Permainan atau yang lebih sering disebut game adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yang dipermainkan. Game bisa dimainkan oleh seluruh kalangan masyarakat. Baik dari kawula muda sampai kawula tua. Hal ini dikarenakan game mudah diakses oleh semua orang dimanapun dan kapanpun. Gawai adalah salah satu media yang sering digunakan untuk mengakses game. Game yang sering diakses melewati gawai  adalah game online yang cukup menguras kuota internet. Adapun contoh game online yang populer yaitu Free Fire, Mobile Legend,dan PUBG Mobile.
Dalam dunia game, pemain game sering disebut dengan gamers. Banyak orang memiliki stigma negatif kepada gamers. Ada tiga stigma besar yang disematkan kepada gamers. Pertama, gamers sering dianggap anti sosial. Hal ini karena sebagian gamers sering menghabiskan waktunya sendirian untuk bermain game. Sehingga, gamers cenderung pasif  dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Kedua, gamers dianggap seorang yang pemalas. Sifat ini berkaitan dengan poin pertama dimana kencederungannya yang sering bermain game, membuat pandangan masyarakat sebelah mata kepada gamers. Ketiga, gamers dianggap tidak memiliki masa depan. Gamers yang terlalu fokus pada game dianggap melalaikan tugasnya. Baik tugas dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia kerja. Sehingga masa depan mereka dianggap kurang jelas dan tidak terarah. Namun, sesungguhnya stigma negatif kepada gamers tidaklah benar adanya. Stigma ini hanya muncul dari pemikiran masyarakat yang cenderung subjektif tanpa bukti yang konkrit. Tidak semua gamers anti sosial, pemalas atau tidak memiliki masa depan. Generalisasi umum ini harus dihapuskan. Setiap gamers berbeda tergantung pada kepribadian masing-masing. Sehingga sifat-sifat yang melekat pada stigma negatif gamers tidak bisa dikaitkan dengan game itu sendiri. Melainkan, seharusnya dikaitkan  kepada individu masing-masing. Hal ini dibuktikan dengan banyak gamers yang justru berprestasi dalam skala nasional maupun internasional. Contohnya Tim Esport EVOS yang menjuarai Free Fire World Cup 2019, BTR RA yang menjuarai PUBG Mobile Pro League Asia 2020, BOOM Esport yang menjuarai ESL South East Asia Championship 2020, dan lain sebagainya. Bahkan, pemerintah memberikan dukungan penuh dalam perkembangan Esport melalui diadakannya Piala Menpora Esport 2020.Â
Selain itu, bermain game memiliki berbagai manfaaat. Berikut manfaat dari bermain game online:
– Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris. Game online banyak dikembangkan oleh perusahaan besar yang memasaran produknya dalam skala internasional. Perusahaan mendorong produknya harus menggunakan bahasa internasional yaitu bahasa Inggris agar dapat dipahami oleh masyarakat dunia. Hal ini membuat setiap gamers mampu meningkatkan kemampuan bahasa inggris.
– Menghilangkan stres. Game tidak hanya membuat hati gembira, tetapi game dapat meningkatkan hormon endorfin yang dapat mengurangi stres.
– Meningkatkan Kemampuan Penyelesaian Masalah. Game tidak hanya sekedar bermain asal-asalan. Melainkan, ada game yang memerlukan setrategi dalam memainkannya. Hal ini membuat pola pikir gamers terasah lebih cepat berfikir dan memecahkan masalah.
– Meningkatkan Fokus. Bermain game tentu memerlukan tingkat fokus yang tinggi untuk memenangkan permainan. Fokus ini akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari.Â
– Menambah Teman. Di dalam game, gamers tidak hanya sendirian. Gamers bermain dalam kelompok-kelompok dengan individu yang berasal dari latar belakang yang beragam. Hal ini mampu membuat individu menambah relasi.
Dengan demikian, game online tidak selamanya negatif. Banyak manfaat positif yang bisa kita dapatkan dari bermain game online. Prestasipun bisa diperoleh yang berujung pada kebanggaan diri sendiri maupun orang lain. Sehingga, sebagai masyarakat yang rasional dan objektif, stigma negatif pada gamers tidak boleh membutakan mata kita untuk melihat realita yang ada. Marilah kita memanfaatkan game online untuk hal yang positif bagi diri sendiri dan lingkungan di sekitar kita.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”