Namanya juga Kehidupan Perempuan, Kata Mereka

Kebebasan dan kemandirian merupakan dua aspek yang kerap dipermasalahkan dengan kehidupan perempuan. Untuk menginjakkan kaki keluar rumah seorang diri saja banyak stigma yang akan dikatakan 'nggak seharusnya cewek pergi sendirian,bahaya.' 'jangan pergi-pergi sendirian seperti itu nggak aman.' 'jadi cewek jangan terlalu mandiri.' 

Advertisement

Gaya dan cara berpakaian perempuan juga selalu menjadi sorotan. Seakan-akan apa pun yang dikenakan menimbulkan pro dan kontra. 'bajunya aneh.' 'cewek kok pakai baju kayak gitu.' 'stylenya nggak banget, norak.' Banyak orang langsung menghakimi hanya dengan melihat caranya berpakaian. Padahal bagi sebagian orang, gaya berpakaian menjadi ruang bagi mereka untuk mengekspresikan diri. Stigma sosial lah yang membatasi ruang gerak dan ruang berekspresi perempuan.

Bentuk tubuh dan kondisi fisik juga tak lepas menjadi aspek yang selalu disorot. Hal pertama yang dilihat dari perempuan pasti adalah kondisi fisiknya. Banyak sekali stigma dan kriteria mengenai kondisi fisik perempuan yang 'wajib' dimiliki jika ingin dianggap 'cantik'. Seperti berkulit putih dan mulus, berbadan tinggi ideal, wajah mulus tanpa jerawat, dan beragam standar lainnya. Seperti sudah menjadi hal yang wajar untuk mengharuskan perempuan berpenampilan sempurna.  

Tak hanya banyaknya stigma yang terus mengekang dan mengatur kehidupan perempuan, banyak permasalahan yang turut menghiasi. Jika mendengar kasus pelecehan, pasti yang pertama kali pikirkan korbannya adalah perempuan. Banyak macam pelecehan yang terjadi, namun pelecehan verbal catcalling adalah yang paling sering terjadi bahkan hampir setiap harinya tak hanya satu korban yang mengalami. Meskipun pelecehan dapat terjadi kepada siapa saja tidak memandang gender, namun tetap saja hampir seluruh korbannya adalah perempuan.

Advertisement

Banyak yang menganggap catcalling sebagai hal sepele yang tidak seharusnya menjadi permasalahan besar. Tidak adanya kesadaran masyarakat bahwa sekecil apapun bentuk pelecehan tetaplah pelecehan. Meskipun tak semua menyalahkan pelaku, banyak juga yang berstigma bahwa jika mengalami pelecehan maka korban yang bersalah. Banyak yang menyalahkan gaya berpakaian korbanlah yang mengundang para pelaku tersebut.

Menyalahkan korban dengan menyalahkan gaya berpakaiannya, gaya berdandannya, bahkan cara berjalannya tidak bisa dianggap sepenuhnya benar. Memang dalam berpakaian dan berperilaku juga harus tetap memperhatikan etika. Namun, apa yang dilakukan pelaku sepenuhnya salah. Melakukan tindak pelecehan sekecil apapun tidak dibenarkan. Karena kondisi mental setiap orang berbeda, perbuatan seperti itu dapat sangat berpengaruh kepada kondisi psikis seseorang bahkan dapat menimbulkan trauma bagi sebagian orang.

Advertisement

Memang pelecehan verbal berupa catcalling dan sejenisnya yang paling sering terjadi. Namun, kasus pelecehan nonverbal dan tindak kejahatan lainnya seperti penculikan, penganiayaan, perampokan, pencurian, perdagangan perempuan dan lainnya masih sangat banyak terjadi. Bahkan tak memandang tempat dan waktu, oknum-oknum tersebut dapat melakukan aksinya kapan saja dan dimana saja.

Meskipun korban kejahatan tidak pernah memandang gender, tetap saja perempuan yang selalu menjadi korban utama. Karena perempuan selalu dianggap sebagai 'objek' yang lebih lemah terutama dalam melakukan perlawanan sehingga akan lebih mudah dijadikan sasaran.

Meskipun benar bahwa kebebasan adalah hak bagi setiap orang dan hak bagi siapapun, tetap memperhatikan etika dan tetap menjaga kehormatan diri merupakan hal yang paling utama. Kebebasan dalam mengekspresikan diri, kebebasan dalam mengekspresikan segala hal melalui apapun itu bukan berarti tidak memikirkan dan mengabaikan harga diri. Karena setiap orang dinilai dari sikap atau attitude yang mereka tunjukkan. Setiap orang akan dipandang baik, bercitra berkelas serta memiliki value dari apa yang menjadi sifat dan sikapnya. Jika dapat menjaga harga dirinya, menjaga perilakunya, menjaga sopan santun dan tutur katanya. Karena cerminan diri, orang menilai kita dari apa yang menjadi sifat dan attitude kita.

Bagi perempuan meskipun kebebasan adalah hak bagi semua orang. Meskipun kemandirian adalah hal yang memang seharusnya dimiliki siapapun. Meskipun tidak ada lagi pembeda antara derajat laki-laki dan perempuan. Meskipun memang semua jenis tindak kejahatan merupakan hal yang salah, dilarang dan terdapat peraturan perundang-undangan. Tetap saja menjaga harga diri, menjaga perilaku, menjaga sikap dan sifat merupakan sebuah keharusan yang terus dilakukan. Memiliki kebebasan dan kemandirian bukan berarti seenaknya.

'Dunia luar' memang tidak aman dan kita semua tahu hal itu. Sebabnya sebagai perempuan juga tidak boleh hanya berdiri dibawah perlindungan saja jika tidak mau hanya dianggap sebagai 'objek' lemah. Perempuan harus bisa menunjukkan bahwa dirinya kuat. Perempuan harus bisa menunjukkan bahwa dirinya dapat berdiri untuk diri sendiri. Perempuan harus bisa menunjukkan bahwa dirinya tidak bisa disamakan dengan apapun. Perempuan harus bisa menunjukkan bahwa dirinya tak ternilai harganya.  

 Tak hanya dapat menunjukkan bahwa dirinya berharga, tak hanya perempuan, harus bisa menciptakan dunia yang aman bagi siapapun. Dimulai dari diri sendiri menciptakan kehidupan yang aman, damai, tanpa perpecahan bagi siapapun.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

CLOSE