Jangan Menyerah! Inilah Kisah Nyata Inspirasi Survivor Kanker dan Flora Kucingnya

Karena mencintai Flora, aku tahu aku akan menemukan cara untuk mencintai diri sendiri

Selama bulan-bulan pertama setelah diagnosis kanker, aku tidak mengakui segala jenis penyembuhan selain penyembuhan fisik. Aku tidak tertarik pada teknik yang dapat membantuku menjadi lebih baik atau memperpanjang harapan hidup untuk beberapa bulan.

Advertisement

Cara-cara untuk memperbaiki 'kualitas hidup' juga tidak menarik buatku. Hanya pemulihan penuh secara total yang menjadi satu-satunya pilihan yang ingin aku terima, dan aku bersedia melakukan apa saja dan pergi ke mana saja untuk mencapainya.

Ketika operasi dan perawatan radiasi selesai, aku menemukan diriku berada di zona kehidupan yang menakutkan setelah perawatan. Para dokter telah melakukan semua yang mereka bisa dan aku sendiri ingin tahu apakah aku bisa hidup atau mungkin saja mati pada tahun berikutnya.

Aku berusaha keras meyakinkan diri sendiri dan semua orang di sekitarku bahwa aku baik-baik saja dan bahwa kanker bukanlah hukuman mati.

Advertisement

Dua minggu sebelumnya, aku berpisah dengan pasanganku. Aku merasa bingung dan takut tentang masa depan. Sendiri di tempat tidur pada malam hari, aku melihat dinding putih dan bertanya-tanya siapa yang menginginkan seorang pasien kanker berusia 39 tahun. Kehidupan di apartemenku sangat sepi.

Lalu, Flora memasuki hidupku — seekor kucing liar kurus berusia sekitar empat minggu, penuh dengan kurap, kutu, dan tungau telinga. Menggigil dan sendirian di bawah mobilku yang diparkir, Flora tampak sangat sakit.

Advertisement

Aku meraih ekornya yang kurus dan menariknya. Dalam hitungan detik tangan saya tergores karena kulitnya yang kasar. Aku bertahan dan tetap membawanya ke apartemen. Pada saat itu, aku menyadari bahwa hidupku yang sepi ternyata menyambut hadirnya anak kucing kecil yang marah yang akan mengalihkanku dari pikiran yang tertekan.

Dengan kedatangan anak kucing itu, aku menarik energi dari diri sendiri dan imajinasi untuk berkonsentrasi pada penyembuhan Flora. Selain dengan kurap dan kutu, dia memiliki infeksi virus yang mengerikan yang telah memborok di lidah, pipi, dan tenggorokannya.

Aku tahu beberapa hal tentang borok di mulut. Aku bersimpati sepenuh hati dengan kondisi yang menyedihkan ini. Butuh berminggu-minggu, tetapi perlahan-lahan Flora sembuh, dan sepanjang jalan kami menjadi terhubung.

Segera setelah di sembuh, dia adalah bola bulu hitam-putih yang penuh kasih dan dapat dipercaya yang menemuiku di depan pintu setiap malam ketika aku kembali dari kantor.

Kesendirian apartemenku lenyap, dan aku menghargai keberhasilan usaha kesehatan kita bersama. Meskipun masa depanku sendiri tampak tidak pasti, kesuksesanku dengan Flora adalah sesuatu yang bisa tercapai.

Hanya beberapa minggu setelah aku merawat Flora akhirnya dia kembali ke menjadi seperti anak kucing yang sehat. Dia didiagnosis menderita leukemia kucing. Kanker.

Dokter hewannya memberikan prognosis yang sama dengan yang diberikan ahli onkologi yang menanganiku: Flora kemungkinan besar akan meninggal dalam satu atau dua tahun. Segera setelah dokter hewan memberikan diagnosa, aku mulai melindungi diri dari rasa sakit karena kematiannya yang aku tahu akan datang dalam waktu dekat.

