Bukan Maksudku untuk Menghindarimu. Aku Hanya Tidak Ingin Mengingat Kembali Memori yang Pernah Membuatku Pilu

menghindari memori pilu

Kita berada di dunia ini sangat singkat, dan waktu yang telah kita lewati tak akan pernah kembali, tak akan pernah lagi kita singgahi. Apapun yang sudah terjadi, apapun itu, menjadi pelajaran yang berharga untuk menelusuri waktu yang masih tersisa untuk kita arungi.

Tak perlu kau menoleh ke belakang hanya karena luka atau pun bahagia. Dalam keadaan apapun kau saat ini, itu cuma sebentar, sama seperti masa lalumu yang pasti akan kau lewati, dan akan menjadi kenangan saja.

Seperti kamu, kamu yang dulu pernah menjadi bagian dari bahagiaku, kini hanya tinggal kenangan saja. Kamu yang dulu pernah menjadi tangisku, kini hanya tinggal kisahnya saja. Kamu yang dulu pernah menjadi rinduku, seketika menjadi kecewaku. Kamu yang dulu pernah menjadi harapan masa depanku, kini terkubur dalam kenangan saja.

Memangku akui, Betapa sulitnya aku saat itu, ketika harapan itu kau hancurkan begitu saja tanpa ada rasa iba dihatimu. Kau tinggalkan rasa yang aku bangun dengan susah payah, lalu kau robohkan dengan kepergianmu.

Pergimu, seakan aku kehilangan sesuatu yang teramat berharga dalam hidupku. Rasanya aku hampir punah ditelah masa, tanpa tau harus berevolusi lagi. Tanpamu, sulit untuk aku jelaskan kepada dunia, kenapa aku bersedih. Sulit untuk aku jalani waktuku. Terkadang rindu berontak ingat denganmu lagi, seakan kamu masih bersamaku kemarin, ternyata tidak lagi, kau telah pergi, pergi bersama cinta yang pernah aku perjuangkan dengan harapan bisa menyatu dalam halal.

Mengikhlaskanmu, membuatku harus ekstra keras cari akal untuk tetap bisa menjalani hidup ini dengan semestinya. Perlahan, aku berusaha semaksimal mungkin untuk kembali bangkit dari keterpurukan waktu. Dalam hati hanya yakin, jika aku bisa melewatinya, walaupun sulit, namun itulah tugasku saat itu.

Namun saat itu telah aku lalui dengan baik, dan kamu pun tak pernah lagi ku dengar ceritanya. Kau datang kembali, memintaku penjelasan atas apa yang telah kau rasakan kecewa darinya. Kau datang dengan menawarkan ku kembali rasa yang sama seperti dulu ketika aku begitu berharga di mata dunia bersamamu dengan bumbu setia berbalut ingkat dan dusta.

Bukankah kamu yang dulu melepasku, lalu kenapa kau ingin kembali lagi. Bukankah kau yang melepas tanganku, kenapa kau ingin bergandengan lagi, bukankah akan sama, ketika kau bosan, maka akan melepasnya lagi, dan aku tahu itu.

Untuk kata yang terucap, aku minta maaf, aku punya prinsip dalam hidup ini. Ketika sesuatu yang pernah terjadi dalam hidupku, biarlah menjadi sebuah cerita saja untukku, mungkin juga untukmu. Aku tak akan pernah kembali ke masa lalu, bukan karena kecewa, bahagia pun aku tak akan pernah menoleh ke belakang. Aku hidup di masa sekarang, masa yang aku perjuangkan untuk bisa memilih mana yang terbaik untukku dan masa depanku. Aku menikmatinya, dan aku sangat bahagia.

Aku harap kau memahaminya dan menghargai prinsip hidupku, seperti aku menghargai keputusanmu saat itu ketika kau tinggalkan aku dalam keadaan yang sulit untuk aku terima. Jangan pernah bertanya kepadaku kenapa aku berubah, karena kau sendiri yang merubahnya. Jangan pernah bertanya kepadaku arti cinta dan setia, karena telah habis aku perjuangkan untukmu saat itu. Jangan pernah bertanya kenapa aku tak menerimamu lagi, karena kau sendiri yang telah memilih jalan yang berbeda.

Sadarilah, aku bukanlah orang yang dulu kau kenal, aku telah berubah. Berubah untuk menjadi diri yang lebih baik lagi. Bukan menghindarimu, tapi aku tak ingin lagi jatuh pada masalah yang sama, sakit dan kecewa yang sama. Bukan pula aku membencimu, hanya saja aku ingin kau sadar jika sesuatu yang baik pernah kau lepas begitu saja dalam hidupmu demi yang terbaik, dan sekarang kini kau telah terlambat untuk menyadarinya.

Aku bahagia dengan hidupku sekarang, dan aku harap kau juga menikmati hidupmu, apapun yang terjadi. Tak perlu kau merasa cemas dengan kesalahanmu dulu kepadaku, karena aku telah memberimu maaf, bukan pada saat ini saja, tapi semenjak kau pergi tinggalkan luka. Jangan takut aku memiliki dendam denganmu, tahukah kamu, doaku selalu menyertai dirimu untuk kebahagianmu. Semoga kau mengerti.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

"Jejak Rindu Di Telaga Nurani"

Editor

une femme libre