Kemarin Kuucapkan Salam Perpisahan, tapi Sekarang Kuucapkan Kalimat Penyesalan

Penyesalan atas perpisahan

Halo kamu, pria yang sampai saat ini masih tersebut di setiap doa-doa baikku. Apa kabarmu? Aku baik tapi masih merindumu. Ya begitulah aku menyembunyikan topengku di depan dunia tetapi mengungkapnya disela kalimat-kalimat yang kutuliskan ini.

Advertisement

Izinkanlah sekali lagi aku menuliskan sesuatu untukmu, karena sesungguhnya rinduku sudah tidak terbendung lagi. Kekosongan hatiku sudah mulai meluapkan sedih sepeninggal pemiliknya. Aku tau pasti kau akan tertawa saat membaca ini, melihat begitu terpuruknya aku atas keputusanku sendiri. Begitu hancurnya aku setelah menghancurkanmu.

Tertawalah sepuasmu, kamu berhak dan aku memang pantas ditertawakan. Aku senang melihatmu akhirnya bahagia, menemukan wanita yang akhirnya mengerti kamu, mencintai kamu dan membuat kamu akhirnya merasakan bagaimana rasanya dicintai. Tidak seperti aku yang terus membuatmu merasa tidak diinginkan dan tidak dibutuhkan. Salahku dan kuakui kesalahanku.

Hari ini sekali lagi kutuliskan sesuatu yang beralamat untukmu, yaitu perasaan-perasaan yang tidak terungkap selama ini. Juga permintaan maafku untuk kesekian kalinya karena sudah terlalu lama dan terlau banyak yang kusembunyikan darimu. Tentang ketakutan dan kecerobohanku. Aku takut karena semakin hari bersamamu semakin tidak kulihat masa depan.

Advertisement

Aku ceroboh, tidak tahu caranya mengungkapkan rasa sayangku dengan benar. Terkesan aneh tapi begitulah aku, terlalu mencintaimu sampai kebingungan dengan rasaku sendiri dan bingung dengan arah hubungan kita. Saat itu aku bukan pesimis dan tidak mau memperjuangkanmu, tapi jika tembok dihadapan kita adalah pemilik semesta ini jujur aku rasa mustahil.

Tentang hari kemarin saat aku menciptakan jarak antara aku dan kamu yg kulakukan sesungguhnya bukan menciptakan jarak atau mencoba menghapus kamu dari hidupku. Aku hanya sedang butuh waktu sendiri. Waktu sendirian bersama sang pencipta dan menyampaikan beberapa hal padaNya. Tentang kamu dan keinginanku. Karena sungguh cerita kita begitu abu-abu dan tak tahu harus kubawa kemana selain kepadaNya

Advertisement


Tuhan jika dia jodohku, maka dekatkanlah. Tapi jika bukan jangan biarkan kami saling menyakiti.


Beberapa waktu setelah hari itu, Tuhan menjawab doaku dengan mempertemukanmu dengan wanita yang sekarang menggantikan aku. Hatiku benar-benar hancur tapi penglihatanku makin jelas jika kamu memang bukan jodohku. Egois rasanya jika aku terus membiarkanmu bergelut dengan perasaan ku yang ingin bersamamu tapi tidak bisa bersamamu. Maka mulai hari ini, izinkanlah aku melepasmu dan semua perasaanku.

Sayang, aku mohon izinkan aku bahagia. Aku harap aku sedang berbicara dengan jiwamu saat ini karena sungguh waktu tidak benar-benar bisa menyembuhkanku. Aku tidak tahu apalagi yang bisa menyembuhkanku selain kamu. Aku rasa masih ada sesuatu yang terpaut di antara kita mengingat perpisahan kita yang terjadi begitu saja. Tanpa ada tangis, tanpa ucapan selamat tinggal, maka saat ini juga melalui tulisanku ini aku memutuskan segala hal yang masih terpaut antara kita.


Jangan lagi hadir di mimpiku. Usailah saja sampai disini.


Aku ingin bahagia dengan hidupku, tidak dihantui kenangan kita atau kesalahanku terdahulu. Aku sudah menyampaikan apa yang kusembunyikan. Aku mohon maafkan dan relakanlah apa yg terjadi supaya semesta benar-benar merestui perpisahan kita. Restuilah kebahagiaanku karena sungguh kutuk dan ucapmu teramat menyiksaku.

Jika kamu terkejut dengan pribadi yang ada dalam tulisan ini, aku ingin mengakui bahwa inilah aku yang sebenarnya. Rapuh dan begitu mencintaimu, inilah aku yg tidak pernah kutunjukkan pada siapapun dan kutunjukkan di tulisan ini. Aku hanya berharap Tuhan sampaikan padamu melalui cara terbaikNya.


Aku ingin bahagia dengan atau tanpa kamu


Akhir kalimat aku ingin mendoakan supaya kamu dan dia bahagia, supaya aku segera sembuh dari semua kesakitan ini dan supaya semesta menjauhkan kita satu sama lain


Begitu jauhnya jarak antara aku dan kamu, sejauh aku pada Tuhanmu, aku pada restu ibuku dan aku pada wanita barumu.


Kuharap nanti, suatu saat aku bisa menertawakan diriku sendiri saat membaca tulisan ini. Membaca perasaanku dan kisah kebodohanku.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

I'm not a girl not yet a woman

Editor

Not that millennial in digital era.

CLOSE