Inilah Tradisi Syawalan di Pekalongan

Tradisi Syawalan

Seiring berjalannya waktu kota Pekalongan menjadi kota kreatif dunia dengan keanekaragaman yang sangat kental, dan tidak asing lagi ditelinga kita Kota Pekalongan yang memiliki banyak tradisi dan budaya, dan salah satu tradisi yang ada di Kota Pekalongan yaitu tradisi syawalan. Syawalan sendiri adalah bulan ke-10 dari penanggalan Hijriyah bulan setelah Ramadhan, biasanya masyarakat Pekalongan khususnya masyarakat Krapyak di bagian Utara Kota Pekalongan mengadakan tradisi syawalan di hari ke-8 bulan Syawal yaitu membuat lopis raksasa.

Advertisement

Hal ini sangat menarik dalam pelaksanaan tradisi syawalan tersebut karena masyarakat Krapyak membuat lopis raksasa yang ukurannya bisa mencapai tinggi 2 meter  diameter 1,5 meter dan beratnya bisa mencapai 1000 kg lebih atau 1 kuintal. 

Selain tradisi syawalan dari masyarakat Krapyak Pekalongan Utara dari masyarakat Pekalongan Selatan juga mempunyai tradisi, tradisi di Pekalongan Selatan yaitu Haul KH. Tohir bin KH.Abdul Fatah guna untuk memperingati wafatnya beliau, acara tersebut berlangsung di kediaman almarhum di jenggot, Pekalongan Selatan.

Namun sayangnya, untuk mencegah penyebaran covid 19, sejak tahun 2020 tradisi lopis raksasa dari Krapyak ditiadakan untuk sementara waktu sampai sekarang, dan Haul KH. Tohir bin KH. Abdul Fatah tetap diadakan  dengan menaati protokol kesehatan, walaupun tidak seramai dari tahun-tahun kemarin tetapi masyarakat Krapyak dan Jenggot ikut serta meramaikan tradisi syawalan dengan menyediakan makanan ringan dan minuman secara gratis kepada para pengunjung.

Advertisement

Tradisi syawalan dipekalongan tidak hanya dari pekalongan bagian Utara dan Selatan, di Pekalongan khususnya pekalongan kota atau pusat setiap tahunya juga mengadakan tradisi yang diselenggarakan langsung oleh Romo kyai Habib Luthfi bin Ali bin Yahya yaitu pawai panjang jimat, pawai panjang jimat ini merupakan salah satu rangkaian acara peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan di kanzuz sholat, Poncol Pekalongan.

Acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan dalam kedamaian antar umat beragama di kota Pekalongan, pawai ini bukan sekedar pawai biasa, karena setiap daerah akan menampilkan kreativitas dengan menyuguhkan simbol-simbol budaya yang akan ditampilkan saat pawai panjang jimat berlangsung dan simbol simbol tersebut bertujuan sebagai perekat kerukunan umat sehingga kita tidak mudah dicerai. 

Advertisement

Namun sayangnya dari tahun 2020 kota Pekalongan tidak mengadakan tradisi syawalan panjang jimat karena kegiatan ini sudah diperkirakan akan mengundang banyak orang untuk menonton serta meramaikan pawai tersebut. 

Maka dari itu, Tradisi memang sudah menjadi tradisi agar menjadi sejarah dalam setiap tahunya, harapan kami khususnya masyarakat Pekalongan semoga pandemi ini segera menghilang dari muka bumi dan kami bisa melakukan aktivitas seperti tahun tahun sebelum adanya pandemi covid-19.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE