Keterbatasan Kepemilikan Gawai Bukan Menjadi Kendala Bagi Siswa Saat Belajar di Rumah

Siswa tetap giat belajar walau kepemilikan gawai terbatas

Pandemi COVID-19 di Indonesia saat ini sudah memasuki bulan ke 9, begitupun pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh atau biasa disingkat PJJ yang diberlakukan diseluruh jenjang pendidikan di Indonesia selama masa pandemik ini. PJJ atau istilah lainnya adalah school from home merupakan sistem pembelajaran yang seluruh aktivitasnya dilakukan secara daring yang dilaksanakan oleh peserta didik di rumah masing-masing. 

Advertisement

PJJ diimplementasikan oleh KEMENDIKBUD RI bermaksud sebagai upaya penekanan jumlah positif COVID-19 di Indonesia. Kebijakan belajar di rumah tersebut mulai diterapkan pada tanggal 9 Maret 2020 setelah KEMENDIKBUD mengeluarkan surat edaran nomor 2 tahun 2020 dan nomor 3 tahun 2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan peyebaran COVID-19.

Tak jarang kendala yang dialami oleh siswa dalam mengikuti PJJ ini adalah akses internet dan biayanya. Bahkan yang lebihnya lagi yaitu kepemilikan gawai yang terbatas. Terbatasnya kepemilikan gawai yang dialami oleh siswa terasa kurang memungkinkan untuk turut serta dalam pembelajaran daring secara rutin, mengingat salah satu contohnya dikarenakan dalam satu keluarga siswa tersebut hanya terdapat satu gawai saja dan itupun milik orangtua. 

Seperti yang terjadi di salah satu sekolah dasar negeri yang bertempat di Kota Cimahi, tepatnya dialami oleh beberapa siswa di SDN Cigugur Tengah Mandiri 2 yang pembelajarannya didampingi oleh penulis selaku mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang melaksanakan KKN di sekolah tersebut. Mayoritas Permasalahan PJJ yang dialami bagi siswa dan orang tua selaku pihak yang terlibat adalah karena adanya keterbatasan kepemilikan gawai.

Advertisement

Faktanya sang anak harus menggunakan gawai secara bergiliran dengan saudaranya yang lain, mengingat dalam keluarga anak tersebut terdapat lebih dari satu bersaudara, sedangkan gawai yang dimiliki hanya satu dan itupun milik orang tua, ditambah lagi orang tua yang harus pergi berkerja sehingga mereka tidak dapat memberikan gawai tersebut kepada sang anak.

Namun rupanya keterbatasan kepemilikan gawai tersebut tidaklah menjadi penghambat semangat dan giat belajar siswa dalam pembelajaran PJJ ini. Nayatanya mereka tetap ikut serta dan tidak lalai dalam pengumpulan tugas yang diberikan oleh sang guru. Seperti wawancara yang dilakukan kepada salah seorang guru di sekolah terkait bahwa terdapat salah satu siswa yang pada setiap pagi hari selalu membantu orang tuanya berkerja sehingga siswa tersebut tidak dapat mengikuti pembelajaran daring secara tepat waktu karena hanya orang tuanya yang memiliki gawai. 

Advertisement

Namun ia selalu aktif bertanya kepada gurunya untuk memastikan pembelajaran atau materi apa yang harus ia kerjakan di hari yang sama tersebut, walaupun memang sebelumnya sudah ada kesepakatan dengan gurunya perihal kompensasi pengumpulan tugas yang di switch menjadi malam hari mengingat kondisi kepemilikan gawai di keluarganya yang kurang mendukung untuk mengikuti pembelajaran secara tepat waktu seperti teman-temannya yang lain.

Dari adanya kasus tersebut mungkin dapat menjadi solusi atau jalan keluar bagi pendidik dan peserta didik lainnya yang memiliki permasalahan serupa bahwa keterbatasan kepemilikan gawai yang dialami oleh siswa dapat diatasi degan cara mengswitch waktu pengumpulan tugas yang disesuaikan dengan kondisi keluarga siswa namun tetap dikumpulkan di hari yang sama. Hal tersebut juga tentunya harus disepakati oleh pihak terkait yaitu antara guru, orang tua siswa, dan siswa. 

Adanya kondisi tersebut nyatanya  tidak membuat sang anak tidak semangat ataupun tidak giat belajar, justru membuat ia semakin lebih giat lagi belajarnya dan aktif berkomunikasi dengan guru, sehingga pendampingan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan orang tua akan tetap bermakna.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini