#KesehatanMental – Behenti Menjadi People Pleaser, dan Jadilah Dirimu Sendiri

Apakah kamu memiliki kebiasaan meminta maaf meskipun sebenarnya hal itu tidak perlu kamu lakukan. Atau mungkin kamu sulit menolak untuk dimintai bantuan orang lain? Atau bahkan kamu lebih banyak menyenangkan orang lain daripada dirimu sendiri?

People pleaser merasa sulit untuk mengatakan tidak, akan tetapi merasa bersalah saat melakukanya. Mereka akan merasa lebih bertanggung jawab pada kebahagiaan orang lain, daripada kebahagiaanya sendiri. Mereka lebih mendahulukan kebutuhan orang lain di atas kebutuhanya sendiri.

Sebenarnya siapa people pleaser ini? People pleaser ini ada sebutan bagi people pleasing atau seseorang yang berusaha untuk menyenangkan orang lain di sekitarnya, dengan mengesampingkan dirinya sendiri. Sifat dari people pleaser ini sangat selaras dengan orang yang sering kali terlihat menyenangkan, suka menolong, baik hati, dan cenderung untuk melakukan apapun agar orang lain tidak kecewa meskipun hal itu bertentangan dengan dirinya. 

Seperti apa people pleaser ini? People pleaser akan memiliki pendapat rendah tentang dirinya sendiri, mereka sering berurusan dengan harga diri yang rendah dan menarik harga diri mereka dari persetujuan orang lain. Selain itu, mereka percaya bahwa orang lain akan peduli padanya ketika mereka juga berguna. 

Terkadang people pleaser juga memiliki keinginan untuk dibutuhkan, dan percaya bahwa mereka juga memiliki kesempatan yang lebih baik untuk menerima penghargaan atau pujian dari orang yang telah dibantu. Pada dasarnya, mereka juga kesulitan untuk menolak permintaan bantuan orang lain, karena akan membuat mereka berpikir mereka tidak peduli dengan sekitar. Meskipun hal tersebut bertentangan dengan keyakinanya. 

Sekilas jika ditanya apakah buruk menjadi people pleaser? Tentu tidak, lagi pula apa salahnya berbuat baik pada seseorang dengan membantu mereka dan membuat mereka bahagia? Tapi jika kita perhatikan mendalam, sebenarnya menjadi people pleaser kurang baik karena mereka tidak tahu batasan berbuat baik dan melampaui sebenarnya.

Seseorang yang memiliki sifat people pleasing ini sering kali mengalami kesulitan untuk membela diri mereka sendiri, sehingga akan mengarah pada pola pengorbanan diri atau pengabaian diri yang berbahaya. Dengan pola hidupnya yang menguras tenaga untuk membantu orang lain, akan lebih beresiko mengalami gangguan kesehatan fisik maupun kesehatan mental.

Sifat seperti ini tidak baik jika terus-terusan dipelihara. Dorongan untuk menyenangkan orang lain dapat merusak diri kita sendiri, dan akan cenderung membiarkan keinginan orang lain lebih penting daripada keinginan dan kebutuhanya sendiri. Dampaknya kita akan merasa frustasi dan sering merasa kesal, sering dimanfaatkan oleh orang lain, stres, dan kelelahan. 

Terlalu menyenangkan orang lain akan kehilangan jalan kita sendiri. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan menyenangkan orang lain, akan tetapi kita perlu tahu batasan dan kapan kita saatnya membantu. Misalkan, saya mendapatkan tugas dari dosen untuk membuat makalah, dan teman saya meminta kita untuk dikerjakan tugasnya karena kebetulan saat itu teman saya memiliki acara kampus selama seminggu. Saya menerima tawaran teman saya, meskipun saya memiliki tugas dan deadline yang sama denganya.

Secara tidak sadar saya telah menerima permintaan bantuan teman saya untuk menyenangkanya. Sifat menyenangkan untuk orang lain seperti ini tidak sehat, karena sebenarnya dalam hati saya, saya kurang menerima dan menyetujui permintaanya. Akibat kita tidak cukup mengenal diri sendiri adalah karena kita belum mengetahui apa batasan seharusnya. Akhirnya kita menjadi seseorang yang orang lain inginkan. Dan, karena itulah kita dianggap menyenangkan orang lain. 

Dari sini dapat dipahami bahwa sangat berbahaya untuk menjadi people pleaser. Perbuatan menyenangkan orang lain dan membuat diri merasa penting bagi orang lain bukanlah cara yang tepat. Sejatinya, harga diri perlu datang dari dalam, bukan dari luar. 

Banyak cara yang bisa di lakukan untuk mengubah diri untuk tidak menjadi people pleaser. Diantaranya memberanikan diri untuk mengatakan tidak atau menolak sesuatu yang bertentangan dengan diri kita, melakukan sesuatu yang benar-benar ingin kita lakukan, berlatih untuk menempatkan diri, belajar untuk menetapkan batasan, belajar untuk memperdulikan diri sendiri, fokus pada tujuan dan masih banyak lagi. (Lilis Mufarida, Mahasiswi Sastra Inggris – UIN Maulana Malik Ibrahim Malang)

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Mahasiswi Jurusan Sastra Inggris UIN Maulana Malik Ibrahim Malang