Intuisiku Telah Berhasil Membawaku Kepadamu; Berawal Dari Sebuah Kencan Daring yang Tak Ku Sangka

Tidak seorang pun dari kita yang bisa menebak dan mengetahui dengan siapa kedepannya kita berkenalan dan juga berhubungan. Aku bukanlah seorang cenayang yang bisa menerawang apa yang ada di depanku. Aku hanyalah seorang perempuan biasa yang menggunakan kepekaan perasaanku kepadamu. Mungkin bagimu ini terdengar seperti suatu gombalan dan perkataan manis.

Jujur, aku pun tak mengerti. Berawal dari harapan seorang perempuan yang ingin kisahnya seperti Cinderella yang ditemukan oleh pangeran di masa kini.

***

Aku tidak mengira pertemuan denganmu melalui aplikasi kencan daring terlihat seperti suatu ketidaksengajaan. Bagi ku, di dunia ini tidak ada yang namanya tidak sengaja; hal-hal telah diatur oleh Tuhan untuk berjalan sesuai dengan rencana-Nya. Saat itu, aku teringat jelas bahwa masih ada luka dihatiku terhadap mahluk Tuhan yang diberi nama "laki-laki". Dimulai pada rasa keingintahuan yang tinggi untuk mencoba menggunakan aplikasi kencan, yang tiba-tiba saja muncul di pikiranku. Rasa iseng dan penasaran yang besar menciptakan suatu perasaan sesak didalam dada.

***

Beberapa foto laki-laki yang terlihat menarik, mulai muncul dan aku pun telah memberikan tanda suka kepada mereka. Hingga pada akhirnya, mataku tertuju pada profilmu. Ada perasaan aneh yang tidak pernah ku rasakan sebelumnya. Jantungku mulai berdetak dengan kencang. Aku merasa bahwa aku pernah mengenalmu, tapi aku tidak tahu di mana itu. Kamu bagaikan magnet yang secara tiba-tiba menarikku, walaupun tidak ada sesuatu yang spesial di profilmu, tapi aku menyadari bahwa kamu dan aku memiliki dunia yang berbeda.

***

Aku dan kamu telat dekat untuk beberapa saat. Kehadiranmu dalam hidupku membuat perasaan-perasaan yang unusual muncul dan semakin dalam; apalagi untuk seseorang yang baru aku kenal melalui kencan daring. Awal perkenalan, aku dan kamu begitu intense, hingga di suatu titik aku bisa merasakan kamu tidak tertarik untuk mengenalku lebih jauh. Kamu sudah jarang membalas chat dan aku tidak pernah menjadi sebingung ini. Bagian dari diriku mulai mempertanyakan kenapa kamu sering menghilang dan muncul bagaikan sebuah jerawat. Tiba-tiba setelah sekian lama kamu menghilang, kamu mengajakku untuk bertemu.

***

Sore itu, sebelum aku berpamitan kepada orang tuaku, perasaanku pun tidak enak. Aku coba untuk menghiraukannya, seakan ada yang memberikan peringatan bahwa aku tidak perlu menemuimu. Beberapa menit kemudian, kamu chat dan memberitahukan bahwa kamu sedang berada di acara tunangan temanmu dan berjanji untuk tetap datang. Detik mulai berganti dengan menit, menit mulai berganti dengan jam. Hampir mendekati jam 8 malam, aku masih menunggumu. Tiba-tiba aku mendapat balasan chat darimu. Kamu meminta maaf karena kamu tidak bisa menemuiku. Harapan yang awalnya begitu indah, berubah menjadi mimpi buruk yang berakhir dengan kesedihan. Mulai saat itu, kita sudah menjadi dua orang yang berbeda, tidak pernah bertukar pesan seperti di awal perkenalan.

***

Satu minggu pun berlalu. Perasaan memang tidak dapat berbohong, rasa kecewa yang besar atas janji yang telah kamu berikan membuatku takut untuk berharap lagi. Teman-teman dan orang-orang di sekitar ku mulai sadar bahwa aku tak seperti yang dulu, ceria. Aku mulai mendengarkan musik galau terutama yang berkaitan dengan "harapan". Hari demi hari ku lewati, aku bisa merasakan kamu sedang didekati dengan perempuan lain. Terdengar seperti hal yang tidak mungkin dan aneh, tapi perasaan ini begitu jelas. Seperti ada bisikan dan mimpi-mimpi yang selalu datang di saat aku tidak menginginkannya.

