#RemajaBicaraKespro-Bagaimana Lingkungan Dapat Mendukung Kesehatan Reproduksi Perempuan?

Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk perempuan dalam masa menstruasi

Sebagai seorang perempuan, mengalami masa menstruasi merupakan suatu hal yang wajar. Masa menstruasi mayoritas dialami para perempuan pada saat menjelang remaja. Sehingga pendidikan dan pengetahuan mendasar tentang menstruasi sudah banyak aku dapatkan sejak menempuh Sekolah Dasar (SD), baik melalui pembelajaran di sekolah maupun dari orang tua di rumah.

Advertisement

Salah satu pembelajaran penting dan paling sering aku dengar sebagai seorang perempuan yang akan mengalami masa menstruasi pada saat itu adalah mengenai kebersihan pembalut dan kesehatan alat reproduksi. Aku diajarkan untuk mengganti pembalut sesering mungkin dalam sehari, bahkan ketika darah menstruasi sudah tidak terlalu banyak agar bakteri tidak menumpuk pada pembalut dan membahayakan kesehatan alat reproduksi.

Sebelum mengalami menstruasi pastinya aku menganggap ini merupakan hal yang mudah untuk dilakukan, apalagi untuk alasan kebersihan dan kesehatan alat reproduksi. Kendala yang terpikirkan saat itu hanyalah ketika sedang menstruasi dan berada di tempat umum atau luar rumah, maka harus membawa beberapa pembalut untuk ganti. Namun saat aku sudah mengalami masa menstruasi, aku menyadari bahwa tidak semudah itu mengganti pembalut saat berada di tempat umum.

Pengalaman pertamaku berada di tempat umum saat sedang menstruasi adalah di sekolah. Saat itu aku sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan juga merupakan siswa baru sehingga masih belum banyak beradaptasi dengan lingkungannya. Aku sudah mempersiapkan beberapa pembalut untuk berganti karena kurang lebih sekitar 10 jam aku akan berada di sekolah.

Advertisement

Pada waktu istirahat aku berniat untuk mengganti pembalut sehingga aku mengambil pembalut dari tas sebelum menuju ke toilet dan memasukkannya ke saku kemeja seragam. Ternyata beberapa teman kelasku memperhatikan apa yang aku ambil dan memberikan tatapan seperti menertawakan sehingga membuatku tidak nyaman. Akhirnya aku berusaha untuk menyembunyikan pembalut tersebut di dalam buku dan membawanya ke toilet.

Di dalam toilet, ternyata aku tidak menemukan tempat sampah untuk membuang pembalut bekas. Aku harus keluar toilet terlebih dahulu baru bisa menemukan tempat sampah. Walaupun masih dalam kawasan toilet dan juga mayoritas yang ada di bagian luar toilet adalah perempuan, tapi tetap saja aku merasa kurang nyaman karena tatapan teman-teman disekitar. Seolah-olah aku telah melakukan perbuatan yang kotor dan tidak biasa bagi mereka.

Advertisement

Dari kejadian tersebut, aku tidak mengganti pembalutku lagi di sekolah pada hari itu karena takut dan merasa tidak nyaman dengan pandangan teman-teman di sekitar. Belum lagi tempat sampah di toilet sekolah yang tidak mudah dijangkau sehingga perlu sembunyi-sembunyi untuk membuang pembalut bekas agar tidak menjadi sorotan.

Tanpa disadari, lingkungan sekolah yang tidak mendukung keamanan dan kenyamanan untuk mengganti pembalut ini dapat menimbulkan masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri akibat tidak mengganti pembalut dalam waktu yang relatif lama.

Dari pengalamanku tentang sulitnya mengganti pembalut di sekolah, mungkin hanya sebagian kecil permasalahan yang sering dihadapi oleh para perempuan apabila ingin mengganti pembalut di tempat umum. Mengganti pembalut merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan oleh para perempuan pada saat menstruasi dan seharusnya hal ini dapat didukung oleh lingkungan yang aman dan nyaman demi kesehatan organ reproduksi para perempuan.

Mengingat menstruasi yang sudah mulai dirasakan oleh para remaja perempuan yang masih berusia sekolah, maka sudah selayaknya sekolah juga dapat menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pelajar perempuan yang sedang dalam masa menstruasi. Misalnya dengan pengadaan tempat sampah, tisu, dan sabun di toilet sekolah.

Edukasi tentang menstruasi juga perlu diberikan kembali kepada para pelajar. Tidak hanya soal proses terjadinya menstruasi yang dipelajari di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), tetapi juga tentang bagaimana melihat menstruasi bukan sebagai hal yang kotor dan tabu. Dikarenakan sangat wajar untuk perempuan mengalami menstruasi, maka membicarakan menstruasi atau melihat pembalut adalah hal yang wajar juga dan tidak perlu ditutup-tutupi.

Sebagai seorang perempuan kita juga perlu untuk berani menegur pandangan negatif orang di sekitar kita terhadap menstruasi dan menjadikannya bukan merupakan hal yang tabu lagi untuk dibicarakan. Sehingga ketika tersedianya lingkungan tempat umum yang mendukung ketika perempuan sedang dalam masa menstruasi, pengetahuan tentang menstruasi yang dimiliki oleh semua orang, serta keberanian para perempuan untuk menegur pandangan negatif tentang menstruasi ini dilakukan bersamaan maka secara tidak langsung hal tersebut akan mendukung terciptanya kesehatan alat reproduksi perempuan.

Hal ini dikarenakan dengan adanya lingkungan yang aman dan nyaman untuk perempuan yang sedang menstruasi, maka para perempuan ini dapat secara rutin mengganti pembalutnya bahkan di tempat umum sekalipun tanpa adanya rasa cemas atau tidak nyaman.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE