Perkenalkan nama saya Sabrina Athiyah Nooralviani, yang biasa dipanggil Sabrina. Saya adalah mahasiswi tingkat pertama di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Saya berasal dari Bogor, Jawa Barat. Saya adalah orang yang mudah bersosialisasi dan beradaptasi di lingkungan yang baru. Saya menyukai dance dan gym. Saya ingin membagikan kisah pengalaman saya untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret ini.
Di waktu SMA, saya sangat sering mengikuti kegiatan seperti organisasi dan ekstrakurikuler. Saya mengikuti tiga organisasi dan satu ekstrakurikuler. Ditambah lagi, awal semester satu SMA masih luring, di mana COVID-19 belum ada. Memasuki semester dua, pandemi mulai datang. Yang di awal libur hanya dua minggu, bertambah dua minggu, dan bertambah lagi hingga dua tahun.
Selama tahap pembelajaran daring, saya belajar banyak pengalaman yang baru. Hal yang biasanya luring berubah menjadi daring. Saya jadi lebih dapat membagi waktu karena organisasi yang saya ikuti lumayan banyak. Berbagai program kerja saya ikuti dan taati agar mendapatkan banyak pengalaman. Begitulah kehidupan saya di kelas 10 SMA.
Masuk ke kelas 11 SMA, saya mulai meningkatkan nilai akademik saya. Tapi, saya tetap menjalani kehidupan organisasi saya. Bahkan, saya menjabat di ketiga organisasi tersebut. Waktu itu, saya berfokus untuk mengejar jalur undangan (SNMPTN) ke universitas. Dari kecil, saya memiliki cita-cita untuk menjadi dokter. Oleh karena itu, saya terus tingkatkan nilai saya di bidang akademik dan juga organisasi.Â
Tidak hanya organisasi, saya juga mengikuti olimpiade matematika tingkat Internasional pada waktu itu. Negara yang saya kunjungi adalah Thailand dan Singapura. Saya baru pertama kali menginjakkan kaki di Thailand. Saya sangat suka dengan destinasi wisatanya. Saya diberikan waktu 3 hari untuk rekreasi dan 2 hari untuk lomba. Selama rekreasi, saya membawa buku untuk bahan belajar saya.
Karena saya mengambil bidang matematika, saya harus banyak melakukan latihan soal. Usaha tidak mengkhianati hasil. Saya mendapatkan medali perunggu di kedua negara tersebut. Hal tersebut tidak akan saya lupakan seumur hidup saya. Walaupun sekarang saya berkuliah di rumpun Kesehatan, saya masih tetap menyukai matematika.
Masuk ke kelas 12 SMA, saya mulai melakukan regenerasi kepengurusan organisasi. Saya benar-benar harus fokus untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri. Setiap harinya saya mengikuti bimbingan belajar, bahkan di hari Sabtu dan Minggu. Saya menjadi jarang untuk latihan ke gym karena harus bimbingan. Bahkan, ada di satu saat saya merasa lelah dengan rutinitas saya sehari-hari. Tapi, saya ingat bahwa saya ingin menjadi dokter. Hingga tiba di masa pengumuman SNMPTN 2022. Saya menangis melihat hasil yang saya terima.
Saya tidak menyangka bahwa saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan jalur undangan. Usaha saya selama tiga tahun ini dibayarkan dalam waktu itu juga. Saya sangat bersyukur karena memiliki orang tua dan teman-teman yang mendukung saya.
Hingga tiba saatnya saya mengawali kehidupan saya di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan Masa Orientasi Berjenjang. Dari tingkat universitas, fakultas, hingga program studi saya jalani. Hal yang saya dapatkan sangatlah banyak. Di mulai dari teman dan cara membagi waktu. Kuliah di kedokteran tidaklah mudah, di mana kita harus bisa membagi waktu antara ujian, kuliah, praktikum, organisasi, dan istirahat.
Masa Orientasi Berjenjang ini yang membantu saya untuk membagi waktu sebaik mungkin. Masa Orientasi Berjenjang juga membantu saya untuk mendapatkan pengalaman klinis baru, seperti baksos. Sebelum baksos, saya diberikan materi untuk diaplikasikan ke masyarakat luar supaya saat baksos saya memiliki pengetahuan yang cukup untuk terjun ke masyarakat. Kakak tingkat sangat berjasa dalam bakti sosial ini karena mereka memberikan materi yang sangat banyak dengan cara praktek juga. Saya juga dapat mengenal banyak kakak tingkat selama bakti sosial.
Bahkan, saya tertarik dengan salah satu kakak tingkat tersebut karena pemaparan materinya yang luar biasa. Pada saat baksos (bakti sosial), saya sangat bahagia karena saya dapat membantu masyarakat luar. Hal sekecil itu membuat saya senang.
Selama saya kuliah di Fakultas Kedokteran UNS, saya dapat memahami bahwa saya tidak bisa sama seperti SMA. Saat SMA saya dapat belajar dengan sistem kebut semalam, sedangkan saat kuliah harus beberapa hari sebelumnya. Saat SMA saya dapat santai dan liburan, sedangkan saat kuliah saya harus membagi waktu antara kegiatan dan istirahat. Mahasiswa berbeda dengan siswa, dimana saya harus belajar lebih mandiri karena menjadi anak rantau, saya juga harus dapat membagi waktu antara belajar, organisasi, istirahat, liburan, dan lain-lain.
Kalau dikatakan berat, tentu saja berat. Tapi, ini adalah awal mula saya untuk menjadi dokter yang merupakan cita-cita saya dari kecil. Saya akan terus berjuang dan semangat ke depannya. Sekian pengalaman yang dapat saya berikan, mohon maaf apabila ada kesalahan dan terima kasih.
#nugasdihipwee
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”