Mencintai dengan Hati yang Sama?

Dia…
Iya, dia dulu adalah wanita yang ku puja dengan segala kelebihan bahkan kekurangan yang dimilikinya.
Aku mencintainya dengan hati yang ku punya. Aku menjaganya, melakukan segala hal yang bisa membuat hatinya hangat ketika kedinginan, sejuk ketika kepanasan.

Advertisement

Hati dan pikiranku dipenuhi olehnya.
Walaupun kami menjalani hubungan jarak jauh,tapi dia selalu hadir dalam pikiranku.
Dia tidak pernah melintas dalam pikiranku, karena lebih tepatnya dia bersemayam di dalam sana, selalu ada.

Di hati? Ohh… dia adalah pemiliknya, bisa dikatakan dia duduk di singgasana hatiku dengan nyaman tanpa ada gangguan dari siapapun dan apapun. Ini berjalan setiap harinya sampai tidak terasa kami sudah meniup api di ujung lilin angka 3, yang menandakan kami sudah bersama 3 tahun lamanya.

Hatiku mengatakan hanya kamu yang boleh memilikinya.
Hatiku memaksa dia harus menjauhi semua orang yang disebut laki-laki tanpa terkecuali, tidak boleh berkomunikasi dengan mereka.
Memberikan kabar tentang kesehariannya melebihi semua media yang akan memberitakan semua kejadian yang terjadi di muka bumi ini. Harus melapor layaknya seorang prajurit yang akan melapor kepada komandannya jika ingin berpergian kemana saja.

Advertisement

Semua hal yang mengarah kepada over-protective ku lakukan karena hatiku menginginkan dia, hanya milikku seorang.
Tidak ada yang bisa menikmati lengkungan indah bibirnya saat dia tersenyum yang bisa membuat hati setiap orang yang melihatnya merasakan kesejukan yang menandakan senyuman itu tulus. Rangkaian nada indah ketika dia berbicara, tatapan yang mampu menghangatkan hati setiap orang yang melihatnya.

Aku rela dikatakan orang paling egois di dunia, asalkan dia memang untukku. Hanya aku yang bisa menikmati setiap keindahan yang dimilikinya. Inilah hal yang aku nikmati dengan segala keegoisan yang ku miliki. Aku nyaman dengan segala sesuatu yang kami lewati bersama. Sampai aku berusaha membayangkan bagaimana nantinya aku tanpanya, sungguh tidak bisa terbayangkan sedikitpun mengingat semua yang sudah kami lewati.

Advertisement

Kami merasa kami memang pasangan di masa depan yang dipertemukan Tuhan lebih cepat agar kami bisa mengenal satu sama lain.

Jangan terlalu cepat menilai seseorang jodohmu, cukup saling percaya dan menjaga satu sama lain.
Percayalah mungkin dia memang akan menjadi jodohmu.

Saya merasa sudah menjaganya. Percaya padanya, tapi yang membuat kami bukan jodoh adalah tidak adanya kata saling. Badai itu pun datang, tidak ada alarm yang memberikan tanda bahwa bencana akan datang, badai itu dengan cepat memporakporandakan segalanya.

Semua hancur, tempat dulu dia bersemayam dan singgasana yang dulunya dia tempati sudah tidak tahu lagi bagaimana bentuknya. Dia? Kemana perginya? Mungkin dia sudah diungsikan ke tempat yg lebih aman dan nyaman buatnya. Ah sudahlah…

Semua hancur, melebihi kehancuran setiap negara ninja saat perang dunia shinobi terjadi. Tapi semua harus di bangun kembali.
Saat semuanya kembali pulih, setiap negara yang sudah hancur bangkit kembali menjadi sebuah negara yang baru dengan kedamaian yang baru.

Kamu…
Iya, kamu hadir bersemayam di tempat yang baru di pikiranku, duduk berkuasa di singgasana yang megah di hatiku.
Tugasku sekarang adalah menghangatkan hatimu ketika kedinginan, dan menyejukkan hatimu ketika kepanasan.
Semua hal yang ada padamu terlihat menjadi lebih indah karena disempurnakan oleh cinta yang ku miliki untukmu.

Kita sudah melewati hari-hari yang memang sudah seharusnya kita jalani. Aku tidak tahu sudah berapa banyak hari yang ku lewati bersamamu, dan aku juga tidak mau tahu berapa lama lagi aku akan bersamamu. Tetapi kamu adalah sosok yang sangat berbeda jauh dengan orang yang dulu bersemayam di pikiranku dan yang bersinggasana di hatiku.

Aku tidak bisa membuat memberikan kabar lebih cepat dari semua media yang memberitakan setiap kejadian di muka bumi ini, aku tidak bisa menjadikan kamu seperti seorang prajurit. Tetapi aku melihatmu yang sekarang layaknya koran yang merangkum setiap kejadian sampai menumpuk, dan hadir ya seperti koran. Seperti seekor burung yang bebas terbang kemana saja.

Kamu dengan segala kebebasanmu, seperti memaksa hatiku yang dulunya terbiasa di manjakan oleh hal-hal yang menyenangkan hatiku,sekarang di paksa untuk menerima kebebasanmu. Pikiranku yang dulunya egois bahwa orang yang di hatiku hanya akan menjadi milikku sendiri, sekarang harus di paksa berpikiran bahwa kau memang milikku tetapi setiap keindahan yang ada padamu adalah milik semua orang yang melihatnya.

Sekarang yang menjadi pertanyaannya adalah apakah aku bisa menerima semua itu dengan hati yang sama?
Mungkin aku akan menunggu waktu untuk menjawabnya, karena aku berpikir ya memang hanya waktu yang bisa menjawabnya. Walaupun hatiku akan sedikit berjamur dan tersayat-sayat sedikit demi sedikit.

Tetapi untuk saat ini aku akan mencintainya dengan ketulusan, layaknya merawat kepompong hingga menjadi kupu-kupu walaupun ku tahu dia akan terbang bebas kemana saja setelah menjadi seekor kupu-kupu yang indah.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE