Kisahku Menghadapi Pertemanan Toxic Selama 4 Tahun. Tidak Mudah tapi Buatku Banyak Belajar

Pertemanan toxic


Apa itu toxic friendship?


Advertisement

Istilah ini biasanya mengacu pada sebuah pertemanan yang tidak mendukung, dan memberikan konstribusi negatif dalam hidup kita. Pertemanan ini selalu membawa efek negatif dalam kehidupan, seolah menjadi racun yang akan merusak kebahagiaan dan kesehatan mental. Saya memiliki teman sejak masih duduk di sekolah menegah atas, pertemanan kami sudah berjalan 4 tahun. Hal ini pun sudah membiasakan saya untuk memaklumi beberapa sifat dan karakter dari setiap orang.

Perubahan semakin signifikan terhadap saya dari gaya berbicara, selalu menggosipi orang lain, hingga berkata kasar. Namun hal ini saya menyadari dengan adanya lingkungan rumah, pertemanan, dan keluarga sangat berpengaruh terhadap kebiasaan buruk kita. Sikap negatif akan mempengaruhi dan menularkannya kepada orang terdekat tanpa disengaja. Dengan demikian, pertemanan seperti ini memang perlu segera menjauhi dari orang-orang yang negatif untuk kehidupan.      

Prinsip saya, pertemanan memang tidak boleh memilih. Namun saya perlu memilih untuk siapakah yang akan saya jadikan sebagai teman dekat. Teman dekat memang sulit untuk ditemukan untuk zaman sekarang. Terlebih bagaimana bersikap, hingga keluarga terdekatnya dalam mendidik. Pertemanan satu tahun terakhir saya begitu buruk, karena munculnya drama, hingga tumbuh konflik antar teman sampai memanipulasi keburukan dan mengkritik orang lain. Saya pun harus mengambil langkah untuk saling memaafkan, tapi tidak menjalin pertemanan lagi.

Advertisement

Pengalaman ini menyadarkan saya untuk lebih berhati-hati dalam bergaul dan memilih teman dekat. setelah kejadian ini memberikan perubahan terhadap kehidupan saya, seperti tidak untuk menggosipi orang lain, jarang berkata kasar, hingga sering bertukar pikiran. Pentingkah privacy and boundary dalam pertemanan? Sangat penting untuk membatasi komunikasi mulai sekarang.

Jika tidak nyaman untuk curhat dengannya, maka jangan memberikan informasi pribadi penting yang dialami. Sering kali dalam pertemanan saya lebih memprioritaskan teman-teman saya, dari pada keluarga. Hal ini menimbulkan persepsi yang salah, dengan menghabiskan waktu bersama teman yang belum tentu tulus baik dengan saya, dari pada menghabiskan waktu dengan keluarga. 

Advertisement

Proses kehidupan saya terhadap pertemanan merubah pandangan saya tentang kepercayaan. Membutuhkan waktu untuk saya melupakan kejadiannya, dan mempelajari apa yang sudah terjadi sekarang. Kebiasaan buruk semakin hilang, dan kebiasaan negatif semakin tumbuh dalam diri saya. Pertanyaan-pertanyaan semakin muncul dalam pikiran, seperti apakah saya bisa mendapatkan pertemanan yang sehat?

Namun, pada tahun 2019 saya menemukan jawaban dari kesedihan saya serta pertanyaan tersebut. Saya bertemu dengan teman baru yang sangat beda gaya pergaulannya, dengan pertemananku sebelumnya. Karakteristik yang berbeda, tapi saling menyayangi apa adanya dengan tulus. Pertemananku saat ini, sangat positif terlebih saling adanya kekhawatiran dan memperhatikan dari segi mental kesehatan.

Saling mendukung satu sama lain sering dilakukan, walaupun diantaranya jarak lokasi sangat berjauhan. Tanpa disadari pertemanan ini jarang untuk menggosipi orang lain, maupun menggosipi salah satu orang yang ada dalam pertemanan ini. Kenyamanan dalam ingin memberikan informasi pribadi atau curhat, serta memberikan timbal balik respon sangatlah baik. Walaupun sedikit teman yang saya dapatkan, tetapi mereka sangat nyata dan memberikan dampak positif dalam kehidupan saya.      

Pada akhirnya, saya dapat berbahagia dengan cara saya sendiri, dan menyesuaikan dengan lingkungan pertemanan yang baru. Pengalaman ini sangat berarti untuk sebagai pembelajaran hidup. Pertemanan yang sehat bukan berarti tentang kompetisi menang atau kalah. Pertemanan yang sehat adalah yang mendukung satu sama lain, dalam hal yang positif. Pada umumnya pertemanan yang baik dapat mengasah kemampuan sosial kita, dengan mendapatnya ilmu sosial yang belum kita ketahui. Pemikiran positif akan tumbuh seiring pergaulan sekeliling kita, hal ini pun bisa meningkatkan mental kesehatan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE