Ketidakpastian Kompetisi di Tengah Pandemi, Bergegaslah Pergi Yuk~

Sepakbola dan Pandemi

Tepat sepuluh bulan kompetisi sepakbola Liga 1 berhenti. Pemberhentian kompetisi tersebut karena Indonesia mau tidak mau harus menerima kedatangan tamu yang bernama Covid-19. Akhirnya, wabah tersebut menyerang seluruh sendi kehidupan, termasuk sepakbola. Tentu pemberhentian ini membuat seluruh elemen sepakbola gusar.

Advertisement

PSSI sebelumnya telah berencana untuk menjalankan kembali Liga 1 2020 yang akan mulai 1 Oktober 2020 dan Liga 2 2020 pada 17 Oktober 2020. Namun rencana tersebut harus sirna karena Polri tidak memberikan izin keramaian karena masih tingginya penyebaran covid-19. Setelah itu, PSSI kembali berencana untuk melanjutkan Liga 1 pada bulan November atau Desember. Namun kembali rencana itu harus pupus karena Polri kembali tidak memberikan izin, hal itu dinilai oleh banyak pihak karena pada akhir tahun bertepatan dengan adanya Pilkada. Akhir-akhir ini, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sudah mengirimkan surat perizinan kompetisi kepada Polri. PSSI dan PT LIB berharap Polri memberikan izin dan bisa menggelar kompetisi Liga 1 dan Liga 2 pada Februari 2021.

Sejak sepuluh bulan tidak berjalannya kompetisi di Indonesia membuat seluruh klub merasakan situasi yang sangat sulit. Tanggung jawab yang besar terkait neraca keuangan klub. Sebagai sebuah organisasi tentu klub bertanggung jawab penuh dalam hak pemain, manajemen, staff. Seluruh pemain harus menerima gaji mereka harus dipotong, hal tersebut agar klub masih bisa ‘hidup’ dalam situasi yang sulit ini karena sepanjang sepuluh bulan klub tidak memiliki pemasukan, mulai dari hak siar, pendapatan tiket, sponsor, dan penjualan merchandise. Bahkan banyak klub yang seakan sudah pasrah dan dikabarkan tim Madura United akan melakukan pembubaran tim, jika hal itu terjadi berarti seluruh pemain akan berstatus bebas transfer karena tidak memiliki kontrak dengan tim.

Ketidakjelasan bergulirnya kompetisi membuat banyak pemain Liga 1 hijrah ke negeri tetangga. Bukan hanya pemain lokal yang sudah pindah, namun juga banyak pemain asing yang menjadi pemain kunci di timnya memutuskan untuk pindah ke klub luar negeri. Apalagi sekarang bertepatan dibukanya bursa transfer di Liga Malaysia, disana juga menerapkan adanya regulasi pemain asing ASEAN sehingga banyak pemain dari Indonesia yang dilirik oleh klub-klub dari Malaysia.

Advertisement

Banyaknya pemain yang keluar dari klub di Liga 1, hal itu bisa membuat berkurangnya daya tarik kompetisi karena banyak pemain berstatus bintang sudah keluar dari klub Liga 1. Bahkan tidak sedikit klub yang melakukan ‘gambling’ dengan memperpanjang kontrak pemain kunci mereka ditengah tidak jelasnya kapan kompetisi Liga 1 bergulir. Dan jika klub mencari pemain baru, tidak ada jaminan bahwa pemain tersebut merupakan pemain asing dengan kualitas bagus, karena pemain asing akan berpikir lebih untuk mau bermain di Indonesia.

Semoga kompetisi di Indonesia bisa kembali bergulir meskipun tanpa adanya penonton, agar seluruh elemen sepakbola di Indonesia bisa kembali bangkit dalam situasi ini. Karena saat ini sepakbola menjadi mata pencaharian mereka. Kita harus bersabar dan yakin bahwa peluit wasit ditiup kembali, menandakan kembalinya kebahagiaan bersama, yaitu sepakbola. Dan kita semua akan bisa kembali memadati stadion mendukung tim kesayangan berlaga dan menyaksikan arahan pelatih kepada pemain layaknya perintah Nabi yang di amini.

Sampai jumpa di hari yang kita nanti, dimana kita bersama merayakan kembalinya pesta sepakbola di negeri ini.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE