Menghadapi Tantangan yang Baru, Jalannya Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi covid-19 yang melanda di beberapa negara termasuk negara Indonesia, berdampak pula pada pendidikan di Indonesia. Sejak bulan Maret pembelajaran daring menjadi sebuah pilihan dan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Sistem daring ini diperuntukkan di berbagai tingkatan pendidikan SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Pemerintah membatasi pertemuan maksimal 20 sampai 30 orang, itupun dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, menjaga jarak, menggunakan masker, hingga mencuci tangan memakai sabun.

Perubahan yang cepat ini tanpa diiringi persiapan yang memadai sebelumnya. Pemerintah memberikan kuota internet gratis untuk para pelajar tetapi yang didapatkan hanya pelajar-pelajar yang ada di kota besar saja. Hampir semua orang tua dimasa pandemi ini mempunyai tanggung jawab mendampingi anak-anaknya belajar dari rumah. Orang tua harus menjelaskan berbagai mata pelajaran dan mendampingi anak-anak saat mengerjakan tugas dari sekolah.

Sistem pendidikan online tidaklah mudah di samping disiplin pribadi untuk belajar mandiri, terdapat fasilitas yang harus disediakan, seperti handphone, leptop dan kuota. Banyak orang tua yang mengeluh tidak punya uang lebih untuk membeli kuota dan mengaku kesulitan pada koneksi internet. Dalam kondisi seperti ini banyak pekerja yang PHK, sehingga orang tua kesulitan memberikan fasilitas pendidikan yang optimal bagi anak-anak.

Di sisi lain pemerintah juga perlu memperhatikan nasib para guru, terutama pada guru-guru swasta maupun guru yang tidak tetap. Secara langsung dan tidak langsung menurunkan pendapatan mereka. Dengan adanya virus covid-19 ini memberikan dampak yang luar biasa pada semua biadang, salah satunya pada bidang pendidikan. Adanya vidus covid-19 ini membuat proses pendidikan berubah dari yang tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh.

Dalam keadaan seperti ini para guru masih tetap harus melaksanakan kewajibanya sebagai pengajar, dimana guru harus memberikan ilmu pengetahuan pada siswa. Disaat pandemi seperti ini seorang guru tetap melakukan pembelajaran jarak jauh atau daring dengan efektif. Guru harus pintar memanfaatkan teknologi media sosial dalam seperti Zoom, Google meeet, classroom, whatsaap, dan lain lain.

Salah satunya guru ada yang mengggunakan grup whatsaap, dimana guru akan membuat vidio pembelajaran terlebih dahulu, lalu dikirim ke grup untuk diamati oleh para siswa. Saat diperlakukan daring tentunya banyak hambatan yang ditemukan, diantaranya seperti fasilitas handphone yang belum memadai, belum meratanya internet dan pemberian tugas dalam jangka waktu yang panjang juga akan sulit dilakukan. 

Warga Indonesia dalam menjakani kehidupan di tengah pandemi ini telah menjadi bagian new normal belajar dari rumah. Pembelajaran dari rumah benar-benar sangat berat dirasakan bagi para guru atau dosen, para pelajar dan mahasiswa hingga para orang tua.Sistem pembelajaran daring atau onlen dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, melainkan dilakukan dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem ini para pelajar tidak diwajibkan datang kesekolah maupun kampus untuk melaksanakan pembelajaran.

Dalam pelaksanaan jarak jauh ini banyak daerah-daerah yang memiliki akses internet yang kurang baik atau tidak lancar. Selain itu, banyak pula para pelajar yang tidak mendapatkan hasil pembelajaran secara maksimal. Namun, dengan sistem pembelajaran jarak jauh ini para pelajar banyak melakukan kegiatan dirumah seperti, membantu ibu menyelesaikan pekerjaan rumah.

Bagi para guru atau dosen tugas-tugas yang diberikan kepada siswa tidak harus seperti biasa di sekolah tetapi tugas lebih banyak kualitatif yang memberi motivasi pada anak-anak. Dibalik masalah dan keluhan sistem pembelajaran daring ini terdapat berbagai hikmah bagi pemerintahan di indonesi, salah satunya bidang pendidikan ini. Adapun siswa atau guru dapat menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara daring ini dengan menggunakan media online.