Ketika Ketidakpastian Menyebabkan Sebuah Kisah Harus Diakhiri. Meski Sakit, tapi Ini Demi Kebaikan Diri Sendiri

ketidakpastian membuat kisah diakhiri

Kalian pasti pernah dong merasakan kebodohan saat mencintai seseorang? Jelas pernah dong tidak mungkin tidak, salah satu ya aku ini. Niatnya si awalnya berdamai dengan kata "cinta" tapi akhirnya di buat bodoh sendiri dengan hal tersebut. Apalagi remaja yang masi labil dalam sebuah percintaan, masih ingin mencoba dan terus mencari yang terbaik. Walaupun sebenarnya yang kudapat sudah baik, tapi tetap aja masih belum kepuasan.

Advertisement

Boleh dibilang kali ini aku benar-benar berada di masa ketika kelabilan dan kebodohan itu aku rasakan. Padahal pada usia sepertiku yang sudah menginjak 22 tahun. Harusnya sudah bukan lagi memikirkan sebuah percintaan, tapi harus sudah memikirkan gimana menggapai sebuah masa depan yang mapan dan mencukupi dengan seseorang yang nantinya bakal menjadi pendaping hidupku.

Pada waktu itu aku menjalin hubungan yang sudah cukup lama bisa dibilang hampir 7 tahun, tetapi dalam hubungan tersebut kita sudah komitmen untuk tidak ada status karena menurut kita berdua status itu membuat ribet semuanya dan mengekang sebuah kebebasan. Dalam hubungan tersebut kebebasan menurut kita itu nomer satu, mau aku dekat dengan siapun selain dia tidak masalah asal kita komitmen pada pendirian awal untuk saling menjaga perasaan satu sama lain, dan juga sebaliknya.

Awalnya hubungan itu berjalan dengan baik, aku bisa menerima dia dekat dengan siapapun tanpa adanya kecemburuan. Namun, seiring berjalannya waktu semua serasa berubah. Dia yang selalu perhatian tiba-tiba berubah menjadi seseorang yang cuek. Aku merasa dia menjadi sosok yang masa bodoh dan tidak perhatian lagi kepadaku. Aku berpikir mungkin dia menemukan yang lebih mengerti dia dari pada aku atau mungkin karena perasaanku saja yang mulai khawatir kehilangan dia. Dan semua itu menjadikan kita sering terjadi pertikaian.

Advertisement

Kita terus mempertahankan ego kita tanpa ada komunikasi yang menuju kepembahasan sebuah kejelasan dalam hubungan itu. Kita juga saling berpikir bahwa mempertahankan ego cara terbaik untuk menutupi gengsi kita masing-masing. Namun semua berbanding tebalik. Dia malah merasa aku berubah menjadi sosok yang cuek dan masa bodoh kepada dia.

Padahal aku masih seperti yang dulu yang selalu ada setiap saat untuknya, tetapi mungkin rasa cemburuku mengubah semuanya. Mungkin aku menjadi sosok yang lebih gampang menaruh rasa curiga kepadanya, seseorang yang selalu ingin menang sendiri dan tidak mau mengalah kepadanya. Ituu semua mungkin karena aku cemburu dengannya. Aku berpikir dia sedang dekat dengan yang baru atau malah dekat dengan mantannya lagi. Kini sudah tidak seperti dulu yang saling tidak peduli mau deket sama siapapun.

Advertisement

Akhir dari semua kisah ini, aku memutuskan untuk mengakhirinya dan meninggalkannya. Aku merasa tersiksa sendiri dengan kebebasan dan kemasabodohan ini. Aku merasa kepastian dalam sebuah hubungan itu penting agar kita tahu batasan-batasan kita dalam menjalin hubungan dengan orang lain dan agar tidak terjadi sebuah.kesalah pahaman.

Saatnya ini aku hanya ingin melihatnya bahagia tanpa adanya tekanan dariku, dan aku ingin menjadi orang yang melihatnya bahagia dengan pasangannya kelak.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

une femme libre

CLOSE