Sebuah Kisah (Kembali) Merajut Semangat untuk Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Merajut semangat juang masuk ptn

Pernah nggak kamu pengin banget sama suatu hal, di mana suatu hal tersebut hanya bisa diraih dengan tekad dan kerja keras yang tinggi? Jatuh bangun menghadapi semua hambatan? Akhirnya suatu hal itu dapat tercapai juga meskipun hasilnya tak terduga? Pernah? Aku juga punya cerita tentang itu yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang.

Advertisement

Cerita ini tentang ambisiku yang dari dulu ingin kuliah di Perguruan Tinggi Negeri atau yang biasanya disingkat PTN, apalagi PTN itu sudah punya nama yang tersohor di seantero Indonesia. Banyak sekali tantangan yang aku hadapi ketika ingin kuliah di PTN yang akan dibahas selanjutnya.

Dimulai dari awal kelas I SMA tepatnya semester satu. Dari dulu aku ingin sekali bisa kuliah di kampus terkenal se-Indonesia (waktu itu aku tahu kampus terkenal saja bukan ada embel-embel Perguruan Tinggi Negeri). Ada dua alasan kenapa aku ingin sekali kuliah di PTN diantaranya karena setiap program studi yang ditawarkan di PTN dapat bersaing dalam dunia kerja dan aku juga terinspirasi dari ayahku yang merupakan lulusan IPB (Institut Pertanian Bogor)

IPB merupakan salah satu PTN terbaik se-Indonesia bahkan telah diakui secara internasional. Ambisiku untuk kuliah di PTN semakin berapi-api tapi aku sadar juga bahwa masuk PTN itu tak semudah membalik telapak tangan. Waktu itu aku juga hanya membayangkan kuliah di PTN saja, tidak disertai dengan program studi apa yang diminati. Sejak saat itu, aku terus mencari informasi dari beberapa PTN terkenal se-Indonesia agar lebih tahu seluk-beluknya.

Advertisement

Mulai awal semester satu kelas III SMA, aku dan teman-teman sudah diberikan sosialisasi tentang SNMPTN (Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri), SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan Ujian Mandiri. SNMPTN dan SBMPTN merupakan jalur tes masuk PTN tingkat nasional. Bedanya, SNMPTN menyeleksi kandidat berdasarkan nilai raport, sedangkan SBMPTN menyeleksi kandidat menggunakan nilai hasil ujian tulis. 

Ujian Mandiri adalah tes yang diadakan sendiri oleh kampus yang bersangkutan sesuai jadwal yang ditetapkan. Dalam SNMPTN 2017, pada sekolah yang memiliki akreditasi A diberi kuota peserta sebanyak 75% siswa dengan nilai raport terbaik, sekolah akreditasi B diberi kuota peserta sebanyak 50% siswa dan sekolah akreditasi C diberi kuota peserta sebanyak 25% siswa.

Advertisement

SMAku sendiri memiliki akreditasi A yang secara otomatis mengikutsertakan 75% siswanya dengan pertimbangan nilai raport terbaik. Tapi di sisi lain aku juga menganggap sistem SNMPTN ini sebenarnya tidak adil sebab siswa yang ikut hanya 75% saja, namun ada baiknya juga bagi yang tak ikut karena mereka dapat menyiapkan SBMPTN 2017 mendatang secara maksimal. 

Well, saranku nih ya, tolong kalian yang kelas III SMA yang telah diikutsertakan sebagai peserta SNMPTN jangan berbangga dulu apalagi sok paling pintar satu angkatan. Percayalah, semua itu bakalan nyesek ketika kalian ditolak SNMPTN karena itu pernah terjadi pada diriku sendiri. Intinya kalian yang peserta SNMPTN jangan terlalu berharap sama hasil seleksi mendatang, jadi buat jaga-jaga kalian belajar juga soal -soal SBMPTN.

Setelah melalui diskusi yang panjang juga pertimbangan nilai raport, akhirnya aku menemukan jurusan yang aku minati yakni Ilmu Hukum dan Sosiologi. Sistem pengisian SNMPTN 2017 ini wajib memilih 3 kampus dan jurusannya. Nah ada lagi nih tips untuk mengisi pemilihan kampus dan jurusan di SNMPTN (berlaku juga untuk SBMPTN), usahakan pilihan pertama dan kedua adalah jurusan dengan minat tertinggi atau kampus yang reputasinya sudah dikenal sedangkan pilihan ketiga adalah jurusan dengan peminat rendah atau kampus yang reputasinya biasa saja.