Dokter hewan mengatakan kepadaku bahwa Flora akan mati dan saya harus menerima ini. Aku berhenti berbicara dan bermain dengan Flora karena ketika aku melakukannya, aku akhirnya menangis terisak-isak karena anak kucingku akan segera mati. Aku bahkan merasa sulit untuk melihatnya. Tetapi Flora tidak akan membiarkanku menarik diri.

Ketika aku berjalan melewatinya, dia akan mengejarku. Kakinya menyentuh pipiku dengan ragu-ragu setiap malam ketika dia meringkuk di sebelahku di tempat tidur. Jika suasana hatiku dingin, sepertinya dia tidak memperhatikan tetapi Flora melakukan yang terbaik yang dilakukan kucing: dia menunggu dan mengawasi.

Kesabarannya akhirnya menang. Suatu malam aku memiliki pengalaman tentang sikapku terhadap Flora. Bagaimana aku bisa percaya kankerku sendiri bukan hukuman mati ketika aku tidak bisa melihat harapan yang sama untuknya?

Bagaimana aku bisa mengabaikan makhluk apa pun tanpa mengabaikan diri sendiri? Meskipun aku sibuk mengoceh tentang harapan dan penyembuhan, aku tahu bahwa jujur aku juga ​​melihat diri saya di dalam kubur.

Kesadaran itu adalah titik balik yang mendalam bagiku. Meskipun terlambat datangnya, akhirnya aku tersadar seperti hujan es batu. Seberapa sering dalam hidupku berpaling karena takut rasa sakit dan kehilangan.

Dan sejujurnya hidup diantara hidup dan mati membuatku membuang emosi pada firasat. Terutama tentang kehilangan. Dan aku hampir kehilangan diriku dalam proses itu.

Suatu malam tak lama setelah aku sadar tentang perasaan itu, aku menyalakan lilin untuk Flora dan diriku. Kami duduk bersama memandangi nyala api, dan aku bersumpah pada Flora bahwa aku akan mencintainya dengan mengabaikan apapun selama dia bersamaku karena mencintainya terasa sangat baik.

Karena mencintai Flora, aku tahu aku akan menemukan cara untuk mencintai diri sendiri. Bagi kami berdua, setiap hari dalam hidup akan menjadi hari yang bisa kami rayakan bersama.

Aku memulai pencarian untuk menyembuhkan Flora yang mengharuskannya mengkonsumsi banyak obat-obatan komplementer yang sama dengan yang aku coba. Flora mendapatkan akupresur, vitamin, homeopati, terapi musik dan warna, mandi detoksifikasi dan pelukan, cinta, dan kasih sayang dalam jumlah tak terbatas. Mangkuk airnya memiliki kristal kecil berwarna-warni di dalamnya untuk keperluan pengobatan.

Namun, yang paling penting dalam proses ini adalah perubahan sikap yang aku alami. Proses penyembuhanku tidak lagi menjadi sangat berat. Itu menjadi menyenangkan, bahkan konyol.

Selama beberapa bulan berikutnya, aku perlahan-lahan mengetahui bahwa penyembuhan bukan hanya sekadar menang melawan penyakit. Penyembuhan bukan hanya hasil akhir; ini sebuah proses. Flora membantuku mendapatkan kembali sukacita yang telah mati setelah perawatan kankerku dan hubungan yang sebelumnya berakhir.

Dia memberiku kedamaian yang luar biasa dengan kehadirannya yang tenang dan penuh kepercayaan. Akhirnya, ketika aku melihat Flora sembuh, dicintai, dan dihargai, aku tahu kalau aku ​​memiliki visi harapan yang sama untuk diri saya sendiri.

Flora ramping, bahagia, dan berumur tujuh tahun hari ini. Tiga tes terakhirnya untuk leukemia negatif. Aku merasa bahwa dia adalah malaikat yang diutus untuk mengajarkanku bahwa berpaling dari cinta tidak menghasilkan apa-apa.

Diterjemahkan olhe penulis apdetinfo.com dari kisah Susan Chernak Mc Elroy

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE