Jangan Hanya Melihat Dari Apa yang Terlihat, Dan (juga) Jangan Mudah Menyimpulkan Dari Apa yang Terlihat

They fighting a battle you know nothing about.

"Urip iku mung sawang sinawang, mula aja mung nyawang sing kesawang."'

Advertisement

Baru-baru ini, saya mulai akrab dengan pepatah kuno leluhur di tanah Jawa ini. Jujur awalnya lucu mengatakan pepatah ini, apalagi di bagian kata sawang sinawang nya. Rasanya lucu saja jika diucapkan. Tapi lama-lama saya mengerti bahwa arti dari pepatah ini cukup dalam.

Jadi, dalam hidup ini kita seringkali mudah untuk berpikir bahkan mengatakan bahwa hidup orang lain lebih bahagia dari hidup kita, masalah kita lebih banyak dari orang lain atau bahkan hidup kita lah yang lebih benar dibandingkan orang yang lain. Tetapi pepatah kuno tanah Jawa itu mengajarkan bahwa sebenarnya hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat. Sehingga, jangan hanya melihat dari apa yang terlihat dan jangan mudah menyimpulkan dari apa yang terlihat.

Kenyataan hidup menyatakan bahwa kita ini berjalan diatas sepatu kita masing-masing, bukan diatas sepatu orang tua, saudara, teman, sahabat, atau orang-orang lainnya yang ada di sekitar kita. 

Advertisement

Sepatu kita sendiri yang tahu betul bagaimana kita berjuang untuk melewati waktu atau musim tersulit dalam hidup ini. Sepatu itu juga yang tahu bagaimana kita sangat berjuang untuk tetap tersenyum ditengah naik turunnya siklus kehidupan di dunia ini. Melewati banyak hal, sepatu itu juga yang akhirnya bisa membawa kita terus berjalan bahkan berlari sampai sejauh ini – ada di titik atau posisi yang sekarang.

Dari semua pemahaman ini, harusnya kita akhirnya mulai untuk tidak berlagak atau seolah-olah berjalan diatas sepatu orang lain. Karena dengan begitu kita akan merasa seperti orang yang sedang naik mobil di jalan tol (baca : sangat cepat) untuk mengambil kesimpulan tentang hidup orang lain yang akhirnya mendorong kita untuk mulai iri, membandingkan, terobsesi, nyinyirin hidup orang, menghakimi orang lain, atau parahnya mengasihi diri sendiri sampai muncul keinginan-keinginan yang jahat yang bisa melukai diri kita sendiri. 

Advertisement

Tidak semua hal yang kita nikmati di beranda sosial media kita benar-benar baik-baik saja, indah, atau bahkan mewah. Semua pasti memiliki kekurangan, hanya saja kekurangan itu tidak ditampilkan. Berpikir dan bersikap dewasa dengan menelaah segala sesuatu yang muncul di beranda media sosial kita adalah pilihan yang harus selalu kita pilih. Telaah lebih dalam sebelum salah mengambil respons – baik respons di hati, pikiran, ataupun tindakan kita.

Kemudian, kita juga harus sadar akan hal ini bahwa, tidak ada yang sempurna di dalam diri dan hidup setiap orang. Setiap orang pasti punya yang namanya kelemahan. Dan kehidupan setiap orang pun pasti punya kekurangan. Karena yang sempurna itu hanya Tuhan dan pastinya Andra and the Backbone (yuk nyanyikan, "kau begitu sempurna, di mataku …bla..bla..bla hehe).

Dengan melakukan dan menyadari itu, kita akan mudah untuk bersyukur dengan 'sepatu' kita masing-masing. Tidak akan ada (lagi) dan (lagi) hasrat untuk meminjam atau menukar sepatu kita dengan sepatu milik artis atau selebgram tertentu (read:orang lain) Hehehe. 

Be nice to others. Cheers!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Shangrila.(n) ; any place of complete bliss and delight and peace→The Lost Horizon, James Hilton(England,1933)™ Passion Never Weak

CLOSE