Menjadi Kekasih Abadi dengan Ketulusan Ikatan Suci Cinta di Hati

Kekasih hati pada cinta yang halal

Kekasih hati yang selalu mendamba di dalam hati yang sama.

Kekasih hati yang berjalan dengan paduan sepanjang usianya. Di dalam satu jalan takdir kehidupan yang sama yang semesta berkati.

Kekasih hati untuk saling melengkapi dan saling menggenggam dengan penuh ketulusan akan kasih dan sayang.

Kekasih hati yang mampu mengayomi sekaligus membimbing didalam bahtera mahligai yang bersahaja.

Kekasih hati yang menghabiskan seluruh bagian kisah senjanya bersama dalam menyongsong hari.

Kita bersama saling menatap biru dan indahnya langit dibawah taman surga yang teduh.

Seperti mimpi yang dahulu pernah kita rangkai bersama. Lalu menghabiskan sisa waktu kita berpijak di dunia bersama.

Aku tidak inginkan sosok hati yang lain lagi. Karena aku membutuhkan dirimu saja. Yang mampu mengisi hati, mendampingi, menemani langkah sisa usia di waktu ini, esok dan selamanya. Menjadi sandaran kala gundah melanda. Mampu menjaga dengan setulus hati. Untuk saling menggenggam menuju surga Ilahi.

Pada hati yang sama. Pada rasa yang sama. Pada pemahaman yang sama saling berbagi dan pada satu cinta yang masih sama. Didalam satu hati yang sama, kita berpijak menjelajahi seisi dunia dengan berbagai peristiwa yang kerap kita lewati. Setelah apa yang terjadi, kita dipahamkan oleh jalan titian dari Ilahi Rabbi. Yang masih dengan setianya menjaga duhai hati. Aku sangat bersyukur, karena hati kita masih terjaga dan dengan begitu lekatnya terpaut.

Seperti kisah kasih setia sepanjang masa, Adam dan Hawa. Beliau mengajarkan tentang arti ketulusan cinta yang sesungguhnya. Arti ketulusan dan kesetiaan tiada tara sepanjang usia. Ia bersama saling menjaga. Mengarungi bahtera yang penuh coba dan goda. Namun, Beliau tetap saling setia di dalam menjaga bahtera kasih yang dikaruniakan oleh semesta. Di dalam cintanya yang suci dan tulus mengabdikan diri demi keabadian.

Di dalam berkorban dan memperjuangkan arti kata kemurnian cinta yang sejati. Kita belajar dari suri tauladan kesucian abadi dari Ayahanda Adam dan Ibunda Siti Hawa. Yang mengajarkan tentang arti cinta dan keindahan yang sesungguhnya. Ia indah dan sungguh memang benar indah dengan segala kebersahajaannya.

Di dalam balutan Ruhani yang senantiasa memancarkan kasih mesra kesetiaan. Saling terjaga dan menjaga. Bahkan keindahan Nya melebihi keindahan surga. Ia tertunduk berjalan menyusuri tiap perjalanannya dengan meraih dan menggapai restu semesta. Sebagaimana kodratnya setiap pasangan yang saling menggenggam. Saling menyayangi, saling melengkapi pada bagian kehidupannya. Yang selalu melengkapi bagian yang lainnya dengan kasih dan sayangnya.

Sebagaimana tulang rusuk yang tak akan mampu kehilangan satu bagiannya. Untuk melengkapi kehidupan lahir dan batinnya sebagai pelengkap hidupnya. Karena sejatinya cinta tidaklah harus sempurna. Karena cinta sejati justru bisa dapat untuk saling menyempurnakan. Karena cinta yang sejati tidaklah bersyarat. Ia pun singgahnya tidak terduga.

Ia datang dari hati dengan penuh ketulusan akan kesejatian cinta. Cinta yang abadi adalah anugerah. Cinta yang sejati adalah fitrah dari sang pencipta. Dan batas kesabaran cinta terhebat ialah yang mampu menembus ruang dan waktu. Batas sabar cinta terhebat ialah pada saat diriku mampu meredam menahan semua kerinduan dan memilih untuk tetap bersandar didalam naluri keikhlasan kepada sang pemilik hati. Tanpa kita berkeluh kesah pada setiap keadaan, yang mungkin saja dapat mengoyakkan hati seketika.

Antara hati dan cinta.

Hati diatas kecintaan yang menjadi fitrahnya. Akan selalu ada ujian yang menguji kualitas kadar kemurnian cinta tulus yang sebenarnya. Sesekali diriku pun menyimak, Siapakah ia sosok yang sungguh memang benar didalam ketulusannya. Dan aku, hanya ingin seseorang yang mampu mencintaiku dengan utuh. Menerima dengan apa adanya. Bukan sekedar klise ataupun singgahan sementara. Bukan juga ilusi dengan rekaannya.

Maukah dirimu wahai kekasih hatiku yang mampu untuk menyempurnakan itu secara utuh bersamaku?

Janganlah dirimu berjalan dibelakang ku, karena diriku dapat saja kelelahan. Jangan pula dirimu berjalan di depanku, karena diriku tidak ingin digiring dan yang memungkinkan diriku akan ketakutan. Namun, tetaplah berjalan di sampingku, karena aku ingin kamu yang menjadi pendampingku menemani disetiap langkahku berjalan beriring menggenggam ku di sampingmu dekat di sisimu. Karena diriku membutuhkanmu untuk menjadi pelengkap hidupku, menyempurnakan imanku untuk menjadi imamku.

Insya Allah dengan ijin Ilahi Rabbi.

Kita bisa tetap saling bersama menghibur dikala sedih pun rapuh. Kita bisa saling mendukung di dalam Mel hari bersama. Mendampingi dikala suka maupun duka. Membimbingku dengan kesabaran hatimu. Sebagai wujud bentuk ibadah kepada sang pencipta yang menggenapkannya.

Kekasih hatiku, apakah kamu memahami tentang arti sebuah cinta tulus yang sebenarnya?

Kamu akan temukan jawabannya, setelah kamu berhasil melewati titian uji yang sebenarnya. Dan kamu tetap berjalan pada satu hati dan satu cinta yang sama. Maka disitulah letak pembuktian bersuara. Saat kita berjuang bersama. Di situlah letak puncak keikhlasan dan ketulusan yang sebenarnya. Begitu banyak sajak puitis tentang cinta.

Namun, aku belum menemukan pemahaman akan kesukaran dari sebuah arti nama cinta. Karena sejati dan abadinya cinta itu ialah dibentuk. Ia dijaga dan dipupuk, disirami dengan kasih sayang. Hati yang selalu menjaga dan terjaga. Kehadiran akan sebuah cinta itu misteri. Ia tak mampu untuk didikte ataupun diterka-terka akan berlabuh kepada siapa.

Duhai kekasih hati yang menjadi pilar hatiku. Menyejukkan Ruhani menguatkan hidup untuk menuju surga Ilahi. Cinta yang telah dan pernah kamu berikan dengan segala tumpuan keyakinan dan kekuatan diri. Selalu menginspirasi. Menjadi penyemangat mengisi tiap sendi relung hati.

Menggelayuti ruang teduh di hatiku. Kamu seperti sel aktif yang mengisi seluruh memoriku. Dan aku ingin mencintaimu dengan caraku yang sederhana namun bermakna. Berjalan dan berjuang kita bersama menuju titian surga sebelum surga Ilahi Rabbi yang sesungguhnya. Untuk saling memupuk ketulusan didalam ketulusan hati. Untuk menggapai kehalalan cinta sejati yang semesta kasihi.

By: @anggungerardine

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini