Karantina Diri Tak Berarti Memenjarakan. Justru Ini Waktunya Kamu Belajar Mencintai Diri Sendiri

karantina diri belajar mencintai diri sendiri

Harus berada di rumah dalam waktu tertentu untuk memutus rantai penyebaran virus Corona adalah salah satu upaya yang baik dilakukan. Bagi remaja, ini waktunya bagi mereka untuk beradaptasi terhadap sejumlah kesibukan yang mereka lalui. Saat sibuk dengan kegiatan sekolah, remaja nggak Cuma berurusan dengan tugas, nilai ujian, belajar, dan remedial belaka. Mereka juga kerap berpikir keras tentang sudah seberapa baik mereka menjadi teman yang asik untuk teman-teman di sekolah. Sejumlah pertanyaan seperti seberapa baik diri mereka sudah menajdi pendengar yang baik untuk teman.

Advertisement

Tak jarang juga waktu yang dimiliki oleh remaja disibukan dengan memikirkan kebahagiaan orang lain, misal seberapa senang hari ini pacar terhadap penampilanku. Apakah ia suka dengan kejutan yang kuberikan. Biasanya remaja juga dilanda dilemma dengan komentar atau kritikan orang lain tentang artis idola, pilihan baju, dan aksesoris yang dikenakan bahkan hobi yang digeluti. Sudah waktunya selama masa karantina diri di rumah, remaja zaman now mencoba melakukan yang namanya self talk atau dikenal dengan berbicara pada diri sendiri.

Ada waktu untuk memikirkan orang lain, tapi ada waktu untuk menyapa diri sendiri. Mungkin selama ini hati atau diri ini juga butuh didengarkan bukan melulu untuk mendengarkan keluh-kesah orang lain saja. Ada kalanya juga menyenangkan diri sendiri dengan menikmati me time dan berani berkata tidak saat sebenarnya fisik atau raga dan jiwa ini merasakan letih ketika ada teman yang meminta bantuan. Luangkan waktu sejenak untuk merelaksasikan diri dan mengistirahatkan jiwa.  Bukankah itu bagian dari mengapresiasi diri sendiri.

Selagi berada di rumah, maka mungkin ini waktunya untuk kembali menata mimpi atas diri sendiri, mengevaluasi atau merefleksikan hal-hal yang selama ini berhasil dilakukan dan hal yang belum dicapai. Ada keberhasilan, namun tak luput dari sejumlah kegagalan. Saat itu remaja bisa menata atau mengatur strategi baru atau mencoba bereksperimen dengan cara-cara lain demi mencapai sesuatu yang dicita-citakan.

Advertisement

Mungkin selama ini remaja bergerak bukan atas kata hati sendiri, namun terlalu pusing dan bergerak atas kendali orang lain. Pikiran dan hati ini butuh kelegaan dan suara hati yang tahu sebenarnya keinginan yang terpendam dan mimpi yang dicita-citakan. Mengenali diri dengan lebih baik dan jujur bisa dijadikan salah satu alternative kegiatan selama di rumah. Kamu bisa menulis aktivitas dan target-target yang hendak dibentuk untuk diri sendiri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Berhenti untuk selalu mengambil keputusan atas keinginan atau pertimbangan dari orang lain. Sesekali mendengarkan pendapat teman-teman tidak masalah, tapi tetaplah miliki inisiatif untuk berkehendak atas keinginan diri sendiri. Jika terus-menerus mengikuti keinginan orang lain, maka jati diri kamu pun menjadi hilang.

Ini bukan lagi waktunya bagimu untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Namun melihat dalam jurnal harian tentang kebaikan hari ini dibandingkan hari-hari yang lampau. Tubuh dan jiwa memerlukan istirahat, maka beristirahatlah dari keluhan orang lain tentang kamu, meredakan pikiran sejenak dari kata-kata yang kurang baik yang membuat semngatmu redup. Namun cobalah untuk mengingat-ingat tentang pujian dan apresiasi dari orang lain yang membuatmu semakin semangat untuk berkarya. Jika diri merasa bahagia, maka secara otomatis sistem imun pun bekerja dengan baik dan fisik kamu menjadi lebih sehat.

Advertisement

Sadar kalau kamu punya kekurangan itu baik, namun berhenti di titik kelemahanmu hanya akan membuyarkan semua kelebihan yang kamu miliki. Kelebihan butuh untuk disapa dan dibangkitkan, karena sebenarnya dalam psikologi positif atau aliran psikologi humanistic, setiap manusia memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan melawan setiap kegelishan. Kamu hanya perlu menyadari dan meyakinkan diri kalau dirimu memiliki atau mempunyai potensi tersebut. 

Mencintai diri sendiri tak berarti kamu egois, tapi kamu ingin menjadi sosok anak muda yang berkembang dengan segala bakat keren yang kamu miliki.Sebelum membantu orang lain, sebelum hati ini bisa memberi, maka semua harus dimulai dari proses mencintai diri sendiri.

Mencintai diri sendiri tidak sulit, kamu hanya perlu belajar untuk menerima semua kelebihan dan kekurangan. Namun fokuslah pada kelebihan diri. Tak perlu membandingkannya dengan orang lain, karena setiap remaja itu unik dengan caranya sendiri. Setelah kamu rutin melakukannya setiap hari, maka ini menjadi sebuah kebiasaan baru yang membuat dirimu semakin berarti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

une femme libre

CLOSE