***

Banyak dari teman-temanku yang mencoba untuk menghibur dan berharap aku melupakan mu. Mereka juga menyadarkan ku bahwa aku dan kamu ada di dunia dan gaya hidup yang berbeda, tapi aku masih saja tetap pada pendirianku.

It's like an unfinished story .

Dari sekian banyaknya hari yang ada di dalam satu minggu, Jumaat menjadi awal semuanya untuk aku dan kamu. Hati mengendalikan otakku untuk menanyakan kabarmu dan seketika mata dan jari-jariku dengan sigap mencari namamu di contact. Sent…

Pesan yang aku ketik telah terkirim. Sambil menunggu balasan darimu dengan perasaan harap-harap cemas, aku memutarkan lagu "Pelangi " dari HiVi. Aku mencoba untuk memahami lirik dan ternyata ada kemiripan antara lirik dan kenyataan yang sedang aku alami. Pesan dari kamu pun muncul, hatiku terasa panas dan ingin meledak. Sama seperti sebelumnya, kamu mengajakku untuk bertemu lagi. Aku tidak tahu kenapa hati ini dengan mudahnya menerima ajakan darimu.

***

Perasaan senang pun terlukis dalam senyumku, ketika kamu tiba. Kamu meminta izin dan berpamitan kepada mamaku dengan sopan.

First Impression yang aku dapatkan dari kamu adalah kharisma dan pesonamu yang begitu kuat. Hanya saja, aku tidak ingin kamu tahu betapa berharapnya aku untuk bisa bertemu denganmu. Kita pun tenggelam dalam obrolan yang manis layaknya dua orang yang telah saling mengenal sebelumnya. Aku mencoba untuk menghapus rasa kecewaku dengan melihat tawa dan senyummu. Hingga tibalah di akhir pertemuan, didalam hati aku berucap, "Semoga ini bukan menjadi yang terakhir kalinya bagi aku dan kamu."

***

Tuhan menjawab doaku. Kita dipertemukan lagi dalam suatu kondisi yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.

Malam itu, kamu mulai bercerita tentang perempuan-perempuan yang menyukai dan mengagumimu. Ah, tiba-tiba hati ini terasa terbakar ketika mendengarnya. Aku mencoba untuk mendengarkan setiap hal yang kamu sampaikan sambil mengagumi indahnya senyummu. Aku bisa merasakan getaran yang beda saat mataku dan matamu saling melihat.

Buru-buru, ku palingkan wajahku agar kamu tidak melihat rona merah pada pipiku. Lagi dan lagi kita tenggelam dalam obrolan yang mengasyikkan. Puncak dari kebahagiaan itu ketika kamu menjawab semua harapanku dengan tiga kata: "AKU SUKA KAMU".

***

1 Januari 2017 adalah tanggal dan hari bahagia bagi aku dan kamu, setelah hal-hal yang tidak mengenakkan terjadi. Hal-hal yang dari awalnya ingin aku hapus mulai dari saat kita tidak jadi bertemu, kehidupan kita yang sangat bertolak belakang dan begitu banyaknya perempuan yang mencoba untuk mendekatimu adalah jawaban atas keyakinan dan kesabaran aku dan kamu. Mungkin jika aku tidak percaya dengan intuisi dan tidak yakin kepadamu, kisah kita tidak akan seperti ini.

Terkadang ada hal-hal yang tidak masuk akal dan tidak bisa untuk dijelaskan berhadapan dengan kita; tinggal bagaimana cara kita untuk menyikapinya. Percaya kepada intuisi bukanlah hal yang buruk. Terkadang untuk memilih suatu barang atau produk yang cocok dengan kita, intuisi juga memainkan peran dalam hal tersebut. Sama halnya dengan memilih pasangan, apalagi yang kamu dapatkan melalui aplikasi kencan daring. Tidak hanya kewaspadaan yang tinggi tetapi intuisi juga sangat diperlukan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

senyummu tak seindah yang dulu

3 Comments

  1. AlisaIslamiati berkata:

    hai kak chintya 😄😄

  2. Chintyanf berkata:

    @alisaislamiati 🙂