Menulis Itu Tidak Instan, Semua Butuh Proses!

Menulis itu Tidak Instant

Banyak yang bertanya jadi penulis itu enaknya di mana sih? Jadi penulis itu kayak gimana sih? Lalu ada juga yang bilang, "wih keren banget." Dan akhirnya ada yang pingin jadi penulis juga. Syukurlah kalau begitu. Padahal kepengennya doang. Buntut-buntutnya berenti di tengah jalan. Lho? Banyak juga yang seperti ini.

Advertisement

Aku saja masih belajar dan masih mempelajari bagaimana para penulis senior dan profesional itu. Bagaimana mereka bisa konsekwen menjadi penulis. Bagaimana juga tekad keras mereka dalam menulis. Sebenarnya ini yang perlu kita tiru. Maksudnya bukan meniru banget lho. Tetapi kebaikannya kita tiru. Bagaimana ia bisa konsekuen dengan pilihannya. Bagaimana ia meniatkan dahulu saat ingin menjadi seorang penulis.

Aku pernah bertanya pada seorang sahabat. Ia pengin katanya bisa menulis. Aku cuma tanya satu, "kamu mau nulis apa?" Itu saja pertanyaanku. Lalu ia menjawab "ingin bisa nulis aja." Aku sih senyum-senyum saja. Eh tapi ini senyum ikhlas lho. Senang saja punya teman yang ingin menulis.

Kemudian aku cuma bilang. Niatkan. Itu adalah "Hard Word" aku. Jika ada teman yang mempertanyakan itu aku akan menjawab kata itu saja. Kenapa? Karena bagi aku menulis jika tidak disertai niat itu akan nihil. Oke, bukan hanya menulis. Tetapi hal lain apapun itu. Ingin menikah misalkan, atau apalah.Jika tanpa niat itu tidak akan ada artinya. Mungkin ke depannya akan berjalan baik atau sebaliknya. Tetapi jika niat tulus. Aku yakin pasti akan berhasil dan berkembang.

Advertisement

Seperti halnya menulis atau ingin menjadi seorang penulis kau sertakan niat dahulu. Lalu niat mempelajari apapun tentang menulis. Niat untuk melakukan hal-hal yang berhubungan dengan dunia menulis. Niat juga untuk selalu memahami lebih dalam seperti apa kehidupan seorang penulis. Dari situ, yang hanya sebuah niat saja akan memmbuat kita mencintai pekerjaan kita. Karena masih banyak loh yang menganggap remeh seorang penulis.

Apapun itu diniatkan saja. Jangan setengah-setengah eh menyerah. Sebenarnya menulis itu semua pasti bisa melakukan. Seperti saya perhatikan banyak sekali caption-caption di media sosial yang ajip banget kata-katanya. Buatku itu bagus. Dan bukan dari seorang penulis kata-kata itu. Aku rasa jika dia mengasah semua itu, aku yakin ia bisa jadi seorang penulis. Percayalah bukan profesi penulis. Profesi apapun tidak berjalan dengan instan, semua perlu tahap.

Advertisement

Tidak langsung jadi. Ajaib dong kalau langsung jadi. Banyak penulis-penulis terkenal yang memulai karir menulisnya benar-benar dari nol. Membuat naskah lama pembuatannya bertahun-tahun lalu ditolak penerbit. Dan berkali-kali. Itu banyak terjadi. Tetapi apa? Jika dari awal kita punya niat itu semua tidak membuat kendor semangat. Malah makin semangat memperbaiki. Kemudian tetap membuat tulisan, memperbaikinya, lalu mencoba mengirim kembali. Gagal! Ia pun tetap tidak menyerah.

Nah, jangan mengira semua serba instan. Mereka pun melalui hal-hal seperti dinyinyirkan karyanya. Jelek lah, anehlah, apalah-apalah. Padahal menurut aku itu ciri khas lho. Penulis banyak. Tetapi ciri khas mereka berbeda. Makanya itulah cara kita dalam menyimpulkan serta membedakan penulis yang satu dengan yang lain. Jadi mudah kan?

Jadi semua bisa jadi penulis. Asal niat dan konsisten. Serius. Tidak malas. Sering mencari info kepenulisan. Membaca buku. Bagiku bohong penulis tidak membaca buku. Mereka yang malas menulis saja bukunya berlimpah. Dan akan mengoleksi buku penulis idolanya. Masa kamu yang ingin jadi penulis tidak membaca?

Kembali aku tekankan niatlah jika ingin menulis. Jika kamu sudah di dalam niat tersebut, konsistenlah. Artinya lakukan semua seabrek hal tentang kepenulisan. Tulislah apapun setiap hari. Jangan malu. Jangan perduli orang bilang tulisanmu jelek. Belum tentu mereka bisa kok kayak kamu. Menulislah dari hatimu paling terdalam.

Aku sendiri bukanlah seorang penulis profesional dan berbakat. Tetapi aku suka menulis sejak dulu. Aku sudah berniat sejak dulu. Aku juga konsisten dengan niatku. Kuncinya satu, kita hanya manusia yang berusaha sekuat hati kita. Jadi cobalah untuk selalu rendah hati Down to Earth. Kenapa? Kita ini menulis lho. Bukan untuk disombongkan. Tetapi berharaplah tulisan kita menjadi inspirasi. Bukan menjadi penghalang. Jadikan tulisan kita ditiru dan diambil sisi positifnya dan tulisan kita juga bermanfaat bagi banyak orang. Bukan artinya harus diplagiasi lho guys.

Pujilah tulisan mereka yang menulis apapun. Ini adalah awal kesuksesanmu. Makanya jangan lupa memperhatikan penulis lain dalam menulis. Berkawanlah dengan sesama penuis lain, saling bertukar ide dan sebagainya. Mengajak mereka yang ingin jadi penulis dengan lapang dada. Jika masih ada penyinyir biarkan saja. Mungkin mereka belum paham benar dunia menulis.

Jangan menjadi ajang bersaing. Bukan itu. Maksudnya membuat kita memacu saja keinginan kita. Bukan lalu menyaingi dan berusaha menjatuhkan. Memberi semangat akan lebih baik lagi. Itulah seorang penulis. Kembali ke awal. Salinglah memuji karya teman kita. Mereka perlu semangat, dan tanpa sengaja itu juga akan menyemangati kita juga.

Membagi ilmu, meski ilmu kita belum apa-apa. Seperti aku. Aku paling menyukai ada seseorang yang menanyakan padaku tentang menulis. Sebisanya apa yang ku ketahui pasti akan aku bagi. Bagaimana melewati pengalaman dari belum tahunya menulis sampai aku sedikit paham tentang dunia ini.

Percayalah! Ini sangat menyenangkan!

Salam Literasi

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pencinta sastra, penulis amatir, suka bikin puisi. suka berandai-andai, pemimpi berat. suka baca novel romance, penyuka fiksi. Bermimpi bisa ke Negeri Sakura, menyentuh bunga Sakura.

CLOSE