Patriaki Merenggut Kebebasan Berekspresi Para Wanita di Indonesia!

Bahasa Indonesia

Seperti yang kita ketahui kebebasan perempuan dari zaman dahulu hingga kini sangatlah bergantung pada budaya yang menomor dua kan kepentingan wanita dan mengedepankan kepentingan lelaki, dimana jika perempuan tidak bisa bebenah rumah terutama memasak pasti akan diperbicarakan di seluruh golongan apakah salah jika seorang perempuan tidak bisa bebenah maupun memasak memang jika bukan perempuan yang bergerak mengurusi hal kecil saja pasti rumah tidak akan rapih, akan tetapi setidaknya nasihati ataupun dengarkan keluh kesahnya mengapa tidak bisa mengerjakan hal rumah tangga.

Kami (Perempuan) sangat menginginkan untuk didengar keluh kesahnya bukan hanya mengomentari lalu menyimpulkan bahwa tidak mengerjakan pekerjaan rumah itu malas. Disaat ini seiring berjalannya waktu emansipasi wanita semakin bergelora untuk didengar dimana hak-hak wanita makin didengar oleh khalayak umum akan tetapi budaya patriaki masih menonjol di lapisan masyarakat dimana jika seorang perempuan lebih tinggi kedudukannya ataupun pendidikan nya pasti selalu saja ada yang bilang jika perempuan kenapa harus sekolah tinggi-tinggi toh ujung-ujungnya didapur masak ngurus suami dan anak, padahal sebenarnya jika ditilik dari segi pendidikan anak seorang ibu adalah madrasah pertama yang mengajarkan anak segala hal untuk mengenal dunia ini seperti menuntun berjalan dan mengajarinya membaca.

Bahkan di zaman ini pendidikan ibu sangat dibutuhkan karena harus ekstra mengajari anak.Jadi sebagai perempuan tidak masalah jika berkedudukan lebih tinggi dari laki karena setinggi tingginya pendidikan wanita hakikatnya wanita ingin dibimbing bukan membimbing,dan untuk kaum lelaki selain bekerja keras teruslah menuntut ilmu agama karena tidak melulu wanita selalu luluh dengan yang ber-uang.

Jika seorang wanita tidak bisa mempunyai keturunan maka akan digunjing habissan, jika wanita tidak menikah diatas umur ideal  digunjing tidak laku, apakah itu pembenaran terhadap emansipasi wanita tidak itu tidak bisa disebut emansipasi wanita. Kita sebagai perempuan harus berdiri sendiri di kaki sendiri tidak usah bergantung kepada lelaki.

Wanita juga butuh pembebasan dalam berekspresi untuk menjadi dirinya sendiri tidak diatur oleh budaya yang mengharuskan wanita diam saja ketika ditindas oleh lelaki. Gusti Nurul pernah berkata : Satu jangan pernah mau dimadu ,Dua,jika seumpama suamimu tinggal di kolom jembatan, kamu harus ikut. Tiga, jika punya rumah sendiri, adik perempuan mu tidak boleh ikut serumah, Empat, Wanita tidak boleh lupa, dia ditakdirkan untuk mendampingi pria. Jadi,sesibuk apapun wanita, tetap harus tetap melahirkan anak-anaknya dan mengasuh dengan kasih sayang. Sekian, terima kasih!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Berkuliah di IAIN Pekalongan

Editor