Setelah lulus SMA aku mendaftarkan diri untuk kuliah di kampus negeri di daerah Malang, jurusan psikologi, jurusan yang benar-benar aku impikan, tapi setelah satu tahun kuliah aku harus relakan kuliahku karena bisnis ayahku down dan ayahku sakit hingga harus opname. Aku pikir itu adalah saat-saat terberat dalah hidupku, ternyata aku salah.
Beberapa hari setelah istirahat pemulihan ayah ada sepasang orangtua bertamu, saat itulah mimpi burukku berawal. Dua orang itu rupanya datang dengan maksud meminangku untuk anaknya, tapi karena anaknya tidak ikut ke rumahku maka aku beralasan panjang lebar dan tentu tidak langsung meng-iya-kan permintaan mereka. Dan benar, setelah aku cari tahu bagaimana anak mereka, dengan siapa dia bergaul, apa saja yang dia lakukan sehari-hari, hasilnya jauh dari kategori "lelaki yang bisa aku cintai".
Dia hobi balap liar, dia bahkan baru mulai belajar agama setelah berniat meminangku, sedangkan aku bercita-cita memiliki suami yang memiliki ilmu agama yang baik agar mampu membimbingku selama berumah tangga. Aku sudah menceritakan semua hal yang aku ketahui tentang "si laki-laki" yang ingin meminangku ini pada kedua orangtuaku, tapi mungkin orangtuaku merasa tertekan karena tidak memiliki pemasukan keuangan yang cukup hingga memaksaku menerimanya karena orangtuanya yang kaya raya.
Aku menangis berhari-hari dan mengurung diri di kamar, tanpa makan dan hanya keluar kamar untuk mandi dan sholat. Seminggu penuh aku mengurung diri, berharap orangtuaku luluh dan menyerah memaksaku menikahi anak orang kaya itu. Di hari-hari aku mengurung diri aku habiskan dengan menangis dan mendengarkan lagu di youtube, saat aku bosan dan mencari lagu baru aku menemukan video berita kematian artis korea selatan, aku coba dengarkan lagu-lagu lamanya dan merasakan sakit dan pahitnya hidup yang dia rasakan, seolah-olah lagu-lagunya adalah kode bahwa dia sebenarnya tidak baik-baik saja, aku yang merasa depresi karena tekanan orangtua berpikir bahwa kami merasakan hal yang sama, yaitu "tidak dipahami", tidak ada yang mau memahami kami, perasaan ini yang berputar dipikiranku selama aku mengurung diri, hingga berpikiran "apa aku mati saja? Toh tidak akan ada yang meratapiku", beruntungnya aku tidak jadi berpikiran sesempit itu karena melihat Love Myself Campaign dari boyband bernama BTS.
Aku mulai mencari tahu hal-hal tentang mereka, perjuangan mereka mencapai sukses meski dari agensi kecil dan tidak terkenal, aku mendengarkan dan mencari tahu arti dari lagu-lagu mereka, dan, aku jatuh cinta. Mereka masih muda, bahkan ada salah satu dari anggotanya yang lebih muda dariku, aku merasa terselamatkan setelah melihat semangat mereka, mereka yang melalui banyak rintangan, haters, masalah keuangan agensi hingga beberapa kali terancam bubar, tapi mereka mampu melewatinya.
Aku mendapatkan semangatku lagi hingga pikiran untuk mengakhiri hidupku hilang, dan tepat di hari ke-7 aku menangis mengurung diri ayahku datang mengetuk pintu kamarku, ayah bilang mereka minta maaf karena memaksaku menikah dan berharap aku mau keluar dari kamar dan berbicara bersama mereka.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Tim Dalam Artikel Ini
