Kamu Tertarik dengan Perhiasan Batu Mulia? Coba ke Jayengan Kampung Permata di Kota Solo Yuk!

Jayengan Kampung Permata wisata bertemu berbagai macam perhiasan batu mulia

Daya tarik Kota Solo bertambah satu lagi, khususnya bagi pecinta batu mulia dengan adanya Jayengan Kampung Permata (JKP). Sesuai dengan namanya, JKP terletak di Jl. Gatot Subroto, Jayengan, Solo. Kampung ini dihuni oleh para pengrajin permata dan perhiasan batu mulia lainnya yang berasal dari Martapura, Kalimantan Selatan. 

Advertisement

Kedatangan para pengrajin Martapura ini dikarenakan adanya permintaan dari Keraton Solo untuk membuat perhiasan bagi keluarga istana. Akhirnya, banyak dari para pengrajin yang menetap dan beranak pinak di Jayengan sejak abad ke-19. Para pengrajin ini kemudian membentuk home industry yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh generasi penerusnya dan membetuk Forum Jayengan Kampung Permata (FJKP).

FJKP hadir sebagai wadah bagi para pengrajin home industry untuk meningkatkan peluang dan jaringan bisnis. Diketuai Bapak Yusuf Ahmad AlKatiri yang sekaligus pengusaha berlian, FJKP mampu menarik perhatian Dinas Pariwisata dan Dinas Perdagangan Kota Solo dengan menetapkannya sebagai salah satu ikon industri kreatif Kota Solo dan meresmikan Jayengan Kampung Permata sebagai destinasi wisata pada Oktober 2015 lalu. 

Bapak Yusuf mengaku senang karena selain mendapat perhatian dari pemerintah, FJKP juga mendapat bimbingan dari akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) hingga tercipta grand design Gedung Jayengan Kampung Permata. 

Advertisement

“Kebetulan saat itu ada tim dari UNS yang dipimpin oleh Ibu Winny Astuti, yang  mengajukan diri untuk menjadi tim pendamping desain gedung, sedangkan untuk fisiknya, kami mendapat bimbingan dari tim UMS yang dipimpin oleh Bapak. Qomarun. Akhirnya saya terima dengan senang hati karena saya merasa terbantu untuk mengembangkan visi ke depannya."

Dengan kerjasama ini, FJKP tengah merintis gedung dua lantai yang akan menjadi pusat aktivitas pengrajin batu mulia di Jayengan.

Advertisement

Lantai pertama akan digunakan sebagai show room alias galeri yang dapat mengakomodasi kegiatan jual-beli permata karya pengrajin asal Jayengan. Uniknya, konsep ini akan dipadukan dengan wisata kuliner sehingga pembeli dapat lebih nyaman dalam melakukan transaksi. Di lantai kedua, pengunjung dapat melihat proses pengolahan batu mulia sekaligus berinteraksi secara langsung dengan para pengrajinnya.

Tidak hanya berlian, FJKP juga beranggotakan UKM pengrajin perhiasan jenis lainnya, seperti Nasrina Silver, sebuah toko perhiasan di Jayengan, yang memiliki spesialisasi pada perhiasan perak, perunggu serta imitasi. Tim kami mendapat kesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan aksesoris pengantin Jawa seperti timang, tusuk konde, dan bros yang menjadi produk unggulan Nasrina Silver. 

Menurut penuturan Adi, salah satu pengrajin perhiasan untuk Nasrina Silver, mengaku bahwa batu yang dipergunakannya untuk untuk membuat tusuk konde berasal dari pengrajin setempat. Pemilik Nasrina Silver, Bapak Wawan pun menyatakan bahwa Nasrina Silver merupakan salah satu anggota FJKP yang telah menempati gedung sementara realisasi grand design Jayengan Kampung Permata.

“Setelah empat tahun diresmikan, kami butuh proses ya, jadi untuk saat ini pembangunanya masih dilakukan secara bertahap, salah satunya gedung yang ditempati oleh lima toko di Jalan Gatot Subroto tadi.”

Di akhir wawancara, Pak Wawan pun menyatakan harapannya agar grand design Jayengan Kampung Permata selesai setidaknya pada tahun 2022 sehingga dapat segera menjadi sarana jual-beli batu mulia, destinasi wisata hingga edukasi masyarakat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE