Kamu yang Tiba-tiba Menghilang dan Menyisakan Tanda Tanya: Apakah Karena Jarak Penyebabnya?

kamu tiba-tiba menghilang

Keinginanku dan dia saat bertemu nanti sederhana saja, ingin makan bersama, jalan-jalan dan foto berdua. Hanya ini saja, tidak lebih dan tidak kurang. Namun semuanya hanyalah angan-angan saja, tak pernah terjadi walau hanya satu kali saja. Hubungan kami seperti hubungan dalam dunia maya dengan LDR sebagai penghiasnya.

Advertisement

Mungkin banyak yang tak tercaya pada hubungan kami ini, bagaimana bisa menjalin kasih tapi tidak pernah menghabiskan waktu bersama? Jangankan orang lain, aku sendiri pun terkadang merasakan demikian.

Sulit sekali untuk kami bertemu. Padahal setiap libur walau pun dengan waktu yang singkat saja aku selalu sempatkan untuk pulang, berharap sampai di sana kami bisa bertemu. Namun, sayangnya harapan tak kunjung temu.

Jadwalnya yang super padat menjadikan waktu itu sangat mahal. BahkanLlebaran pun, temu itu tak juga terjadi. Sebelum aku pulang ke kampung halaman, dia lebih dulu melakukan perjalanan ke kampung halaman orang tuanya, kota Jogja tepatnya.

Advertisement

Rindu? Jangan ditanya lagi. Rasa itu sudah bertumpuk-tumpuk di dada. Hanya suara dan pesan singkatnya yang menjadi obat penawar rindu di antara kami. Tak jarang ada air mata yang tak sengaja jatuh dari mata sipitku ketika memandang gambar dirinya yang bagiku merupakan laki-laki paling ganteng sedunia. Ya, begitulah panggilan sayangku untuknya.

Hubungan yang bertahun-tahun kami jalani ini LDR antar provinsi. Terjalin begitu saja tanpa ada prosesi tembak menembak seperti orang kebanyakan. Aku yang berstatus mahasiswi di salah satu universitas swasta Palembang dan dia mahasiswa di salah satu universitas swasta Bandar Lampung. Meskipun begitu, tempat tinggal kami sama, yaitu Provinsi Lampung. Hanya saja aku berada di kabupaten sedangkan dia berada di pusat kota.

Advertisement

Semua berawal dari pertemuan kami di gerbong kereta api malam itu. Kami duduk dengan jarak cukup jauh yang diam-diam saling memperhatikan. Laki-laki berkulit putih dan hidung mancung itu sukses mumbuatku terpana. Mata ini seakan enggan berkedip melihat indahnya ciptaan Tuhan ini. 

Dia tersenyum ramah ke arahku, seolah memberi sinyal kalau dia pun tertarik padaku. Benar saja, selang beberapa waktu dia berpindah duduk menjadi di sebelahku. Aku jadi salah tingkah dibuatnya. Dia mengawali perbincangan kami dengan menanyakan namaku lalu berlanjut sampai perjalanan kami selesai dan berakhir dengan bertukar nomor telpon.

Dari bertukar kabar sampai berbagi cerita menjadi kegiatan kami setelah pertemuan malam itu. Dia lucu, pintar, dan sopan menjadikan aku semakin tertarik padanya. "Apakah ini cinta, entahlah?" Aku bingung dengan yang kurasakan saat ini.

"Mulai sekarang panggil aku dengan kata Mas ya jangan kakak lagi" pintanya padaku yang ia sampaikan lewat pesan singkatnya. 

"Kenapa?" Aku menjawabnya singkat.

"Biar kita lebih dekat aja, kamu mau kan?"

"Iya, mau" apakah ini pertanda kalau dia merasakan hal yang sama denganku, mungkin saja.

Awalnya aku ragu untuk menjalani hubungan ini, apa mungkin laki-laki tampan seperti dia mau menjalin hubungan LDR. Aku yakin banyak sekali perempuan cantik yang antri untuk menjadi pacarnya.

Namun dia meyakinkan aku, kalau dia merupakan tipe laki-laki yang sulit untuk jatuh cinta walaupun banyak perempuan cantik di sekitarnya. Menurutnya cinta tak hanya dari paras semata melainkan dari rasa nyaman yang ia rasakan dan masih banyak lagi faktor pendukung untuk ia menjatuhkan hatinya pada seseorang.

Hubungan kami terus berlangsung sampai akhirnya ada rencana pernikahan yang telah di restui orang tuanya. Meskipun LDR tapi hubungan kami tak kalah dengan mereka yang setiap hari bertemu. Aku belajar banyak hal darinya dan bersamanya hidupku menjadi lebih baik.

Bulan dan tahun silih berganti, hubungan kami semakin erat walau terhalang jarak. Rasa saling percaya, terbuka, jujur, pengertian dan kesabaran menjadi pondasi kuat hubungan kami. Tak ada masalah apa pun di antara kami sebelumnya, tiba-tiba saja dia menghilang dari duniaku tanpa alasan. Aku kehilangan arah, benci pada diriku sendiri. Bagaimana bisa ini semua terjadi padaku, pada hubungan kami. 

Badai apa itu, yang seketika menghancurkan hubungan kami dan juga mimpiku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Belajar menulis, karena lewat tulisan aku bisa ungkapkan rasa.

Editor

une femme libre

CLOSE