Memaafkan Bukan Berarti Menerima Kembali, Karena Selingkuh dan Khilaf itu Berbeda Arti

Selingkuh bukan khilaf

Saat itu aku bertemu kamu tanpa sengaja, lalu saling berkenalan. Aku bukan seorang yang mudah untuk membuka hati. Kehadiranmu pun sempat aku tolak karena aku meragukan keseriusanmu. Tetapi kamu terus berjuang untuk meyakinkan aku. Dan kamu berhasil, aku bisa mempercayai kamu dan membuka hatiku untukmu. Akhirnya kita sepakat menulis cerita bersama untuk hari ini dan seterusnya.

Perjalanan cerita kita ternyata tidak semulus high way Solo-Semarang. Banyak sekali perbedaan diantara kita. Pertengkaran dari hal sepele sampai serius sudah kita rasakan. Tetapi kita selalu punya alasan untuk kembali bersama dan baik-baik saja. Tidak ada rasa gengsi saat harus bergantian meminta maaf dan memaafkan. Aku nyaman bersamamu dan kamu sudah aku jadikan bagian dari hidupku. Sepenuh hati aku menyayangi kamu juga keluargamu. Setiap saat aku berusaha memberikan yang terbaik agar kita tetap ada dan baik-baik saja. Aku juga berusaha selalu ada disedih bahagiamu dan sehat sakitmu.

Tapi tampaknya, semua itu tak berarti buatmu. Apa-apa yang sudah aku perjuangkan untuk kamu dan kita sia-sia dan tak berbalas dengan semestinya. Perngorbananku berbalas dengan pengkhianatan, lewat perselingkuhan. Kamu selingkuh dengan dia, temanku. Mengetahui hal ini aku cuma bisa menangis histeris. Aku memang bukan wanita sempurna, tetapi apakah aku tidak layak untuk dicintai? Aku hancur saat itu. Aku tidak punya pilihan lain selain melepasmu dengan terpaksa. Melihatmu menyemai cinta dengan temanku sendiri.

Aku benar–benar patah saat itu. Yang bisa aku lakukan hanyalah menerima, meskipun sesak sekali rasanya. Pelan–pelan, aku bisa merelakanmu. Yang membuat aku bangkit adalah keyakinan bahwa lelaki baik tidak akan merusak rumahnya sendiri dan wanita baik tidak akan merusak rumah wanita lain. Setelah itu, aku belajar untuk mengikhlaskanmu dan semua cerita yang sudah kita buat. Dan itu tidak mudah. Butuh waktu yang lama untuk aku bisa benar–benar mengikhlaskan.

Dan di saat lukaku sudah membaik, kamu kembali lagi dan meminta mengulang semuanya dari awal. Hey, ini hati bukan SPBU yang bisa dimulai dari nol kapan saja! Gini ya, kita sudah selesai. Tidak ada lagi yang perlu diperbaiki apalagi diulang. Aku tidak mungkin mengulang cerita apalagi dengan orang yang sama, karena akhirnya pasti juga akan sama. Perselingkuhan memang bisa dimaafkan tetapi bukan untuk kembali bersama. Karena kamu selingkuh itu dalam keadaan sadar dan ada cerita yang jelas, bukan khilaf.

Kalau sekarang kamu menyesal, ya sudah jadikan itu pelajaran. Berpikirlah secara bijak dan matang sebelum melakukan sesuatu. Jangan sampai hanya karena nafsu kamu kehilangan wanita yang tulus menerima dan mencintai kamu. Satu lagi, belajarlah menghargai pasanganmu. Jadi maaf ya, aku nggak bisa menerima kamu lagi. Silakan tinggalkan rumahku, pintu keluarnya di sebelah utara.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pemimpi yang sedang belajar mengubah rasa menjadi kata~

Editor

Not that millennial in digital era.