Khusus SNMPTN, minat jurusan harus mempertimbangkan juga dengan nilai mata pelajaran yang bersangkutan. Rincian pilihanku di SNMPTN 2017 ialah pilihan pertama Ilmu Hukum-Universitas Airlangga, pilihan kedua Sosiologi-Universitas Airlangga dan pilihan ketiga Sosiologi-Universitas Jember. Setelah mengisi semua data SNMPTN 2017, hal berikutnya adalah menunggu pengumumannya sembari belajar soal-soal Ujian Nasional.

Waktu semakin berjalan hingga Ujian Nasional usai dan kelulusan SMA pun hampir tiba. Aku mulai mempelajari soal-soal SBMPTN sebelum pengumuman SNMPTN 2017. Untuk itu, aku mendaftar di salah satu bimbel terkemuka di Indonesia. Informasi yang beredar, SNMPTN 2017 diumumkan sebulan sebelum SBMPTN 2017 (bulan April).

Selama menunggu pengumuman SNMPTN 2017 aku sebisa mungkin menguasai soal-soal SBMPTN yang menurutku setingkat dengan soal olimpiade, namun soal SBMPTN lebih mengarah ke analisis dan logika. Tidak lupa aku terus berdo'a agar lolos SNMPTN 2017. Akhirnya hari yang ditunggu tiba, pengumuman SNMPTN 2017 dilaksanakan pukul 14.00 siang.

Aku cepat-cepat membuka laman SNMPTN 2017 namun server-nya down. Akhirnya kubuka lagi laman SNMPTN 2017 di jam berikutnya. Hasilnya? dapat kata-kata mutiara "Maaf anda tidak lolos SNMPTN 2017". Aku hanya melongo dan mencoba refresh laman berulang kali tapi hasilnya tetap sama, seketika perasaanku campur aduk antara sedih-marah-jengkel sampai aku mendadak hilang mood belajar soal SBMPTN. Rasa kecewaku bertambah ketika melihat banyak teman yang lolos SNMPTN 2017.

Setelah pengumuman, pagi hingga malam waktu hanya kuisi dengan melamun saja dan masuk bimbingan SBMPTN pun bolong-bolong. Materi yang sebagian sudah dikuasai juga lenyap dalam otakku. Hingga tempat bimbel ku memberi kabar bahwa SBMPTN 2017 akan diadakan beberapa minggu lagi. Dalam waktu bersamaan aku mulai kelabakan dan menyalahkan diriku sendiri karena terlalu lama larut dalam rasa kecewa.

Sejak itu aku mulai belajar lagi soal SBMPTN dari pagi hingga tengah malam baik di tempat bimbel maupun di rumah. Tak lupa aku mengisi data SBMPTN 2017 termasuk pilihan kampus dan jurusannya. Kali ini perubahan pilihan nya terdapat pada nama kampus dan pilihan kedua. Rincian pilihan SBMPTN 2017 ku adalah pilihan pertama Ilmu Hukum-Universitas Brawijaya, pilihan kedua Antropologi-Universitas Brawijaya dan pilihan ketiga Sosiologi-Universitas Diponegoro.

Aku juga memilih lokasi tes di Malang biar lebih konsentrasi menyelesaikan soal karena hawa dingin Malang hehehe. Kemudian tiba saatnya untuk SBMPTN 2017 (21 Mei), aku mengerjakan soal dengan serius dan tak lupa berdo'a. Usai SBMPTN 2017, aku tetap terus berdo'a agar lolos seleksi ini. Pengumuman SBMPTN 2017 diadakan tanggal 13 Juni, dimana aku segera membuka laman resmi nya.

Hasilnya kali ini? "Selamat anda dinyatakan lolos SBMPTN 2017 Antropologi-Universitas Brawijaya". Aku sangat kaget membaca tulisan itu dan langsung memberitahu ke orang tua akan kelulusan ini. Orang tuaku langsung memberi selamat kepadaku dan tentu aku sangat lega dengan lolos nya seleksi ini.

Akhir kata, inilah sebuah pengalamanku masuk PTN di mana banyak sekali halangan untuk mencapainya, namun jika disertai doa dan tekad niscaya hal ini akan benar-benar terjadi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Editor

Not that millennial in digital era.