Aku Kira Kamu Datang untuk Menyembuhkan Luka. Namun Ternyata Justru Sebaliknya

Saatnya bangkit dari luka

 

Advertisement

Aku dan kamu yang kuharap akan menjadi kita. Kita adalah dua orang yang katanya pernah sama-sama terluka, tapi faktanya kamu tidak pernah benar-benar mengalaminya.

Kukira aku dan kamu akan saling mengobati luka, namun yang terjadi justru sebaliknya. Aku yang telah mencoba untuk menyembuhkan lukamu, dan kamu yang justru dengan mudah memperperih luka lamaku.

Semua bermula dari nyaman. Ketika aku merasa aku dan kamu selalu sepemikiran dan satu frekuensi, di situlah awal mula nyaman menghampiri.

Advertisement

Kata banyak orang nyaman adalah sebuah jebakan. Tapi menurutku tidak demikian, nyaman timbul dengan tiba tiba karena alasan yang sulit didefinisikan. Hingga pada akhirnya nyaman membuat diriku terlalu besar menaruh harapan. Jadi menurutku, jebakan yang dimaksud beberapa orang adalah ketika harapan yang telah ku impikan tidak akan pernah bisa menjadi kenyataan.

Kemungkinan terburuk tentang harapku yang berlebihan, sudah jauh jauh hari kuperkirakan. Jadi ketika semua ini terjadi, hatiku sudah siap untuk menerima semua kepedihan atas kembalinya kamu ke dia yang kamu harapkan. Aku mencoba berbicara kepada diriku sendiri bahwa aku hanyalah orang baru, yang seperti apapun aku, orang lama akan tetap manjadi penghuni nomor satu di hatimu.

Advertisement

Kamu tidak pernah benar benar bersalah, dan aku juga tidak akan pernah marah. Karena semua perih ini bermula dari ekspetasiku sendiri. Aku yang salah mendefinisikan semua perlakuanmu. Harapku juga terlalu tinggi, belum mengenalmu terlalu lama namun aku sepenuhnya yakin kalau kamu datang untuk menyembuhkan luka. Kini akhirnya aku menyadari bahwa sampai dengan saat ini nyatanya kamu dan dia masih saling, dan aku di sini adalah sebatas orang asing. Tidak mengapa, semua akan kuterima dengan lapang dada.

Sudah saatnya aku menciptakan bahagiaku sendiri. Menyembuhkan luka lama yang diperperih dengan luka baru yang diberikan olehmu. Aku berjanji kepada diriku sendiri, untuk saat ini dan kedepannya nanti bahagiaku adalah tanggung jawabku sendiri. Jadi aku tidak perlu lagi menciptakan ekspetasi untuk menggantungkan bahagiaku kepada orang lain. Aku juga tidak akan menghakimi diriku sendiri atas kesalahan yang mudah jatuh hati namun sulit untuk melepasmu pergi. Aku ikhlas melihatmu bersamanya lagi, karena menurutku dia memang lebih pantas untukmu jika dibandingkan denganku.

Semoga suatu saat nanti aku akan disalingkan dengan seseorang yang telah Tuhan persiapkan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE