Hei, Ini Tentang Hati Bukan Sekedar Beli Buah Leci

Aku pernah merasakan pedih toh bisa ku obati. Namun, pengisi hati tak secepat itu datang kembali.

Sebelumnya aku pernah merasa bahwa tulang rusuk ku telah ku temukan. Toh, Tuhan berkehendak lain kami tak disatukan. Mungkin apabila kita bersatu kebahagiaan hanya jadi angan. Beruntungnya luka hati ini cepat mengering. Bukan perkara mudah melangkah ke dalam ikatan sakral itu. Ini bukan hanya tentang pesta meriah semalam. Bukan juga tentang ucapan “semoga bahagia”. Tapi, ini tentang perjalanan hidup hingga akhir. Hubungan sakral ini bukan mainan yang saat kita bosan atau didera masalah, dapat bubar jalan semaunya. Aku tak pemilih tapi aku hanya ingin berhati-hati. Bukan tentang kebahagiaan abadi. Tapi tentang genggam tangan ini hingga nanti. Pandang aku hingga mati. Dan, temani aku sampai ajal menghampiri.

Usiaku kian menggemuk, hatiku pun tak sedang remuk, mungkin waktu belum memihak ku.

Pertanyaan berulang disetiap kesempatan hanya ku jawab dengan candaan hambar. Terima kasih atas perhatian kalian kepadaku, namun maaf pertanyaan kalian terlalu mengusik palung hatiku. Aku juga sedang menanti. Menanti yang terkasih datang kepadaku. Aku tak punya mesin waktu yang bisa ku gunakan untuk melihat siapa permataku. Aku sadar akan usia ku yang sudah lewat seperempat abad. Bukan kah garis hidup telah dituliskan. Aku tak menutup diri, namun sosok itu belum juga memasuki relung hati ini. Palung ini masih sepi. Mungkin, belum ada yang memi.iki nyali untuk menetap di palung ini.

Bukan aku terlalu sibuk, namun malaikat tak bersayap itu masih tersesat di jalan lain.

Entah dimana malaikat tak bersayap ku itu berada mungkin dia sedang tersesat di hati orang lain. Mungkin juga, dia sedang sibuk mengisi waktu seperti ku. Atau dia sedang terpuruk dalam tangis. Biarkan ! Biarkan saja tulang rusuk ku berjuang. Banyak pelajaran yang akan dia terima dari rasa pahit dan manis hidup ini. Dengan begitu tangannya siap mengenggam ku. Kakinya telah kuat berlari dengan ku. Dan, hatinya telah mantap memeluk hidup ku.

Hai kau tulang rusuk ku, segera lah bangkit dan ayo bertemu. Aku tak sabar ingin melihatmu. Mengenggam tanganmu. Menjalin hidup denganmu.

Entah siapa kamu. Mungkin kah orang baru dalam hidup ku atau orang yang telah lama menemani jalan hidupku. aku hanya ingin kau segera menemuiku. Datang dihidupku, memberi warna neon ditembok hatiku. Tapi, andai kau belum mau menemuiku tak apa. Aku akan menunggu. Selagi menunggu aku akan terus memperbaiki diri ku agar kelak pantas bersanding denganmu. Cepat bangkit dan berjalan kemari.

Mungkin Tuhan belum menginginkan kita bertemu sekarang, atau Tuhan ingin kita lebih mendewasakan diri. Ya, aku tahu Sang penulis skenario hidup jauh lebih paham yang terbaik untuk kita. Akan ada saatnya kejutan indah itu akan datang hingga kita lupa rasa lelah dan pedihnya menunggu

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Antara aku dan imajinasiku. Coretan sederhana

7 Comments

  1. Antoni berkata:

    kita tidak mampu untuk bisa menentukan hati siapa yang ingin kita masuki, sembunyikan cinta dalam doa, semoga cinta dan hati ini menjadi indah

  2. Nella Dewi berkata:

    Semoga bertemu dengan orang yang tepat. Cinta dalam do’a suatu yang sempurna