#HipweeDaebak-Ini Kisahku dan Tentang Ceritaku yang Bukan Penikmat Korea Baru

Ini adalah sepenggal pengalaman dari seseorang

Berulang kali menulis, berulang kali juga saya menghapusnya. Jujur, saya tidak tahu harus menulis dari mana :’). “Baiknya mulai dari mana ya?”, “Apa yang harus saya jelaskan?”. Saya bingung mendeskripsikan dunia yang saya sukai ini. Dunia yang membuatku sering berkhayal dan memiliki mimpi yang tinggi.  Dunia yang mulai dilirik oleh seluruh orang, yang dulunya mereka pandang sebelah mata tapi sekarang menjadi perhatian nomor 1 di dunia.

Advertisement

Okee, di sini bisa dibilang saya bukan penikmat korea baru. Saya sudah mengenal dunia ini sudah sejak lama. Full House dan Princess Hours adalah drama pertama yang saya tonton. 2004?, Yes. Walaupun saya masih menginjak sekolah dasar saat itu tapi saya masih mengingat betul lagu Gom Se Mari/ 3 anak beruang yang dinyanyikan oleh Rain dan juga Song Hye Kyo atau interaksi menggemaskan antara Shin Chae Kyung dan Lee Shin. Setelah drama itu selesai, berbagai drama lainnya pun saya lahap. Ya, saya yang masih belia ini sudah diracuni dengan drama-drama korea :’).

Bertahun tahun berlalu hingga saya menginjak bangku kuliah. Tak terhitung sudah berapa drama korea yang saya tonton. Hingga tiba saat teman saya mulai mengenalkan dunia kpop. Dunia kpop ini juga tidak bisa dibilang terlalu baru di telinga saya. Saat SMA, saat pelajaran kosong tiba, teman-teman saya sering sekali memutar lagu-lagu korea. Lagu yang mereka sering putar adalah lagu Growl-nya EXO dan juga Breath-nya Jonghyun ft Taeyeon. Walaupun saya penggemar dramanya, tapi saya tidak terlalu tertarik dengan musiknya. Selain karena bahasanya yang susah (karena keseringan drama korea di Indonesia didubbing), muka mereka juga sama semua di mata saya. Jadi saya hanya mendengarkan lagu ini hanya ketika di sekolah.

Kembali ke masa sekarang. Teman saya mulai memperkenalkan atau mungkin “meracuni” dengan grup bernama BTS. Lagu yang waktu itu saya dengar dari grup yang beranggotakan 7 orang ini adalah DNA dan juga Boy In Luv. Seperti biasa, saya masih belum tertarik. Namun lambat laun, karena keseringan pergi ke kos teman saya itu, saya jadi terbiasa mendengar lagu itu. Hingga saya kembali memutarnya di kos saya, dan mungkin itulah awal mula saya terperangkap di dunia per-kpop-an ini. Karena sukanya saya dengan lagu Boy In Luv, saya pun mulai merambah ke lagu-lagu mereka yang lain. Saya merasa “kok lagunya enak ya?”, “Lagunya kok bikin nagih ya?”. Mulai dari lagunya itu, saya pun mulai menghapal nama serta wajah dari grup tersebut. Awalnya sangat susah, bagaimana tidak, mukanya terlihat sama persis. Saya bahkan masih bingung membedakan wajah Jung Kook dan Suga. Tapi lama-lama, karena setiap hari menyetel lagu mereka dan memperhatikan wajahnya, saya pun hapal HAHAHA. Sejak saat itu, saya semakin cinta dengan grup ini. Segala variety show yang menampilkan mereka pun saya tonton satu per satu. Kakak dan adik saya di rumah juga berhasil saya “racuni” dengan grup ini (walau dengan effort yang bisa dibilang tidak mudah). Saking sukanya, album dan lighstick mereka pun kami beli. 

Advertisement

Cerita tidak berhenti sampai situ saja. BTS bukan satu satunya grup yang saya suka. Semenjak pandemi melanda dunia dan orang-orang dianjurkan untuk tidak keluar rumah, saya banyak menghabiskan waktu dengan membuka youtube. Saya pun mulai mendengarkan grup-grup di luar BTS. Berawal dari teman adik saya, kami mulai kecanduan dengan grup DAY6.

Di sini saya baru tahu bahwa Korea juga memiliki grup band. Selain karena paras mereka yang rupawan, lagu-lagu mereka yang sangat “relate” dengan kehiduan percintaan saya (huhu) membuat saya semakin menyukai grup besutan JYP Entertainment ini. Tapi tidak hanya DAY6. EXO, GOT7, NCT, SUPER M, TWICE, BLACKPINK, Lee Hi, AKMU, STRAY KIDS dan lain lain lainnya pun mulai saya notice satu per satu dan Oh My God, nikmat dunia mana yang kamu dustakan?. Bias saya semakin bertambah. Saya semakin jatuh ke dalam tanpa bisa keluar lagi. Lagu mereka itu bagaimana menjelaskannya ya? 

Advertisement

Walau tidak fasih dalam pengucapan lirik dan tidak tahu juga arti dari lagu tersebut, tapi entah mengapa hati ini bisa mengikuti melodi dari lagu itu. Lagu lagu kpop ini seperti memiliki nuansanya tersendiri yang membuatnya berbeda dengan lagu-lagu barat ataupun lagu-lagu Indonesia lainnya. Jadi dari sini saya bisa menyimpulkan bahwa….apa ya?

Tiba tiba saya ngeblank. Intinya adalah ucapan “semua orang akan Korea pada waktunya” memang benar adanya. Seperti yang saya bilang di awal, dulu mendengarkan lagu Korea saja tidak menarik perhatian saya. Pertama kali saya memperdengarkan lagu ini kepada kakak dan adik saya saja, tahu bagaimana reaksi mereka? Mereka hanya memandang aneh kepada saya dan menertawakannya. Tapi sekarang?

Saya, kakak, dan adik yang awalnya hanya tahu soal drama tapi lambat laun karena perkembangan jaman dan perubahan keadaan jadi melek akan hal-hal lainnya, dan bisa sejatuh cinta itu. Yang awalnya hanya tahu drama, tapi sekarang mulai menyukai makanan, budaya, bahkan ingin sekali suatu saat bisa berlibur ke negara penghasil ginseng ini. Itupun berlaku ke orang-orang di sekitar saya. Teman pria saya yang tidak terlalu mengikuti Korea saja bisa tahu saat saya bertanya yang mana Kai EXO, ataupun teman saya yang lain bisa tiba-tiba suka BTS karena lagu Dynamite yang muncul di portal berita hampir setiap hari karena prestasi yang ditorehkannya. Itupun bisa dibilang bahwa mereka tahu tentang dunia Korea ini.

Walaupun dengan catatan, kita tidak bisa memprediksi apakah mereka akan terus suka atau tahu dengan dunia ini. Kita juga tidak bisa memaksa mereka untuk suka. Tapi saya harap ke depannya saya masih suka dengan dunia ini. Saya bangga dengan dunia Korea ini, yang semakin diminati banyak orang dan saya tidak menyesal mengenal dunia ini. Saranghaeeeeee……

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

seorang anak introvert yang mencoba menyalurkan energinya dengan menulis

CLOSE