Intip Yuk Atraksi Tatung Masyarakat Dayang di Singkawang

Atraksi ekstrem dalam festival Cap Go Meh Singkawang

Singkawang merupakan salah satu wilayah yang terletak di wilayah Kalimantan Barat. Dijuluki sebagai Kota Seribu Kelenteng karena daerah ini merupakan salah satu daerah pecinan tertua di Indonesia. Singkawang juga dikenal memiliki sebuah tradisi unik yang telah ada sejak ratusan tahun lalu. Adalah Tatung, atraksi ekstrem yang dilakukan masyarakat Singkawang dengan menusuk-nusuk anggota tubuh dengan benda-benda tajam. Dalam bahasa Hakka/ Khek Tatung berarti orang yang dirasuki oleh roh dewa atau leluhur sehingga memiliki kekuatan supranatural. Tatung hampir memiliki kesamaan dengan debus yang merupakan kesenian bela diri dari Banten. 

Advertisement

Tradisi Tatung sudah menjadi ciri khas Singkawang sejak lama. Tatung biasanya diselenggarakan untuk memeriahkan perayaan tahunan masyarakat Tionghoa yaitu Cap Go Meh. Prosesi Tatung biasanya akan dimulai di tiap tanggal 15 setiap bulannya dalam penanggalan Kalender Tionghoa, seorang Tatung harus berpuasa dari makanan daging alias vegetarian. Konon jika seorang yang memiliki potensi Tatung tetap makan daging di tanggal tersebut maka akan celaka atau mendapatkan bala saat memeragakan keahliannya, seperti terluka, dll. Setelah puasa tersebut, di pagi hari saat Cap Go Meh mereka akan melakukan ibadah khusus di tempatnya masing-masing. Seperti di Toa Pekong/Thai phak koong untuk umat beragama Konghucu dan tempat ibadah Dayak untuk masyarakat Suku Dayak sendiri. 

Dari sana, mereka dibawa menuju panggung kehormatan yang telah disiapkan khusus untuk perayaan festival Cap Go Meh, di mana para Tatung sudah dengan kondisi sudah ditusuk benda tajam. Selama orang tersebut menjadi tatung harus tetap didampingi mediatornya. Hal ini berfungsi untuk menjaga komunikasi antara seorang Tatung dengan roh yang merasukinya. Dalam atraksi Tatung seringkali bertingkah aneh. Ada yang menginjak-injak bilah mata pedang atau pisau. Ada pula yang menancapkan kawat-kawat baja runcing ke pipi kanan hingga menembus pipi kiri. Anehnya para Tatung itu sedikit pun tidak tergores atau terluka. Beberapa Tatung yang lain dengan lahapnya memakan hewan atau ayam hidup-hidup, lalu meminum darahnya yang masih segar mentah-mentah. 

Advertisement

Di Singkawang, banyak juga pribumi atau orang Dayak yang juga turut serta menjadi Tatung. Mereka terdorong berpartisipasi karena ritual Tatung mirip upacara adat Dayak. Sejak pertama kali datang ke Singkawang masyarakat Tionghoa telah menjalin persahabatan erat dengan penduduk pribumi, khususnya suku Dayak. Karena itu tidak ada kecanggungan di antara kedua etnis ini. Sungguh unik dan beragam budaya di Indonesia ini ya, guys?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE