Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 18 Juli 2020 lalu, telah mengadakan Pengabdian kepada Masyarakat dalam bentuk sebuah web seminar atau sering disebut webinar dengan judul “Dongeng dalam Perspektif Psikologi”. Sasaran utama dari kegiatan ini adalah guru PAUD dan umum. Acara ini bekerja sama dengan PT Emina Cheese Indonesia, Lumira Talenta Indonesia, dan Laksmi Karya Bhakti.
Kegiatan ini dilakukan secara online karena adanya Pandemi Covid-19 ini yang mengakibatkan pembatasan kegiatan diluar rumah. Dengan menggunakan Zoom Meetings dan Youtube Live, acara ini dipandu oleh Ibu Lupi Yudhaningrum., M.Psi., Psikolog, dengan moderator yaitu Bapak Dr. Gumgum Gumelar FR., M.Si. dan 2 pembicara utamanya adalah Ibu Irma Rosalinda Lubis., M.Si., Psikolog seorang Dosen Fakultas Pendidikan Psikologi yang ahli dalam sinematography dan pembicara kedua adalah Mochamad Ariyo Faridh Zidni atau sering dipanggil dengan Kak Aio seorang Direktur Indonesia International Storytelling Festival. Webinar ini diikuti lebih dari 350 peserta yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia seperti Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Papua, dan masih banyak lagi provinsi yang mengikuti webinar ini.
Dalam Teori Tabula Rasa dari John Locke (abad 17) yang menyatakan bahwa setiap anak yang lahir bagaikan kertas putih yang akan diisi oleh pengalaman-pengalaman selama ia hidup. Sesuai dengan teori ini, anak-anak masih belum tahu mana yang baik atau tidak untuk dirinya sendiri. Oleh karena itu, pengalaman dan dukungan dari lingkungan mereka lah yang dapat membentuk karakter pada dirinya. Pada masa anak-anak ini sering disebut dengan “Golden Age” atau masa emas. Menurut Sigmund Freud, periode usia dibawah 5 tahun merupakan periode emas bagi tumbuh kembang anak karena pada masa itu perkembangan anak sangat pesat. Pada masa Golden Age ini, anak-anak butuh stimulus yang dapat membantu perkembangannya. Salah satunya yaitu dengan mendongeng.
Huck, Helper, dan Hickman (1987) menyatakan bahwa dongeng adalah segala bentuk narasi baik yang berbentuk tulisan atau oral, yang sudah ada dari tahun ke tahun. Sedangkan menurut Priyono (dalam Ardini, 2015) dongeng merupakan cerita khayalan atau cerita yang mengada-ada serta tidak masuk akal tetapi terdapat pesan moral didalamnya. Setiap Negara pasti memiliki cerita dongengnya sendiri, di Indonesia juga banyak sekali dongeng yang berkembang disetiap daerah yang ada di Indonesia. Seperti dongeng Malin Kundang yang berasal dari Sumatera Barat, dongeng Asal Usul Danau Toba yang berasal dari Sumatera Utara, dan masih banyak lagi dongeng lainnya.
Menurut pembicara 1 yaitu Ibu Irma Rosalinda, M.Si., Psikolog mengatakan bahwa dongeng efektif dalam membantu perkembangan anak karena unsur-unsur yang ada dalam dongeng itu kreatif, imajinatif, dan menyenangkan sehingga anak tidak merasa terbebani. Dongeng juga merupakan metode dalam bermain, berbeda dengan belajar yang mungkin sedikit sulit untuk anak-anak yang sedang berada dalam tahap perkembangan yang masih sangat menyukai bermain. Penyampaian pesan yang terdapat dalam cerita dongeng pun tidak berupa tekanan, sehingga anak-anak mudah untuk menangkap pesan yang ada.
Sanchez dkk (dalam Ahyani, 2010) menyatakan bahwa kekuatan utama dalam strategi dongeng yaitu menghubungkan rangsangan melalui penggambaran karakter. Menurut Horn (dalam Ahyani, 2010) dongeng memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang benar untuk siswa usia dini. Selain itu, metode dongeng yang digunakan bisa dijadikan sebagai media untuk membentuk kepribadian dan moralitas ada anak usia dini. Dalam jurnal yang dibuat oleh Habsari (2017) menyatakan bahwa dongeng dapat membentuk karakter anak. Dalam jurnalnya juga disebutkan bahwa pembentukan karakter tidak hanya dilakukan oleh pembelajaran di sekolah tetapi juga dapat dilakukan pada lingkungan rumah atau keluarga.
Habsari (2017) menyebutkan terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam pembentukan karakter di lingkungan rumah atau keluarga, yaitu:
- Orang tua atau saudara dapat membacakan dongeng pada anak saat sebelum tidur atau saat memiliki waktu luang.
- Didalam rumah disediakan buku-buku dongeng sehingga dapat menarik minat anak untuk membaca dongeng.
- Setelah membacakan dongeng, Orang tua dapat mengajukan pertanyaan kepada anak untuk melihat pemahaman dan ingatan dari isi dongeng yang telah dibacakan.
- Orang tua dapat mengajak anak ke toko buku dan memberi kesempatan pada anak untuk membeli buku dongeng yang disukainya agar anak lebih bersemangat dalam membaca dongeng.
Strategi diatas dapat dilakukan mengingat pentingnya peran orang tua untuk memberikan stimulus pada pembentukan karakter pada anak dengan mendongeng. Adapun proses internalisasi nilai positif dalam dongeng yang dijabarkan oleh pemateri Ibu Irma Rosalinda Lubis, M.Si., Psikolog yaitu, pertama anak dibacakan dongeng, lalu akan ditangkap oleh panca indera anak dan akan diolah secara kognitif, setelah itu akan masuk kedalam memori jangka pendek atau Short Term Memory, lalu anak akan didongengkan lagi dengan cerita yang sama dan akan masuk kedalam memori jangka panjang atau Long Term Memory. Setelah masuk kedalam memori jangka panjang, nilai-nilai positif pada dongeng akan terinternalisasi menjadi konsep diri dan akan masuk ke hati nurani, dimana hal ini akan terus berbekas sampai dewasa nanti.
Menurut Ibu Irma Rosalinda Lubis, M.Si., Psikolog yang mengatakan bahwa dongeng bukanlah sesuatu yang tidak ilmiah, meskipun berisi kisah yang tidak ilmiah tetapi dongeng dapat mempengaruhi banyak hal, bahkan sebuah kepribadian. Dan dilanjutkan oleh pemateri kedua yaitu oleh Kak Aio yang menjelaskan tentang bagian penting dari mendongeng dan juga jenis-jenis mendongeng. Kak Aio juga mengatakan bahwa mendongeng itu merupakan hal yang sederhana dan bisa dilakukan oleh semua orang, tetapi mendongeng juga memiliki manfaat yang dapat mengembangkan daya fikir anak, kemampuan berbahasa anak, sebagai media komunikasi, dan juga dapat mempengaruhi kepribadan anak.
Oleh karena itu dapat disimpulkan, bahwa mendongeng banyak sekali manfaatnya dan juga mudah sekali dilakukan oleh banyak orang. Mendongeng juga memiliki banyak sekali manfaatnya untuk perkembangan anak, salah satunya untuk membantu pembentukan karakter sang anak.
Daftar Pustaka
Ardini, P. P. (2015). Pengaruh Dongeng dan Komunikasi Terhadap Perkembangan Moral Anak Usia 7-8 Tahun. Jurnal Pendidikan Anak, 1(1), 44-58.
Ahyani, N. L. (2010). Metode Dongeng Dalam Meningkatkan Perkembangan Kecerdasan Moral Anak Usia Prasekolah. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus, 1(1), 24-32.
Habsari, Z. (2017). Dongeng Sebagai Pembentuk Karakter Anak. BIBLIOTIKA: Jurnal Kajian Perpustakaan dan Informasi, 1(1), 21-29.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”