Mendalami Kaitan CSR dan Etika Bisinis

Selain mencari keuntungan, perusahaan juga memiliki tanggung jawab sosial ke masyarakat

Apa itu CSR?

Advertisement

Ketika di Mall, pernahkah Anda melewati toko The Body Shop? Sadarkah Anda bahwa di depan toko The Body Shop, selalu ada sebuah kotak untuk menampung kemasan produk skincare yang sudah habis?

Bring Back Our Bottles (BBOB) merupakan salah satu program The Body Shop, perusahaan skincare terkemuka di dunia, yang mengajak konsumennya untuk mengembalikan kemasan kosong produk The Body ke toko-toko terdekat untuk didaur ulang dan hasil pengolahannya akan digunakan untuk pemberdayaan masyarakat.

Hal diatas merupakan satu dari sekian banyak perusahaan yang menjalankan aktivitas CSR (Corporate Social Responsibility). CSR adalah sebuah konsep bahwa perusahaan memiliki suatu tanggung jawab sosial terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

Advertisement

CSR telah berkembang dan menarik perhatian banyak perusahaan di pasar yang kompetitif selama beberapa dekade terakhir. Begitu banyak perusahaan yang kini sukses menggunakan CSR sebagai cara untuk ‘give back to society’. Bidang CSR yang dipilih perusahaan pun beragam, mulai dari lingkungan hidup, pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan masyarakat. Apapun bidangnya, kegiatan CSR tentu menghasilkan mutual benefit bagi perusahaan yang menjalankannya dan bagi komunitas yang diuntungkannya.

Ide yang mendasar dari kegiatan CSR sering dianggap sebagai inti dari etika. Etika dan CSR telah menjadi prioritas bagi perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Meningkatnya pasar yang kompetitif, ditambah dengan ambisi perusahan untuk mendapat pengakuan atas kedermawanannya, telah mendorong dua permasalahan ini ke agenda teratas perusahaan.

Advertisement

Apa itu Etika Bisnis?

Etika erat kaitannya dengan perusahaan dengan aspek internal dan eksternal yang kompleks. Dalam bisnis, kewajiban perusahaan disamping mengejar keuntungan (aspek internal) adalah perusahaan juga harus memperhatikan kesejahteraan masyarakat (aspek eksternal). Etika berkaitan dengan moralitas, yang berarti nilai dari suatu perbuatan. Penerapan moralitas dalam kehidupan bermasyarakat berorientasi pada keadilan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban. Prinsip utama moralitas adalah rasa tanggung jawab dan kebebasan yang disebut otonomi moral. Kegiatan bisnis harus fokus pada kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran bisnis yang dituju. Hal ini bertujuan untuk membentuk hubungan harmonis antara perusahaan dan masyarakat di sekitarnya.

Bagaimana Kaitannya CSR dengan Etika Bisnis?

Bisnis dan kehidupan sosial saling terkait. Salah satu kegiatan atau program perusahaan yang menunjukkan keterikatan dengan masyarakat adalah melalui CSR. Etika bisnis merupakan dasar atau jiwa dari pelaksanaan suatu kegiatan perusahaan, dan CSR merupakan manifestasinya. Artinya, etika bisnis berbicara mengenai nilai baik buruknya suatu perusahaan. Jika memang perusahaan tersebut memiliki nilai yang baik dalam berbisnis, maka perusahaan tersebut dapat menjalankan aktivitas CSR yang memang menjadi tanggung jawab suatu perusahaan.

Pengimplementasian CSR pada perusahaan dapat mencerminkan nilai, norma, dan perilaku perusahaan itu sendiri. Dampak dari etika yang baik dapat mendorong keputusan bisnis yang lebih baik. Dewan kepemimpinan yang memiliki etika baik dalam berbisnis dapat mengarah pada pemikiran kelompok yang serupa. Di mana keputusan yang baik dibuat karena kesamaan dalam proses pemikiran dan asumsi di antara orang-orang yang terlibat. Oleh karena itu, meningkatkan variasi anggota dewan kepemimpinan perusahaan merupakan hal yang tepat untuk dapat membantu meningkatkan kinerja bisnis Anda.

Sebaliknya, ketika perusahaan bertindak merusak lingkungan, maka perusahaan tersebut dianggap tidak bertanggung jawab secara sosial serta tidak peduli terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar. Tindakan ini merupakan cerminan dari hasil pemikiran dewan kepemimpinan perusahaan yang mempunyai etika dan moral yang buruk.

Maka dari itu, setiap tindakan atau keputusan bisnis yang dimiliki perusahaan haruslah terbukti baik secara etis maupun moral sebelum direalisasikan dalam program jangka panjang. Jangan sampai perusahaan tersebut gagal untuk mengedepankan masalah sosial kemasyarakatan sebab dampaknya bisa berbalik pada keberlangsungan bisnis perusahaan itu sendiri untuk kedepannya.

Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis dalam CSR

Salah satu fenomena yang menunjukkan bobroknya etika bisnis dalam kegiatan CSR di Indonesia adalah anggaran dana CSR BUMN seringkali dijadikan sebagai ajang kampanye pemilihan legislatif yang sama sekali tidak relevan dengan isu sosial maupun lingkungan. Anggaran dana untuk kegiatan CSR yang harusnya ditujukan kepada masyarakat, malah digunakan untuk keperluan kampanye caleg.

Anggaran dana CSR BUMN dipergunakan untuk mengkampanyekan pasangan calon tertentu. Pengamat politik dari Lembaga Kajian dan Analisa Sosial (LeKAS) Karnali Faisal menegaskan, tidak boleh dana CSR untuk kampanye siapapun. Dana CSR BUMN hanya digunakan untuk kepentingan masyarakat sekitar perusahaan yang terdampak langsung maupun tak langsung akibat dari aktivitas perusahaan tersebut. Penggunaan dana CSR untuk keperluan kampanye politik jelas merupakan bentuk penyalahgunaan.  Karnali menilai, adanya caleg yang  memanfaatkan dana CSR untuk kampanye maka jelas menunjukkan pemahaman yang salah tentang kampanye sekaligus ketidaksadaran pentingnya membangun politik yang bersih. Padahal sejatinya demokrasi adalah langkah untuk menuju politik yang bersih dari politik uang.

Melihat fenomena di atas, sudah sebaiknya perusahaan-perusahaaan di Indonesia dan pihak-pihak yang berwenang sadar akan dampak yang terjadi dari kegagalan penerapan CSR dalam etika bisnis. CSR dan etika bisnis menjadi sebuah tanggung jawab bersama yang seharusnya diimplementasikan secara efektif demi kualitas hidup yang lebih baik.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

A student from Universitas Padjadjaran who likes to read and to write.

CLOSE