Bukan untuk Dijauhi, Mereka yang Depresi Butuh Perhatian Kita Agar Tidak Memperburuk Keadaan

Depresi adalah kondisi umum yang bisa menyerang siapapun dan ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam serta rasa cemas yang berkepanjangan.

Advertisement

Banyak orang yang mengaku depresi hanya berpura–pura, tetapi mereka yang tak bicara lah yang perlu dikhawatirkan. Salah satu nya adalah Karl Mercer yang pernah berbagi kisah nya di Buzzfeed tentang dirinya yang pernah mengalami depresi, tapi memilih untuk berbohong kepada rekan kerjanya.

Karl Mercer merasa khawatir pengakuan nya dapat malah membuat orang–orang di sekitarnya mencibirnya, dan semakin membuatnya terpuruk. Ya, depresi bukanlah suatu hal yang dapat dibanggakan. Stigma dan pemikiran seperti inilah yang seharusnya diubah dan lingkungan sekitar seharusnya menjadi pendukung dari penderita, bukan sebaliknya.

Berdasarkan berita yang dilansir oleh Kompas.com lebih dari 340 juta orang di seluruh dunia mengalami depresi. Banyak dari mereka yang melukai dirinya bahkan sampai mengakhiri hidupnya. Sungguh mengenaskan, hal ini tidak seharus nya terjadi pada mereka apabila mereka berada di lingkungan yang suportif dan bertemu orang-orang yang tepat, yang dapat membangun motivasi kepada mereka untuk bangkit kembali.

Advertisement

Kita memiliki andil dalam mengubah pola pikir masyarakat. Bahwa depresi, kecemasan berlebih, dan masalah kesehatan mental lainnya bukanlah sakit sungguhan. Depresi bukanlah penyakit yang menular dan bukan juga penyakit yang membahayakan. Depresi juga bukan berarti gila.

Pentingnya bagi kita untuk lebih peduli dengan orang-orang di sekitar terutama mereka yang sedang menghadapi masalah yang berat. Penderita depresi bukan untuk dijauhi, tapi didekati. Depresi memang terdengar seperti suatu hal yang parah, tapi dapat diatasi apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang tepat.

Advertisement

Salah satu caranya adalah menjadi pendengar yang baik bagi siapapun yang sedang mengalami masalah yang berat.Yang mereka butuhkan adalah kehadiran seseorang yang bisa mendengar mereka dan menjadi tempat untuk melimpahkan segala keluh kesah hidup tanpa menghakiminya.  Pertanyaan sederhana seperti “hai, apa kabar?" atau “kamu sedang apa?” bisa sangat membantu untuk membuat diri mereka lebih baik. Dengan begitu, mereka merasa diperhatikan dan merasa penting untuk kamu. Ia akan merasa lebih berarti serta terlindungi dari perasaan dan emosi yang tidak terkontrol.

Selain itu, Wakil Ketua Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia, Diah Setia Utami menyatakan bahwa masyarakat bisa membantu mereka yang sedang mengalami depresi dengan cara mendengarkan mereka berbicara. Hal tersebut dapat membuka pikiran mereka yang sedang mengalami depresi bahwa mereka masih memiliki harapan dan masih banyak orang yang peduli dengan mereka.

Untuk menjadi pendengar yang baik, utamanya adalah menyimak dengan penuh perhatian. Menyimak itu bukan hanya memakai telinga saja untuk mendengar, tetapi juga menggunakan indera lainnya. Seperti mata untuk melihat gerak tubuh dan ekspresi. Hati untuk berempati terhadap apa yang dikatakan. Serta pikiran untuk mengkoneksi setiap kata dan ucapan.

Selain itu, hindari memberikan nasihat-nasihat yang dapat menyinggung perasaan mereka ataupun menggunakan kata-kata yang sekiranya dapat menjatuhkan, dan jangan pernah menyalahkan mereka atas segala masalah yang ada. Sebab, yang sebenarnya paling mengerti dan paling tau apa yang mereka rasakan hanyalah diri mereka sendiri. Kita tidak memiliki andil untuk mengatur hidup mereka. Hal itu hanya memperburuk keadaan.

“Seringkali mereka tahu ada yang terjadi dalam dirinya, tapi seringkali merasa rakut salah menyatakan perasaan. Terkadang mereka sudah bicara tapi tidak didengarkan, malah dinasihati, atau disalahkan. Itu justru memperparah keadaan,” ujar Ibu Diah.

“Tidak memotong pembicaraan, bersifat mendukung, bisa memahami, dan reflective listening. Pokoknya harus benar-benar bisa menjadi orang yang bisa mendengar, bukan hanya mendengar tapi memperhatikan,” tambahnya.

Beliau juga sangat berharap agar stigma depresi di masyarakat bisa dikurangi bahkan dihilangkan. Karena hal tersebut justru menjadi penghambat upaya seseorang menolong dirinya keluar dari situasi depresi. Bahkan justru memperparah keadaan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

CLOSE