Hal Sepele yang Sering Terlupa Justru Jadi Kunci Rumah Tangga Bahagia

Cobalah mengerti arti jodoh yang sebenarnya

Dalam hidup tidak ada yang abadi, yang abadi hanya perubahan itu sendiri. Kata orang, saat kita bertemu jodoh lalu menikah, kemudian bercerai, berarti bukan jodoh? Lalu jodoh itu seperti apa? Karena jodoh adalah rahasia Allah tentu hanya Allah yang maha tahu yang mengetahui siapa jodoh kita sebenarnya. Dan sebentulnya kita tak perlu dapat sertiFikat menjadi jodoh orang lain, atau sudah memiliki jodoh yang tepat. Kita tak mebutuhkan hal itu. Yang kita butuhkan adalah membuat diri tumbuh lebih baik untuk jodoh yang baik dari allah. Karena jodoh adalah cermin diri seperti yang Allah sampaikan di Qs. An-Nur : 26. (Buru-buru ambil Al Quran yang tersimpan rapi di lemari) hihihi.



Karena hidup ini tentang perubahan maka jodoh kita pun bisa mengalami perubahan, sebagai contoh saat menikah, suami atau istri jadi lebih gendut, atau lebih kurus dari sebelum menikah. Tentu ketika sudah berubah bukan berarti tidak jodoh kita lagi kan? Dan tentu masih banyak perubahan tak hanya fisik tapi suka sikap pasangan kita. Jadi sebenarnya jodoh itu bisa diartikan sebaigai sebuah proses, menikah berarti menjodohi satu sama lain. Sama-sama saling memahami, sama-sama saling membantu, dan masih banyak saling lainnya.



Perubahan-perubahan itu terjadi disebabkan banyak hal. Semua hal itu adalah proses yang berjalan dalam rumah tangga yang bisa dimaknai sebagai ujian. Namanya juga rumah tangga, rumah yang di dalamnya dibangun tangga menuju surga. Terkadang ada ujian keterbatasan atau kesedihan, ada juga ujian kenikmatan atau kemulyaan. Dan ujian kenikamatan sebenernya jauh lebih berat dibandingkan ujian kesesusahan, karena sebagian besar orang saat diberi kesedihan terkadang lebih mudah mengingat Allah lebih dekat dengan Allah, kita jadi sering berdoa, lebih banyak beribadah. Sedangkan ujian kenikmatan itu datang  jarang ada yang merasa membutuhkan kehadiran Allah, sering lupa mendekatkan diri pada Allah.

Bisa jadi saat ini kita masih diberi ujian kesedihan atau keterbatasan dari Allah karena kita belum mampu menerima ujian kenikmatan dari Allah. Selalu berfikir positif apa pun yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga kita adalah bagian dari ujian yang Allah berikan untuk mendidik kita, yang sudah pasti sesuai kemampuan kita dengan memegang teguh prinsip itu membuat hati akan selalu lapang dalam menjalani setiap prosesnya. Kita tak perlu takut miskin ketika kita bergantung pada yang Maha Kaya. Tak perlu takut kesepian di hari tua saat merasa sedih sampai saat ini belum juga dikaruniai keturunan karena selalu ada Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang bersama kita.



Dalam hidup semua berjalan dalam waktunya masing-masing, seperti tumbuh kembang anak-anak yang spesial selalu berbeda antara satu dan lainnya, begitu juga hidup, keluarga satu tak selalu sama dengan keluarga lainnya, punya ujian yang berbeda-beda. Berprasangka baik pada Allah. Sesuai janjinya "Aku seperti apa yang kau sangka kan". 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Menulis adalah cara terbaik untuk mendidik diri sendiri