Mengenang Kembali Serangkaian Peristiwa di Tahun 2020 yang Penuh Cerita.

mengenang kembali serangkaian peristiwa di tahun 2020

Tidak terasa waktu telah membawa kita ke tahun 2021, setelah banyaknya rangkaian peristiwa yang terjadi. Namun pada akhirnya, kita semua berhasil melewati segala rintangan dan berharap tahun 2021 akan lebih banyak membawa rezeki untuk kita semua. Harapan tersebut tentunya tidak lepas dari segala macam peristiwa yang telah terjadi, salah satunya perekonomian Indonesia yang sempat anjlok selama pandemi. Tentunya, kita berharap perekonomian Indonesia akan bangkit kembali di tahun ini dan dengan harapan vaksin akan dapat segera didistribusikan ke seluruh masyarakat Indonesia. Namun, sebelumnya marilah kita meringkas kembali mengenai apa yang terjadi selama tahun 2020 yang berdampak terhadap perekonomian negara ini.

Advertisement

Tahun 2020, tahun dimana pertumbuhan perekonomian setiap negara mengalami kelesuan akibat pandemi Covid-19. Tidak terkecuali, Indonesia pun ikut merasakan dampak dari pandemi ini. Bahkan, Indonesia sempat mencatatkan penurunan pertumbuhan ekonomi hingga minus dalam dua kuartal terakhir di tahun 2020.Tercatat pada kuartal II-2020, pertumbuhan perkonomian Indonesia menunjukan kemunduran yang dalam mencapai minus 5,32 persen dan minus 3,49 persen dalam kuartal III-2020.Meskipun dalam kuartal III telah mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi, Indonesia tetap resmi mencatatkan dirinya sebagai salah satu negara yang mengalami resesi akibat pandemi ini di tahun 2020 .

Khususnya di awal pandemi, banyaknya pembatasan aktivitas & mobilitas masyarakat sangat berdampak pada beberapa sektor perekonomian Indonesia. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, terdapat empat sektor yang paling tertekan selama pandemi ini yaitu rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektor keuangan. Dimana aktivitas masyarakat yang terbatas menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi daya beli masyarakat menurun. Tidak hanya itu, penurunan daya beli masyarakat disebabkan oleh adanya kecemasan masyarakat yang terancam akan kehilangan pendapatannya.

Hal itu dapat terjadi karena beberapa sektor seperti UMKM dan korporasi tidak bisa mendapat pemasukan yang cukup selama pandemi , akibatnya tidak ada kesanggupan perusahaan untuk membayar gaji karyawan. Lebih parahnya, banyak usaha yang akhirnya gulung tikar ketika pandemi karena ketidaksanggupannya dalam melakukan pembayaran utang maupun bunga bank, serta pencatatan keuangan perusahan yang terus minus setiap bulannya.

Advertisement

Pemerintah Indonesia tidak tinggal diam dalam menghadapi pandemi, banyak strategi yang sudah dan akan dilakukan pemerintah Indonesia khususnya dalam mempertahakan serta membangkitkan kembali perekonomiannya. Setidaknya ada empat strategi yang harus diperhatikan pemerintah untuk melakukan pemulihan ekonomi, yaitu dengan mengedapankan kebijakan terkait penangan penyebaran virus Covid-19, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk selalu menerapakan protokol kesehatan, memberikan (bansos) bagi masyarakat ataupun pelaku usaha yang terkena dampak pandemi, dan memperkuat manfaat kebijakan fiskal. Kementrian keuangan sendiri telah merilis setidaknya tiga stimulus fiskal selama pandemi pada bulan Maret 2020.

Stimulus ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020 sebesar 3,24 persen. Ketiga stimulus ini telah disalurkan ke program kesehatan, jaring pengaman sosial, dukungan pada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dunia usaha dan pemulihan ekonomi, serta kebijakan sektor keuangan. Diharapkan dengan adanya stimulus dapat membangkitkan kembali daya beli masyarakat, membantu para UMKM serta tetap memperhatikan sektor kesehatan. Pemerintah Indonesia juga telah mengesahkan UU Omnibus Law pada tanggal 5 Oktober 2020. UU ini diharapkan nantinya akan menarik para investor asing untuk melakukan investasinya di Indonesia, serta membantu UMKM dalam proses perizinan melalui OSS ( Online Single Submission ) dengan mudah dan penuh kepastian.

Advertisement

Selain itu, sudah banyak bantuan langsung yang dampaknya telah dirasakan oleh sebagian masyarakat Indonesia selama pandemi. Bantuan Sosial Tunai ( BST ) merupakan salah satu bansos yang dilakukan Kemensos untuk mengurangi beban ekonomi dan menjaga daya beli masyarakat selama pandemi Covid-19. Dimana bansos ini  telah disalurkan sebesar Rp 600 ribu  pada Gelombang I ( April – Juni 2020 ) dan Rp 300 ribu pada Gelombang II ( Juli – Desember 2020 ). Serta untuk para UMKM yang terkena dampak selama pandemi, pemerintah telah menyiapkan bantuan berupa BLT sebesar 2,4 juta yang akan disalurkan kepada kurang lebih 12 juta pelaku usaha.

Penyaluran ini akan dan telah dilakukan sebagian pada bulan Agustus 2020 melalui perantara 2 bank nasional, yaitu BRI sebesar 160 miliar kepada 683.528 penerima dan BNI sebesar 760 miliar kepada 316.471 penerima. Beberapa bantuan ini merupakan sebuah langkah pemerintah untuk mempertahankan perekonomian negara, namun untuk memulihkan kembali perekonomian Indonesia tampaknya perlu ada langkah yang lebih krusial seperti tersedianya vaksin, begitulah kira-kira menurut beberapa ekonom dunia, salah satunya dari Kepala Ekonom Bank Permata Jose Pardede. Tanpa adanya vaksin, aktivitas masyarakat masih sangat terbatas dan akan mempengaruhi terhadap pergerakan perekonomian Indonesia.

Tampaknya, tahun 2021 ini akan menjadi tahun yang penuh harapan bagi Bangsa Indonesia. Dengan adanya vaksin yang telah ada di Indonesia, kita semua berharap bahwa seluruh aktivitas akan berjalan seperti semula. Dengan begitu, pertumbuhan perekonomian Indonesia pun diharapkan dapat pulih kembali.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE