Mereka yang Pergi, Memang Sudah Seharusnya Pergi

mereka yang pergi


Dia yang pergi adalah dia yang telah Tuhan palingkan hatinya untuk menetap lebih lama…


Advertisement

Pada beberapa pergi, aku memilih untuk melepasnya dengan tegar. Walau pada akhirnya hatiku sendiri yang tertikam. Pada beberapa pengkhianatan, aku selalu memilih untuk membiarkan dia memilih jalan yang dia tetapkan; karena bagiku jika sudah tak setia, sebuah hubungan sudah tak ada lagi gunanya. Dulu aku sering menelan kecewa sendirian, aku biarkan hatiku sakit tanpa penawar. Dulu aku selalu menoleransi ketika diabaikan, hingga akhirnya aku sadar jika dia memang menyayangiku, dia akan punya waktu untukku tanpa perlu aku mengemis meminta.


Tidak perlu bertahan untuk sesuatu yang sudah tak membuat bahagia, percuma…


Sering sekali aku melihat beberapa orang sekuat tenaga mempertahankan sebuah hubungan yang di dalamnya bahkan sudah tak ada kebahagiaan. Dibanding memilih pergi, beberapa hati rela tersakiti berkali-kali dengan harapan orang lain akan berubah menjadi seperti yang dia ingini. Padahal dia sedang memupuk ekspektasi yang pada akhirnya akan menyakiti dirinya sendiri. Sedih, pilu. Tapi setiap orang punya pilihan masing-masing bukan? Dan sebagai pendengar cerita, aku tak berhak menentukan apa-apa. Walau terkadang aku terbawa suasana dan ikut kesal mendengarnya. Dulu aku pernah menjadi wanita lugu sepertimu, mungkin suatu hari nanti kamu akan mengerti.

Advertisement


Tidak apa bertahan, jika masih mampu jika masih menganggap hubungan itu akan membaik seiring berjalannya waktu..


Cinta. Sebuah alasan untuk bertahan pada seseorang. Cinta, sebuah kata yang dijadikan tameng untuk kebodohan dalam mencintai seseorang. Kadang aku berpikir apakah logika memang sudah berhenti dipakai saat kata ini menguasai hati? Hingga kebahagiaan sendiri menjadi nomor sekian dibandingkan kebahagiaan orang lain yang belum tentu memikirkan kebahagiaanmu juga. Tapi apa daya, jika cinta sudah bicara gunung tinggi pun mampu didaki tanpa peduli apakah kaki sudah berdarah-darah dan hampir mati karena dingin dan sepi. 

Advertisement


Melepas dan mengikhlas adalah jalan terakhir ketika bertahan sudah terlalu melelahkan..


Apa kamu pernah merasa bahwa kepergian seseorang adalah pertanda bahwa kalian memang belum ditakdirkan bersama? Apa kamu pernah menyadari bahwa Tuhan memberi tanda bahwa bukan dia yang Tuhan inginkan untuk menemanimu hingga akhir waktu. Tapi seringnya kita begitu keras kepala untuk tetap mempertahankan sesuatu yang sebenarnya bukan milik kita. Jika memang sulit mengapa harus dibuat rumit? Terkadang melepas dan mengikhlas adalah jalan terakhir ketika bertahan sudah terlalu menyakitkan. Karena yang pergi, memang sudah seharusnya pergi..

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Do what makes you happy, and always share positive vibes. Follow my Wattpad : @LeonitaSaputri

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE