Jika Ini Nafas Terakhirku, Izinkan Aku Berada di Sampingmu dengan Wujud Nyata Bersama Hadirmu

Izinkan jingga menyusuri sepanjang jalan kenangan yang pernah kita lalui bersama

Izinkan raga bertemu kembali dalam  nyata.

Advertisement

Sepanjang tabir hangat senja

Sepanjang jalan sudut kota kenangan yang pernah dilalui bersama.

Hati ini masih utuh hanya untukmu.

Advertisement

Sepenggal kata mengukirnya dari lentiknya jemari yang kian merajai pada serpihan rindu yang memuncak. Di mana letak raga pada nyatanya pijakkanmu mampu kuselami. Seberkas sinar cahaya itu masih menerangi seluruh memori dalam pijakkanku. Namamu masih berkutat jelas mengisi setiap sendi sudut di dalam jiwaku.

Setiap langkah pernah kuabaikan saat persinggahan ku demi bahagiamu disana. Setiap langkah temani kenang pada hari yang kujaga sendiri dalam hati. Rapat menyimpanmu dalam setiap kisah yang kuperbincangkan kepada semesta. Salahkah rasaku yang masih sangat menyayangimu?

Advertisement

Apalah daya jemari kian menari ingin menggapai bintangnya di kejauhan langit tempatku berduduk berdiam diri. Setiap jengkalnya selalu penuh makna akan kita di dalam hati.

Pernahkah kamu merasakannya?

Malaikat dihati yang selalu dinantikan. Sebongkah pesan dalam hangatnya hati sejak dirimu hadir dalam bayang diri,  membuka pintu hati mengetuknya kembali. Masih terasa syahdu mengisi hati bayangmu di langit hati ini. Hadirmu yang dirindu jelas mengisi ruang hati, bayangmu masih sangat jelas temani hari dalam riuhnya hari-hari pun saat ku mulai merebahkan diri dipembaringan. Lantunmu yang merindui.

Suara hati riuh memanggilmu masih utuh menyayangimu. Dalam setiap lantunan jejak demi jejaknya, kepada Ilahi yang maha mengerti tentang arti degup dan bisik lirih ini, jauh di dalam di dasar hati ini. Tersimpan namamu abadi.

Kuingin sajak dekapmu membimbing hati dalam lantunan bait do'a harap kepada Ilahi..

Sehangat kasih kepada Ilahi.

Mengenang dalam setianya hati hingga nafas terakhir dalam rangkul kenang do'a yang menjaga denyutnya tasbih kalimat sederhana.

Senandung kasih.

Senandung hati.

Senandung doa.

Tasbih menggema merasuk jiwa melegakan hati pada kalimat Asma Allah.

Bimbinglah raga dan hati ku duhai dirimu yang menjadi pemilik hatiku.

Sehari saja temani aku dalam heningnya dibawah riuh bintang yang menari penuh hangat jingga.

Sekali saja temani dan bawa diri menyusuri sepanjang jalan kenangan di setiap sudut kotanya. Hanya bersamamu temani dalam dekap tuk teman hidup di keabadian jingga. Teman hati dalam kenangan hati di setiap detak hari.

Dan hati masih setia merangkulmu dalam hati.

Dan hati masih menjagamu.

Dan hati masih berdegup kencang tentangmu.

Dan hati masih menyayangimu.

Kenanglah aku dijejak hatimu.

Kenanglah dalam hening doa sepanjang sujud pelita kasih harimu..

Kenanglah aku di keabadian hari.

Di tabir suratan jejak hati meskipun disudutnya hati yang menjaganya sendu, syahdu, hening berkata.

Senja jingga hari yang abadi.

Senja jingga hari yang selalu dinanti.

Senja jingga hari yang melukiskan serangkai kata hati yang berbicara.

Tak berjeda hingga nafas terakhir menghela.

Biar ku jaga kasih namamu sepanjang nafas doa.

Biar kusimpan menjadi kenangan abadi.

Dijejak hari yang riuh sesak hingar bingar porak lalu lalang mengelilingi labirin ibu kota. Nuansa riuh damai dalam keramah tamahan liku liukkan sudut desa yang asri. Dijejak hari masih sesekali merasakan kehampaan tak mendustai diri, karena hadirmu dalam nyatanya hari-hari masih menjadi penantian hangat disepanjang ku lewati hari-hari. Seperti ada separuh jiwa yang terbang dan menghilang. Sayup berdesir bersama hempasan Sepoi angin-angin menusuk kalbu jemari.

Entah rasa apa yang menggelayuti menghinggapi hati dan benak diri, hingga detik ini masih menyayangimu duhai sang penjaga hati yang masih bermisteri. Kita pernah bersama dalam haru, sendu, indah dan saling menyemangati. Seperti malaikat hati saat pertama mengenal kisah kasih menyapa teduhnya nuansa hati. Ke manakah perginya semua itu..

