Mental Health Awareness, Hal Penting yang Sering Terabaikan

Self love, menjadi manusia seutuhnya

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi. Artinya sebelum adanya masalah serius dunia, para remaja banyak yang mengalami gangguan kesehatan mental mereka. Biasanya remaja memang paling rentan mengalami gangguan kesehatan mental ketimbang orang dewasa, kenapa? Karena remaja masih belajar mengontrol emosinya, rasa emosional remaja masih belum terkontrol layaknya orang dewasa. Tetapi bukan berarti orang dewasa tidak bisa mengalami depresi, loh.

Advertisement

Orang-orang dapat mengalami gangguan kesehatan mental bisa dikarenakan mereka terlalu terpaku pada satu masalah yang tidak kunjung menemukan penyelesaiannya, bisa juga diakibatkan karena tidak siap menerima kondisi mereka yang tidak biasa, atau mereka terlalu menyimpan lukanya sehingga tidak bisa menata lukanya satu persatu.

Berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia, setidaknya ada 450.000 keluarga di Indonesia yang menderita skizofrenia. Begitu banyaknya kasus gangguan kesehatan mental yang ada di Indonesia, namun pemahaman isu tentang kesehatan mental masih sangat rendah di Negara ini. Banyak masyarakat lain yang memiliki pandangan bahwa gangguan kesehatan mental itu gila, tidak waras sehingga mereka merasa patut untuk menjauhi penderita. Penderita dikucilkan dari masyarakat. Ini bukannya mempercepat penyembuhan justru menghambat proses penyembuhan dan pemulihan kesehatan mental penderita. Banyak juga para keluarga yang menyembunyikan fakta bahwa anggota keluarganya mengalami gangguan kesehatan mental sehingga penderita diminta berdiam diri di dalam rumah tanpa pengobatan yang memadai di Rumah Sakit, mereka justru akan menutup rapat-rapat identitas penderita agar keluarga mereka tidak mendapatkan kucilan maupun diskriminasi dari para tetangga. Mungkin bagi mereka ini akan membantu proses kesembuhan penderita, namun nyatanya ini justru memperlambat proses penyembuhan. Mereka yang menderita merasa terkekang dengan ruangan yang sempit tidak boleh keluar rumah untuk sekedar jalan-jalan.

Advertisement

Penting juga untuk diketahui sepanjang masa-masa remaja pola asuh yang mendukung menjadi faktor pelindung dalam menjaga kesejahteraan dan kesehatan mental yang baik. Relasi antara anak dan orang tua yang positif menjadi pusat perkembangan dan kesejahteraan mental pada masa remaja. Adakalanya remaja tidak dapat mengontrol emosi jiwanya, suasana hatinya, dan adanya perubahan sikap pada perilakunya. Beberapa dari perubahan ini mungkin terkait dengan tahap perkembangan seusianya. Namun, jika perubahan ini bertahan selama beberapa minggu dan mengganggu aktivitas sehari-hari, sebagai orang tua sepatutnya untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan mereka. Remaja merasa sedih dan menarik diri pada aktivitas sosial bisa jadi dirinya mengalami gangguan kesehatan mental. Emosi yang tidak terkontrol, tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaan, merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya, perlu diketahui bahwa ini dapat menyebabkan gangguan mental jangka panjang. Menjadi bahaya jika mereka mencoba menyakiti diri sendiri atau membuat rencana untuk melakukan aktivitas menyakjti diri sendiei. Nah dengan ini wajib bagi para orang tua untuk selalu memperhatikan anak-anak mereka. Disaat mereka sedang gelisah, orang tua bisa dengan selembut mungkin menanyakan hal apa yang terjadi, atau bisa saja Anda selalu menanyakan bagaimana dengan hari ini, bagaimana dengan kegiatan sekolah, apa yang kamu lakukan bersama temanmu, sedikit bisa membuat anak remaja Anda lebih sedikit terbuka tentang dirinya. menunjukkan kepada anak Anda bahwa Anda peduli, bahwa Anda mencintai dan mendukung mereka dan bahwa Anda akan selalu ada untuk mendukung apa pun yang terjadi.

Untuk itu perlu adanya pengetahuan tentang gangguan kesehatan pada anak untuk para orang tua, selain itu juga perlunya pemahaman stigma masyarakat tentang gangguan kesehatan mental. Menjadi manusia utuh tidak hanya dilihat dari cara berpikir maupun kesehatan fisiknya, namun juga dari psikologisnya. Bukan hanya penyakit fisik yang harus diperiksakan ke dokter, tetapi juga gangguan penyakit mental. Dengan itu jangan anggap remeh tentang kesehatan mental, menjadi manusia utuh adalah manusia yang mampu mencintai diri sendiri dengan tidak mengabaikan kesehatan mentalnya. Konsultasi ke klinik psikoligi maupun Rumah Sakit Jiwa tidak semata-mata Anda adalah orang gila, justru itu salah satu cara mencintai diri Anda untuk menjadi manusia utuh yang bermanfaat.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Seorang Mahasiswa di salah satu Universitas di Yogyakarta. Memiliki tujuan hidup banyak, semoga bisa menjadi manusia yang bermanfaat. Ingin menjadi delegasi UNICEF. Aamiin

CLOSE