. Pada dasarnya, konsep ini adalah bentuk implementasi dari sustainable construction atau konstruksi berkelanjutan yaitu konstruksi dengan tujuan untuk mengurangi dampak buruk industri konstruksi yang ditimbulkan ke lingkungan. Di berbagai belahan dunia, saat ini sudah banyak tersebar lembaga atau organisasi yang dikhususkan untuk menilai bangunan hijau antara lain BREEAM dari Inggris, LEED dari Amerika, GBCI dari Indonesia dan masih banyak lagi. Munculnya berbagai lembaga tersebut juga menandakan bahwa tren baru ini sangat diminati oleh para pelaku konstruksi. Dengan melihat kecenderungan tersebut, kedepannya dapat kita lihat bahwa potensi perkembangan ekonomi dalam tren baru ini cukup menjanjikan, apalagi isu tentang permasalahan lingkungan saat ini sedang menjadi perhatian besar bagi masyarakat luas. Menindaklanjuti hal itu, pertanyaan yang muncul adalah apa saja keuntungan yang didapatkan jika kita mengadopsi konsep green building ini dari sisi ekonomi?


Green building sebagai ladang bisnis yang menjanjikan


Belakangan ini, dapat kita lihat bahwa mulai banyak bermunculan perumahan atau apartemen yang mengusung konsep go green di dalamnya sebagai salah satu trik marketing dalam memikat perhatian konsumen. Kita pun sebagai konsumen merasa bahwa konsep hunian ramah lingkungan adalah suatu terobosan baru dalam dunia properti yang menarik. Apalagi sebagian besar tempat tinggal yang menggunakan prinsip tersebut didesain dengan model minimalis dan modern yang sekarang menjadi sebuah gaya rumah yang diminati berbagai kalangan khususnya anak muda dalam memilih hunian. Dengan melihat situasi tersebut, dapat dikatakan bahwa tren konstruksi hijau ini sangat mendukung para pelaku sektor bisnis properti di Indonesia. Dalam riset yang dilakukan oleh International Finance Corporation (IFC) pada 6 kota di berbagai belahan dunia yang salah satunya adalah Jakarta, ditunjukkan peluang investasi green building di Indonesia adalah yang kedua terbesar setelah Kota Mexico City, Meksiko. Faktanya, menurut riset tersebut potensi investasi bangunan hijau di Indonesia pada rentang tahun 2020-2030 diperkirakan mencapai US$200 miliar dan 80% investasi tersebut terdapat pada sektor residensial. Berdasarkan hal tersebut, kita dapat melihat bahwa tren baru ini berpotensi menjadi sebuah ladang investasi yang menjanjikan terkhusus pada sektor residensial atau sektor properti di Indonesia dan nantinya akan menunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia itu sendiri kedepannya.

Advertisement


Keunggulan lain green building dibandingkan dengan bangunan konvensional


Dengan diterapkannya konsep ramah lingkungan pada sebuah bangunan juga dapat mengurangi biaya operasional dan perawatan bangunan karena pada dasarnya desain awal bangunan yang mengusung konsep ini mengutamakan pada efisiensi 3 hal, yaitu energi, air, dan material. Tentunya, dengan desain bangunan yang menjamin efisiensi tersebut, biaya operasional yang dikeluarkan akan lebih sedikit dibandingkan dengan bangunan konvensional. Dalam laporan yang diberikan juga oleh International Finance Corporation (IFC) terhadap dampak bangunan ramah lingkungan di Jakarta dan Bandung per Juni 2019, penerapan konsep bangunan tersebut telah menghemat biaya energi sebesar US$120 juta. Dengan ditekannya biaya operasi dan pemeliharaan bangunan, dalam jangka panjang bangunan yang mengadopsi konsep green building akan memakan biaya yang lebih rendah ketimbang bangunan-bangunan pada umumnya walaupun biaya awal yang dibutuhkan dalam membangun sebuah gedung hijau cenderung lebih besar dibandingkan dengan bangunan lainnya.

Advertisement

Terakhir berkenaan dengan investasi bangunan, properti yang menerapkan prinsip ramah lingkungan ini juga akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan semakin tingginya pasar bangunan hijau kedepannya. Selain itu, sama seperti pada poin-poin yang ditekankan sebelumnya bahwa dengan biaya operasional yang lebih kecil dan kecenderungan desain-desain bangunan yang unik juga dapat menjadi nilai tambah properti tersebut di mata konsumen, di samping bangunan tersebut juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Dalam riset yang dilakukan oleh lembaga bernama Dodge Data & Analytics di tahun 2018, sebagian besar operator bangunan hijau merasa aset yang menerapkan konsep tersebut nilai jualnya meningkat lebih dari 10%.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tren baru dalam dunia konstruksi tersebut berkembang secara pesat di Indonesia. Selanjutnya, kita juga dapat melihat bahwa banyak sekali manfaat yang diberikan dari bangunan ramah lingkungan dari sudut pandang ekonomi di samping juga manfaat yang tentunya diberikan terhadap lingkungan. Contohnya adalah prospek investasi kedepannya yang sangat menjanjikan khususnya bagi para pengembang sektor hunian dan juga harga jual dari properti bangunan hijau yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan pada umumnya. Selain itu, biaya operasional dan pemeliharaan yang rendah juga menjadi daya tarik dari konsep bangunan  ini.

Dengan demikian, penerapan konsep green building di Indonesia perlu ditingkatkan dan dikembangkan terus mengingat prospek keberadaan bangunan ini sangat baik dan banyak keuntungan lainnya yang didapatkan dengan mengadopsi konsep ini dibandingkan dengan bangunan konvensional pada umumnya. Selain itu, dengan banyaknya diterapkan konsep ini dalam merancang sebuah bangunan, nantinya akan membantu mengurai permasalahan-permasalahan lingkungan dalam jangka panjang maupun pendek terkhusus di Indonesia. Kemudian, secara tidak langsung dengan adanya tren terbaru ini akan mengarahkan kita semua menjadi sebuah komunitas yang lebih sehat dan peduli terhadap lingkungan melalui konsep bangunan ramah lingkungan ini. Oleh karena itu, di tengah perkembangan industri yang pesat di Indonesia ini, tren green building adalah salah satu hal yang penting diimplementasikan dalam dunia konstruksi untuk menghadapi perkembangan tersebut sebagai salah satu bentuk konstruksi berkelanjutan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE