Ketika LDR dan Masih Dibumbui Beda Agama

Aku tau ini kesalahanku. Tidak seharusnya aku menghubungi dan mengenalmu. Sudah berjalan terlalu jauh untuk kita berdua berusaha memperjuangkan satu sama lain. Terkadang aku sudah ingin menyerah, karena aku tau ini akan sulit dan jika dipaksa.. banyak hal yang tidak diinginkan terjadi. Membenci sebuah jarak adalah hal terkonyol yang pernah aku lakukan. Karena dia, aku sulit untuk bersama dan menghabiskan waktu denganmu.

Advertisement

Berbeda provinsi, berbeda kota. Iya mungkin masih ada yang lebih dari hubunganku ini, beda negara misalnya.. tapi bagaimana pun ini juga sulit. Belum lagi waktu yang harus ku habiskan, dari hari berubah bulan sampai menjadi tahun aku harus bersabar menunggu pertemuan itu. Ku rasa jarak dan waktu ini tidak berpihak pada kita berdua ya. Lucunya tetap ada saja yang membuat aku berjuang menunggu sebuah pertemuan, tapi dari sini aku bisa belajar apa itu sabar. Sabar ketika aku harus menunggu kabar dan balasan chatmu, sabar ketika aku harus mengerti kesibukan dan pekerjaanmu, dan sabar lagi ketika kamu menghilang tanpa sebab yang jelas.


Tapi di antara itu semua ada jarak dan waktu lebih jauh yang harus kita berdua jalani, keyakinan yang berbeda.


Ragu dan menyerah, sering aku ingin mengakhiri ini saja karena aku tau ini berat dan sulit untuk menjadi kata satu. Ketika kamu sujud, aku melipat tangan. Ketika kamu mengaji, aku memuji. Ketika yang lain beribadah bersama dan kamu harus menunggu satu sama lain. Lucunya masih saja kita bertahan.

Advertisement

Taukah kamu? Banyak yang ku pikirkan karena hal ini. Bagaimana hidup kita kedepannya, bersatu atau harus mengikhlaskan? Bagaimana dengan keluarga kita yang pasti akan menolak jika aku ikut bersamamu atau kamu ikut denganku? Bagaimana dengan orang tua kita yang pasti akan kecewa jika anaknya selama ini dididik dengan keyakinannya berpaling? Tetapi bukankah keyakinan adalah hak setiap orang? Bukankah setiap orang berhak memilih? Mengapa orang selalu beranggapan agama adalah pembatas? Padahal kita hidup di wilayah "berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Apakah hal itu haram untuk diterapkan pada hubungan kami? Jika egois berifkir seperti ini, maaf. Tapi hal ini selalu saja terlintas setiap hari di otakku.

Banyak orang yang menyalahkan kami karena hubungan ini. Kalau mereka tau, aku berharap ini juga tidak akan pernah terjadi. Tapi bagaimana pun aku juga tidak pernah tau akan jatuh cinta dengan siapa, akan dipertemukan dengan siapa, akan menjalin hubungan dengan siapa. Jika jatuh cinta bisa aku kontrol aku akan memilih. Tapi Tuhan mempertemukan kami dan jatuh cinta itu terjadi kami bisa apa? Kami hanya berdoa dari jarak jauh dengan tata cara yang berbeda, berharap bisa disatukan meski pun ragu dan ingin menyerah itu ada ketika mereka berkata,

Advertisement


"Sudah akhiri saja, laki-laki yang seiman denganmu masih banyak"

"Iman aja beda, mau satu rumah tangga. Yakin?"

"Sudah jauh tempat, jauh keyakinan. Berhenti sekarang saja sebelum semuanya lebih dalam"


Namun, kami tetap bersama karena mereka tidak tahu kami saling tulus mencintai, kamu sudah berjalan jauh dan menghabiskan banyak waktu dalam tahunan. Dan aku rasa untuk memulai dan menerima orang baru itu tidak semudah mereka berkata. Aku percaya ada rencana terbaik yang Tuhan siapkan bagi kami berdua. Jika memang perjuangan itu tidak terwujud setidaknya aku dan dia mendapat pelajaran bagaimana berjuang bersama saat berbeda sehingga kami bisa lebih menghargai cinta dan perbedaan. Untuk kalian para pejuang cinta dalam jarak, kalian lebih dari sekedar luar biasa.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

daddys girl.

3 Comments

  1. Erica Tjahjadi berkata:

    Bosen main game online yang gitu-gitu aja sist or gan , tapi kalau hadiahnya uang jutan rupiah kenapa tidak ??
    kunjungi www(dot)dewa168(dot)com

  2. pengalaman pribadi ya? 🙂

  3. Tasya Khairunnisa berkata:

    Persis sama dengan kisah ku ?

CLOSE