Hanya bersama Ilahi yang menentramkan hati.

Hanya bersama lantunan bersandar disetiap tudung sujud doa menggema yang menentramkan pilur Ruhani.

Hanya bersama Ilahi yang melapangkan hati.

Dijejak hariku yang hening, saat mentari mulai tenggelam.

Raga merebah menggantung harap pada semesta.

Perkenankan aku menggenggammu. Pintaku pada semesta, kamu. Bintang hati temani aku dalam lafadz lantunan doa temani dalam hati yang bertasbih lirih.

Terima kasih.

Segala hal cipta rasa yang masih lekat terasa terpaut dekat di relung hati.

Kamu, Bintang Hati

Yang menjadi kenangan abadi sekaligus terindah bermakna didalam hati.

Hingga akhir waktu.

Cinta yang baik akan tetap baik.

Ia terasa didalam hati.

Ia terkenang abadi.

Ia tercipta tanpa rekayasa.

Ia tulus dan murni.

Ia tak berpamrih.

Cinta yang tulus akan tetap tulus.

Ia menjaga kesetiaan janji di dalam hati.

Cinta sejati tak butuh kata.

Cinta sejati tak kenal jeda.

Cinta sejati melihat dan memahami dari hati..

Hati lirih bersuara.

Ia tak lekang waktu.

Berelegi di kejauhan bayang jingganya yang ditemani hangat senja di satu hati.

Kamu…

Sebaris nama dalam doa yang masih terasa nyata dekat di jantung hati.

Izinkan aku berada di sampingmu dengan wujud nyata bersama hadirmu.

Ditemani hangat senja, saling menjaga dekat jantung hati pada satu hati.

Di keabadian jingga hari.

Dikeabadian hati~

Sepanjang Usia yang Terdalam

Kau pernah berujar berucap bahwa tak kan pernah lagi tinggalkan diri. Kala kau mengetuk pintu hati. Kemana perginya hatimu ?

Setelah kembalimu, aku menemukan kembali jantung hati bernyawa nyata dalam hati terdalam. Kembalimu saat kita pernah berpisah jauh terbentang jarak serta rutinitas. Pahamilah aku selalu menantimu dalam guliran waktu dan harinya. Pahamilah dan mengerti, tiada pernah kata hati bersenandung akan hati yang lain. Kau, masih menjadi satu yang kulangitkan kepada Ilahi. Dalamnya ruh berelegi ini semoga semesta menghendaki jejak nafas, jejak hati, jejak langkah kan temui pijak kita kembali. Akankah keajaiban semesta kan berbicara disuatu hari nanti..

Jika kau takdirku di suatu hari nanti, kau akan kembali. Hati ini tak pernah pergi. Meskipun kau membawa pergi sekeping hati yang kini menghilang pergi entah kemana harus kudapati dalam kata insan semesta yang meramu mengilhami.

Saat nanti kau benar-benar nyata kembali. Harapku selalu yang terbaik untukmu. Aku selalu menerimamu dengan setulusnya hati. Aku selalu mendukungmu. Jika kau tetap di sana gapailah apa yang menjadi ambisi yang tertunda. Raga kita yang menjauh kini. Mungkin terasa saat ini tak lengkap separuh hati serta hidup tanpa kau di sisi. Bersama rebah diri kulayangkan setiap harap dalam sujud doa.

Berusaha melapangkan hati. Duhai sebaris nama dalam doaku..Hatimu janganlah pergi dari hati. Senyata hatimu yang masih nyata terdalam mengisi sendi dan ruang hati. Sedekat denyut nadi dalam nafas diri. Pasrah diri saat ini hanya mampu menjagamu dalam hati hening seorang diri tanpa jeda.

Jujur hati, tak pernah sanggup hati melepasmu tuk lupakanmu. Desir ombak lepaskan karang gemuruh di pantau yang lepas. Diri terpenjara sunyi dikeriuhan hari, tak nampak rautmu melukis kisah selami waktu yang bersembunyi. Rasa diri, ingin melayang jauh ke pantai yang lepas. Sesak menggelayuti tersadar hanya bayangmu yang menjelma nyata temani diri. Riuh ramainya sudut kota penjaga, desak rutinitas, tak membuat ku mampu lepaskan hatimu.

Sepanjang usiaku masih renyah luruh rintih memanggilmu dari tempatku berdiri berduduk berpijak di tempat ini. Semoga dirimu bahagia selalu dimanapun pijakkan mu, senandung doa ku lirih dalam diam menyertaimu. Kutitipkan hati kita yang pernah satu kata satu kisah satu kasih ini kedalam hatimu, kedalam kisahmu. Kenanglah aku tetap dalam hatimu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE